🌹🌹🌹ROY merabakan tangannya di sebelah, mendapati kasur yang di tidurnya kosong. Yang artinya Vero gak ada. Panik menyeruak dadanya. Memaksa matanya terbuka lebar dan segera duduk. Kemana Vero? Skenario buruk berkelana di kepala pria itu kini mencuat. Bertanya-tanya apa istrinya pergi karena merasa gak nyaman atas peralakuannya tadi malam? Apa dia terlalu memaksa? Kepala Roy pusing mendadak.
Dia meraih pakiannya yang tergeletak sembarang di lantai sebelah kasur, memakainya segera untuk mencari Vero. Demi apapun hatinya gak tenang.
Dudududuuuu~
Lalalaaaalaaa~
Langkah gusarnya terhenti di depan kamar mandi. Sayup-sayup terdengar senandung kecil dari dalam sana.
Thanks God!
Bernapas lega, Roy segera tau bahwa ketakutannya gak nyata. Vero lagi di kamar mandi. Bukan Pergi.
Mengusap wajahnya perlahan, Roy menyadari seluruh dari dirinya udah berketergantungan dengan Vero sekarang.
Ceklek!
Vero terbelalak kaget saat membuka pintu kamar mandi dan mendapati ada Roy berdiri di depannya, mematung menatapnya dengan wajah sedikit pucat diam tak bergeming. Tergores di lekuh wajah tampan itu sisa ketakutannya.
"Mau ngapain kamu, mas?" tanya Vero penuh telisik memicingkan mata.
"A-anu.."
"Mau ngintip ya? Ngaku!" Vero menunjukkan kepalan tangannya yang seolah-olah siap meninju. Lucu juga rasanya ingin memukul suami sendiri kalo benar dia mengintip. Pasalnya tadi malam mereka sudah saling melihat detail tubuh satu sama lain.
"Bukan, bukan. Saya pikir kamu pergi ninggalin saya.." bantah Roy.
Lipatan-lipatan di kening Vero timbul setelah mendengar itu. Apalagi melihat raut wajah Roy yang tidak tenang, mendukung pernyataannya.
"Kenapa kamu jadi mikir gitu, mas? Ya enggalah. Apa juga alasannya buat ninggalin?"
"Karena kejadian tadi malam-maybe?" jawab Roy ragu sambil mendelikkan bahunya.
Vero tertawa kecil, lalu mendorong perlahan tubuh suaminya dengan tubuhnya supaya memberinya akses lewat.
"Yang ada kamu kali mas yang mau ninggalin? Kan tadi malem kamu kepaksa harus gagal.."
"Engga. Saya gak ada kepikiran sedikitpun begitu," jawab Roy cepat dengan sekali tarikan napas.
Vero menoleh ke belakang untuk menatap Roy, lalu tersenyum. Senyuman itu menular, membuat suaminya ikut tersenyum. Untungnya keadaan mereka gak canggung pagi ini akibat kejadian tadi malam. Vero terlihat santai, lega hati Roy.
Hening.
"Oh iya, sayang. Saya ada sesuatu untuk kamu."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...