Ready For Love - 45

25.2K 1K 19
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌹🌹🌹

"MAS, c'mon. Jangan kayak gini!"

"Gak mau, Jen!"

"Mas. Seriously? Lebih susah nyuruh mas makan ketimbang Elnino. Tiga suap aja, janji."

"Gak mau!"

"Ohmyghaad! Mas! Aku harus ke kantor 10 menit lagi. Udah 30 menit untuk makan 3 sendok aja mas gak mau. Gimana mau sembuh?"

Roy menggeleng sembari menutup mulutnya dengan tangan. Kemudian mendorong sendok yang terjulur di depan bibirnya. Sejak dia bangun malam tadi dan gak menemukan ada Vero di ruangan kamar inapnya, dia menolak untuk makan. Pagi ini pun dia tetap keras kepala gak mau makan sebelum Vero datang. Cape banget Jennifer membujuknya dengan berbagai alibi tapi sayangnya Roy gak semudah itu untuk percaya janji manis Jennifer.

"Tunggu Vero datang," katanya.

Adik perempuannya itu mendengus kesal.

"You know what? I give up." Jennifer meletakan mangkuk bubur Roy di atas meja, lalu berjalan keluar kamar inap Roy untuk mencari udara segar.

Tak lama dia berdiri di depan pintu, salah seorang suster datang membawa nampan berisi obat untuk diminum Roy.

"Untuk Roy Rainero ya, sus?" tanya perempuan itu

"Iya, Bu.." jawab suster itu ramah.

Jennifer menghela napas.

"Tapi mas Roy masih belum mau makan dari tadi malam, sus. Obat yang tadi malam juga belum dia minum." Raut wajah Jennifer terlihat frustasi. Dia udah gak paham lagi gimana caranya supaya Roy mau. Bukan dia gak mau minta tolong Vero datang tapi Vero udah terlebih dahulu memberi tau kalo dia gak mau datang. Jennifer gak bisa memaksa. Vero punya hak untuk menolak, apalagi dengan semua sakit hati yang Roy lakuin untuknya.

"Tapi kalo obatnya gak di minum, pasien bakal lebih lama di rumah sakit, Bu."

Jennifer mendesis. Dia juga tau tentang itu tanpa di bilang. Ck!

"Yaudah, sus. Tolong letakin obatnya di atas meja aja."

Suster itu mengangguk lalu masuk ke dalam kamar sedangkan Jennifer masih berdiri di luar. Otaknya bekerja keras untuk memutuskan apa yang mau dia perbuat. Should she call Vero? but she isn't sure enough. Gimana kalo Vero malah marah dan gak suka? Karena Vero cukup jelas memberi tau kemarin kalo dia gak mau datang.

But she has no other choice, jadi mau gak mau Jennifer memberanikan dirinya untuk menghubungi Vero.

Bunyi dering pertama.

Jennifer gugup mengigit kukunya.

Bunyi dering kedua..

Suster membuka pintu untuk keluar dari sana.

Ready For Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang