🌹🌹🌹LET'S DIVORCE.
Let's Divorce.
Let's Divorce.
Kalimat itu berulang-ulang terngiang di kepala Roy. Sudah dua hari dia gak tidur sama sekali. Isi pikirannya penuh. Dadanya sesak. Makan pun tak selera lagi, hanya alakadarnya, itu pun supaya maagnya gak kambuh walau dia mulai merasa ulu hatinya sakit.
Udah dua hari ini juga dia mengurung diri di ruang kerjanya di rumah. Pakaian yang dia kenakan tetap sama seperti hari dimana Vero pergi dari rumah mereka dan gak pulang-pulang. Di telfon selalu gak masuk. Vero sengaja menghindar, dia tau. Siapa juga yang mau lagi mendengar omong kosong dari manusia kayak dia? Gak ada.
Kantong matanya menghitam. Matanya sayu sendu. Sepanjang dua hari ini, semua yang menghubunginya tidak di gubris. Hanya mau bila itu Vero. Tapi nihil.
Dunianya terasa buram dan lambat laun menggelap. Elnino gak ada di pikirannya saat ini. Untungnya anak itu ada di rumah Theo sehingga dia tidak terlantar karena keegosian orang tuanya.
"Bu Iis. Mas Roy ada dimana?" tanya Jennifer yang datang berkunjung. Sangat khawatir dia dengan Roy. Dia memang gak tau jelas perkara yang terjadi di malam terakhir pertengkaran Roy dan Vero. Tapi dia mendengar ceritanya dari Alice dan Alice mendengar dari Kendrick.
"Eh, non Jennifer. Pak Roy ada di ruang kerjanya, non. Dia gak mau keluar. Makan juga cuma tiga sendok. Saya khawatir pak Roy sakit, non."
Jennifer mengehela napas.
"Yaudah, Bu. Saya ke mas Roy dulu."
Bu Iis mengangguk. Kemudian Jennifer jalan menghampiri pintu ruang kerja Roy. Mengetuknya beberapa kali tapi gak ada jawaban. Sehingga dia berpikir untuk memutar gangang pintu, kali aja terbuka. Dan ternyata dugaannya benar. Pintu sedang tidak di kunci.
Pintu terbuka. Di dalam sana Jennifer menemukan Roy duduk di kursi kerjanya. Melamun dengan tatapan kosong. Punggung kedua tangannya ada luka. Ruangan Roy berantakan, semua barang-barangnya berserak di lantai, sisa amukan pria itu malam kemarin.
Jennifer perlahan mendekati Roy yang sama sekali tidak perduli dia datang. Dia cukup hati-hati, takut di usir bila terlalu mengusik.
"Mas.." Jennifer meletakan telapak tangannya di atas bahu Roy.
Hening.
"Jangan nyakitin diri sendiri dengan kayak gini. Mas masih ada Elnino.." sambung Jennifer.
"I deserve this because i've hurt her so badly.." jawab Roy lirih, kembali meneteskan air matanya.
Jennifer menghela napas, lalu menangkup kedua pipi pria itu untuk menatap netranya.
"Tapi kalo kayak gini gak akan merubah apapun, mas. You should genuinely apologize and mean it. Dan setelah itu tunjukin kalo mas emang mau berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...