FRIENDS? - 4
setelah kepergian sehun tadi pagi, jongin hanya berdiam diri dikamarnya saja. rasanya jongin benar-benar malas melakukan apapun. untuk sarapan pagipun sehun yang harus membawakan sarapan jonginn untuk naik ke kamar mereka. entah apa yang sebenarnya jongin rasakan akhir-akhir ini. dulu sebelum ketahuan jika jongin sedang hamil semuanya baik-baik saja. jongin bisa melakukan semua yang dia inginkan tanpa terganggu apapun tapi kini semuanya berubah.
semua hal yang jongin lakukan sekarang terhambat karena gejala-gejala yang muncul di kehamilannya yang baru memasuki bulan ke dua saat ini. sehun jadi terpaksa menggantikan jongin mengantar dan mengambil tugas akhirnya dan terpaksa juga menunda intern di perusahaan papa. jongin jadi merasa bersalah sebenarnya.
jongin pergi mandi ketika rasa malasnya hilang dan langsung bergegas untuk turun sedikit memasak mungkin bisa menaikkan mood jongin yang masih down sejak pagi tadi. meski nyatanya jongin tidak pandai memasak tapi hidup merantau membuat skill memasak jongin cukup bisa dipertimbangkan, meski hanya asal campur saja sebenarnya.
langkah kaki jongin terhenti karena melihat mama mertuanya ternyata sudah lebih dulu ada di dapur. mama terlihat cukup sibuk dengan kompor penggorengan dan juga beberapa bahan masakan yang membuat jongin super malu. saat jongin sedang super malas dan mengurung dirinya di kamar mama mertuanya malah justru sibuk menyiapkan makan siang. jongin jadi seperti menantu yang tidak tahu diri jika seperti ini.
"mama maaf" ucap jongin sambil berjalan pelan menghampiri mama mertuanya yang sedang memasak itu.
"loh jongin sudah bangun? sudah lebih baik?" tanya mama sambil menoleh dan melihat kearah jongin dengan senyuman. mama sehun memang benar-benar cantik diusianya yang kini tak lagi muda. pantas sehun juga sangat menarik.
"maaf ya ma, disaat mama sibuk aku malah malas-malasan saja di kamar" ucap jongin lagi menyuarakan penyesalannya.
"tidak masalah, mumpung mama ada disini dan tidak tahu akan melakukan apa jadi mama memasak untuk kalian berdua. tidak ada alergi dan tidak ada yang tidak bisa kamu makan kan jongin?"
"aku bisa makan semuanya mama. aku bantu ya ma?"
"tidak perlu. duduklah dengan nyaman dan temani mama saja sambil menunggu sehun pulang"
"ma, maaf ya jongin tiba-tiba muncul dan membuat kekacauan seperti sekarang. jongin dan juga sehun berasal dari keluarga yang benar-benar berbeda, kami menikah juga bukan karena sebuah rencana yang matang. semuanya mendadak dan karena hal yang tidak bisa di banggakan. sehun pasti sudah direncanakan untuk punya masa depan yang lebih dari ini. jadi maaf ya ma" ucap jongin yang membuat mama sehun yang awalnya mengerutkan dahinya dalam mencoba mencerna apa yang jongin katakan akhirnya tersenyum juga.
mama sehun jelas tidak pernah meragukan keinginan sehun. sehun memang sangat egois dengan keinginannya dalam segala hal dan mama jelas tahu jika memiliki jongin adalah salah satu dari banyaknya keegoisan yang sehun miliki dan harus diwujudkan apapun caranya. mama sehun mematikan kompornya dan berjalan mendekati jongin yang duduk dengan gelisah di kursi ruang makan. mama sehun langsung mengusap kepala jongin dengan lembut. satu hal yang mama sehun tahu ternyata jongin adalah anak yang baik, benar-benar baik.
"kekecewaan pasti ada di setiap lubuk hati orang tua jongin. mama dan papa sehun jelas ingin sehun bisa berdiri di kedua kakinya sendiri terlebih dahulu sebelum akhirnya membawa seseorang untuk berdiri disampingnya seperti sekarang. tapi akan semakin tidak bijaksana jika papa dan juga mama memutuskan untuk membuat sehun lari dari tanggungjawab yang harus dia tanggung. tidak apa-apa sedikit terlambat, tidak apa-apa tidak seperti yang lainnya karena setiap anak pasti memiliki proses yang berbeda-beda jadi jangan khawatirkan hal yang tidak perlu." mama tersenyum sambil mengusal rambut halus jongin.