UNTITLE
Jongin pria manis berkulit tan mempesona, si pendiam Yang selalu merasa bahwa dirinya bukanlah apa-apa. hanya seorang anak dari pasangan sederhana yang tinggal di sebuah perumahan sederhana, pekerjaan sang ayah yang hanya seorang pegawai negeri sipil dan ibu yang hanya seorang ibu rumah tangga membuat jongin juga tumbuh menjadi seorang anak yang sangat sederhana.
tidak pernah menuntut sesuatu hingga dalam kata harus di turuti. jongin juga adalah seorang yang pendiam membuat nya tidak punya banyak keinginan dari pada teman-teman seumurannya.
jongin kini duduk di bangku SMA di sebuah sekolah negri yang lumayan favorit, tapi kalau kata jongin alasan mengapa jongin sekolah disini adalah karena biaya sekolah di tempatnya menuntut ilmu ini sedikit lebih ringan dari pada sekolah-sekolah lain dengan mutu yang nyaris sama.
setiap pagi jongin akan bangun lebih lambat dari semua orang dirumahnya karena jongin sangat suka tidur. jongin akan mengendarai skuter matiknya dan berangkat kesekolah. skuter adalah barang paling mewah yang jongin punya. dulu jongin mengikuti sebuah kompetisi menari dan berhasil memenangkannya hingga akhirnya hadiah uang pun jatuh ketangan jongin.
uang itulah yang jongin gunakan untuk membeli skuter miliknya, dan jongin bangga dengan hasil kerja kerasnya itu. tidak apa tidak semewah yang teman-temannya miliki, tidak apa tidak semahal milik teman-temannya yang penting skuter itu hasil kerja keras jongin sendiri.
hari ini senin pagi yang menyebalkan untuk jongin, jongin berjalan dengan malas memasuki gerbang sekolah nya dan dengan enggan berjalan menuju kelasnya. senin menyebalkan karena harus ada upacara rutin yang membuat jongin benar-benar enggan berada di bawah sinar matahari.
jongin berjalan dengan tidak fokus hingga tanpa sengaja jongin menyenggol bahu seseorang, dan reflek jongin mendongak untuk melihat siapa yang ada di depannya. seorang pria tinggi berdiri di depan jongin dengan senyum lebar yang terlihat menyenangkan dan ramah menurut jongin.
namanya park chanyeol, kakak kelas jongin yang terlihat paling bersinar dimata jongin sejak masa orientasi sekolah satu tahun yang lalu.
"oh, jongin. hati-hati dong. masih mengantuk ya?" kata pria park itu sambil menggusak kepala jongin membuat jongin juga tertawa malu.
"iya kak, aku benci hari senin." kata jongin dengan nada sebal.
"jangan begitu lah"
"memang kenyataannya begitu" kata jongin sambil meneruskan jalannya menuju ke kelasnya. ingin melarikan diri dari pria park yang membuat jantungnya berdegup tidak menentu sejak pertemuan pertama mereka.
"hei aku tahu kamu benci hari senin tapi jangan terlalu kesal juga" ucap chanyeol yang ternyata masih mengikutinya juga.
"kenapa mengikutiku? kelas kakak ada disana tuh tuh" kata jongin sambil menunjuk kelas chanyeol yang berada di area depan sedang kelas jongin ada di bagian belakang karena jongin masih di kelas 2 sedang chanyeol sudah ada di kelas 3.
"oh iya" jawab chanyeol dengan wajah bingungnya yang membuat jongin tertawa keras. bagaimana bisa kakak kelasnya ini bisa sangat lucu dimata jongin.
"nah harusnya kamu tertawa saja, kamu sangat menggemaskan saat tertawa" ucap chanyeol sebelum berlalu pergi meninggalkan jongin yang diam mencerna ucapan chanyeol sebelum berlari menuju kelasnya setelah sadar jika jongin barusaja di gombali oleh kakak kelas yang diam-diam dia sukai. hell no!
istirahat siang datang begitu saja dan rasa lapar membuat jongin dan baekhyun, teman paling dekat yang jongin miliki di sekolah ini berjalan sambil bercanda menuju ke kantin untuk makan siang karena perut keduanya sudah benar-benar lapar. sampai dikantin bukan sambutan menyenangkan yang mereka dapatkan tapi tatapan sinis dari beberapa kakak kelas yang membuat jongin mengerutkan dahinya.