Ready For Love - 15

32.9K 1.2K 14
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌹🌹🌹

MENABUR bedak dengan beraneka ragam riasan yang berwarna lembut, Vero menatap dirinya di cermin untuk bersiap-siap berangkat kerja. Tanpa berusaha lebih, sebenarnya Vero selalu berhasil membuat orang terpesona dengan dandanannya yang sederhana.

Mencari-cari cara agar suasana hatinya membaik setelah badai rumah tangga yang gak penting di bahasnya itu, dia menyetel beberapa playlist, mengiring-ngiringinya disana.

Dari pantulan cermin, Vero melihat pintu kamar dibuka perlahan. Memunculkan Elnino dari balik pintu, berjalan masuk, masih menggunakan baju tidurnya.

"Kenapa, El?" tanya Vero ketika melihat wajah gusar anak itu.

"El mau e'ek, aunty.." katanya.

"Ha?!" jerit Vero kaget, lalu buru-buru berdiri dengan panik.

"Kamu mau e'ek?"

Elnino mengangguk dengan wajah menahan si itu yang udah di ujung.

Aduh!

Aduh!

Vero panik sendiri, kini mondar-mandir.

"Uhmm.. Uhmm.. Kamu biasanya e'ek nya gimana?"

Aish pertanyaan macam apa itu? Orang biasa e'ek ya ngeden lah, selain dari itu emang ada? Pertanyaan itu hanya buat Elnino jadi bingung aja.

"Di kamar mandi.." ucap Elnino sambil meremas tangannya menahan diri sekuat tenaga sampai wajahnya memerah.

"Iya juga sih. Uhmm.. Yaudah, ayo. Aunty anterin.." Vero bingung harus apa. Benar-benar gak ada pengalaman. Dia celingak-celinguk sendiri. Lalu menuntun Elnino yang berjalan mulai gak leluasa. Takut kecipirit.

Begitu di kamar mandi, dia membantu Elnino menanggalkan celananya, kemudian menggendongnya untuk duduk di closet.

Saat dia ingin keluar untuk membiarkan urusan Elnino, eh tiga jari di tangan kirinya malah digenggam oleh anak itu. Gak mau di tinggal.

Vero mencak-mencak di dalam hati tapi gak tega juga buat ninggalin. Jadinya dia disana berdiri nungguin Elnino buang air besar, disertai dengan tangan kanannya yang menutup hidungnya rapat-rapat beberapa detik, di buka lagi untuk menghirup oksigen, kemudian di tutup lagi.

Haruskah ini pengalaman berkesan yang patut dibanggakan? Karena ini pertama kalinya Vero mencebok anak kecil setelah buang air besar. Dan dia sangat bangga bisa melewatinya.

"Elnino. Aunty mau pergi kerja. Kamu sama Bu Iis dulu ya di rumah. Nanti kalo udah siang, di anterin ke rumah opa oma sama Pak Ari. Oke?"

"Ya, aunty."

"Pinter. Yaudah. Bye, El.."

"Dadah, aunty.."

"Oh iya. Kiss dulu dong.."

Ready For Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang