🌹🌹🌹
JUAN memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah kawasan elit kediaman Theo, teman baiknya. Dia lega ketika akhirnya kedua anak gadisnya mau ikut.
"Ayo turun," kata Juan melirik Vero dan Alice dari center mirror mobil.
Bete, keduanya terpaksa menurut ikut. Bukan hanya dipaksa ikut tapi dipaksa berdandan. Effort banget! Untuk apa coba? Tadinya Vero dan Alice berniat memakai jeans dan atasan crop top dengan makeup seadanya, tapi Juan langsung menolak keras karena kurang sopan, katanya. Ngeselin kan? Padahal makan bersama doang loh, bukan hajatan.
"Dua-duanya anak Papa cantik banget. Itu pasti karena ngikut gen Papa," ujar Juan dengan pede seraya melirik kedua anaknya sekali lagi dari center mirror mobil.
Memang Vero terlihat sangat anggun dengan cute dress yang membalut tubuhnya saat ini. Rambut ikal yang dibiarkan terurai dan makeup soft di wajahnya, Vero selalu berhasil menarik perhatian banyak orang tanpa dia sadari. Keluarga sering memanggilnya ibu peri karena kecantikannya yang terlihat tidak masuk akal.
Alice, disisi lain, punya style-nya sendiri. Dress isn't her thing. Jadi hari ini dia memakai celana kulot highwaist berbahan kain, dengan atasan sabrina slimfit. Keduanya punya selera yang berbeda dalam penampilan tapi tetap terlihat sopan, mewah, berkelas dan modis. Cantik tidak pernah jauh dari mereka.
"Ih enak aja kamu. So pasti mereka cantik itu karena gen Mamanya. Bukan kamu," Agatha menepis tidak terima.
Here we go again! Vero dan Alice memutar bola matanya malas.
"Pa, Ma. Udah deh. Gak selesai selesai masalah gen. Bosen dengarnya," dumel Vero.
"Tau ya, itu-itu mulu.." Alice menambahkan. Untungnya Juan dan Agtaha mau berhenti. Itu adalah record tercepat mereka berhenti berdebat tentang gen.
Melangkahkan kaki keluar, mereka turun dari mobil. Kehadiran mereka disambut senyum hangat Theo dan istrinya yang sudah menunggu di teras rumah.
"Theo. How are you?" Juan menjulurkan tangannya terlebih dahulu yang kemudian disambut cepat oleh Theo.
"Good! How about you, hm?"
"Not so good. You know, stressed about work. Tapi tiap hari tetap makin keren."
Ck! Decak kesal lolos dari bibir kedua anak gadis Juan setelah mendengar penuturan Papa mereka yang pedenya memasuki level rawan. Gak ketolong! Gak nyadar udah ubanan.
Setelah itu, Juan dan Theo berbicara santai entah tentang apa. Vero dan Agatha yang berdiri di belakang kedua orang tua mereka tidak terlalu peduli. Namun, Vero akhirnya menyadari kedekatan Juan dan Theo saat keduanya asik tertawa terbahak-bahak hanya karena bertukar jokes yang tidak lucu. Selama ini Vero tidak pernah tau ada teman akrab papanya yang bernama Theo. Atau memang karena dianya aja yang tidak peduli urusan orang tuanya ya? Yep. Mungkin gitu sih. Vero dan Alice memang secuek itu ke hal-hal yang tidak ada faedahnya untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...