🌹🌹🌹MENAHAN segala ketakutannya akan trauma masa lalu, Vero akhirnya selesai membuatkan bubur sederhana dengan susah payah. Effortnya kali ini gak main-main. Walau cuma bubur, tapi dia mendebat hatinya yang gemetaran berjumpa lagi dengan kompor dan sekawanannya.
Membawa dua mangkuk bubur-satu untuk Roy, satu untuk Elnino- di atas nampan dan dua gelas air minum hangat, Vero berjalan hati-hati masuk ke kamarnya. Sangkin hati-hatinya, kalah sama kecepatan keong siput.
Saat pintu terbuka, dia menoleh pada Roy yang sudah terbangun. Duduk bersandar pada sandaran kepala tempat tidur. Masih tampak lemas tapi dengan sabar mendengarkan Elnino ngalur-ngidul di sebelahnya.
"Kok udah bangun, mas?"
"Pusing kalo tidur terus.."
Vero mengangguk.
"El. Ini makan dulu. Elnino bisa sendiri kan makannya?" tanya Vero sembari menyodorkan bubur yang beralaskan nampan ke arah anak itu supaya gak tumpah dan gak kepanasan.
Elnino mengangguk patuh.
"Mas, kamu makan dulu ya biar minum obat. Nih.." kemudian Vero menjulurkan mangkok bubur untuk Roy.
Tapi Roy diam aja. Mantap Vero penuh arti. Untung istrinya langsung paham.
"Ck! Kalo mau di suapin tuh ngomong, mas. Jangan diem.." omel Vero mengaduk bubur untuk Roy.
Suaminya itu hanya mengerjapkan mata seperti anak kecil. Ternyata seorang Roy Rainero yang mempunyai wajah dingin dan misterius itu punya sisi manja kalo lagi sakit. Hadeh.
Vero mengambil sesendok bubur untuk dia tiup sebelum akhirnya memberikannya pada Roy yang patuh makan walau perlahan.
Karena pada dasarnya seorang Roy Rainero pendiam, jadi hanya ada keheningan yang bercampur suara mangkok di ruangan itu. Dengan sesekali suara Elnino yang bahagia karena Vero menyalakan tv di kamar itu supaya sang anak bisa nonton cartoon kesukaannya. Awkward juga kalo terlalu hening.
"Mas. Kamu kalo udah laper, aku belum bangun, jangan di tungguin. Telfon Bu Iis aja biar bantu masak kalo gak mau order. Liat nih kamu telat sarapan, maag nya kambuh kan?" oceh Vero kayak seorang ibu marahin anaknya.
"Saya belum makan dari kemarin malam."
Vero mengkerutkan keningnya.
"Kenapa?"
"Saya nungguin kamu pulang."
Tunggu. Nungguin pulang? Vero gak paham. Roy gak makan karena nungguin Vero pulang?
Perempuan itu coba mengingat kejadian yang terjadi kemarin malam. Dia, Elnino dan Kendrick keluar dari mall dan memutuskan untuk keliling-keliling karena sahabatnya itu udah lama gak mengintari kota kelahirannya. Setelahnya mereka makan malam bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...