🌹🌹🌹SELESAI mandi, Roy keluar, menemukan Vero sudah tidur menyamping di atas kasur. Jam masih menunjukkan pukul delapan malam. Kenapa Vero cepat sekali sudah tidur, pikirnya. Padahal dia ingin mengobrol tapi sudahlah.
Roy masuk ke dalam selimut, merapatkan badannya ke Vero yang memunggunginya. Tangannya perlahan dia lingkarkan ke pinggang ramping sang istri. Vero punya aroma khas yang membuatnya candu. Selalu damai rasanya ketika dia memeluk perempuan itu.
Baru dia ingin memejamkan mata, Vero tampak bergerak karena merasakan ada tangan yang membuatnya berat di pinggang.
Vero menoleh dan segera melotot horor.
"AAARRRGGGHHH!!" jeritnya histeris sambil menghempaskan kasar tangan Roy.
Pria itu kaget dan segera duduk. Kepanikan tergambar jelas di gurat wajahnya. Kenapa Vero tiba-tiba teriak? Apa karena gak nyaman di peluk? Tapi bukannya kemarin dia udah ijin untuk meluk setiap malam kalo mau tidur? Atau apa? Apa? Apa? Apa?
Semua kemungkinan-kemungkinan bermunculan di kepala si Roy pemikir.
"Vero, saya minta maaf. Saya gak ber-"
"Mas. Its oke. Aku kaget doang. Aku pikir entah siapa," potong Vero saat menyadari wajah Roy yang panik.
Roy mengangguk.
Saat keadaan terasa tenang, perlahan dia kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Vero. Istrinya itu gak jadi ngantuk lagi karena kejadian yang membuatnya tersentak tadi.
Sepuluh menit berlalu, dua puluh menit berlau, mereka masih sama-sama hening.
Roy merutuki dirinya sendiri yang lidahnya selalu kelu setiap kali ada kesempatan untuk ngobrol banyak dengan Vero seperti saat ini. Dia menyadari ternyata dia secupu itu, lowkey mencium, lowkey khawatir, lowkey perhatian. Pantes Vero gak suka dia, pikirnya. Secemen itu saya, katanya. Bahkan dia gak berani melanjutkan niatnya untuk memeluk Vero.
Roy berdeham, mengumpulkan keberanian. Kalo dia gak lalukan, dia bakal kepikiran. Kalo dia lakukan, overthinking juga. Serba salah dia tuh. Jadi yaudahlah lakukan aja.
"Vero. Belum tidur?"
Aish! Roy pengen mukul diri sendiri rasanya. Udah jelas-jelas Vero belum tidur, kenapa nanya itu sebagai pembuka sih? Jadi terlihat tolol dan gak natural.
"Belum.."
Roy diam. Lalu menoleh pada Vero yang sedang menatap langit-langit kamar. Posisi keduanya sedang terlentang.
"Saya ingin minta maaf sama kamu."
Kalimat itu membuat Vero heran dan langsung menoleh pada Roy.
"For what?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...