Ready For Love - 41

21.9K 842 13
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌹🌹🌹

BERJAM-JAM Vero berkutat dengan laporan kerjaanya, melakukan diskusi bersama rekan sedivisi untuk hasil terbaik, akhirnya sore ini selesai tepat waktu. Perempuan itu menghela napas, memerhatikan jam sudah menunjukan pukul lima sore. Dia harus cepat karena udah janji dengan Elnino.

Merapikan beberapa alat kerjanya di atas meja, Vero mendapati Kendrick masuk ke dalam ruangannya dengan ekspresi wajah yang Vero bingung ada apa. Mungkin seperti gak enak hati?

"Ver. Gimana lo sama Roy? Gue udah dengar ceritanya dari Bunga."

So, this is about it. Oke.

Perempuan itu berhenti sejenak untuk menatap Kendrick.

"Masih belum selesai," katanya cuek, lalu menyusun kembali berkas-berkas di dalam laci.

"Ver. Gue sama Bunga mikir ini gak baik kalo kelamaan di selesaikan. Kita berdua gak enak banget sama lo dan Roy. Kita mau kok bantuin lo ngomong sama Roy."

Is it must to do? Vero has no idea.

"Udahlah, Drick. Gue lagi gak mau bahas itu dulu. Kepala gue rasanya penat banget.."

Kendrick mengangguk. Diam, memperhatikan langkah Vero di ruangan itu yang mondar-mandir, sampai akhirnya dia ingat sesuatu.

"Oh ya, Ver. Lo ada kegiatan gak setelah ini?"

"Ada. Mau jalan sama Elnino ke mall.."

"Oh, yaudah deh."

Vero berhenti dan mengernyit saat mendengar ucapan Kendrick.

"Emang kenapa?"

"Oh, engga. Tadinya gue mau ngajak lo kalo gak ada kegiatan. Malam ini gue mau resmiin hubungan gue sama Bunga.. Hehe.."

"Demi apa?" Mata Vero membulat bahagia.

Kendrick mengangguk untuk meyakinkan.

"Duh! Gue terharu banget lo mau serius, Drick.." Vero berjalan ke arah sahabatnya itu lalu memeluknya erat.

"Gue ikut deh. Gue pengen jadi saksi awal mula hubungan kalian," sambungnya lagi sambil melepas pelukannya. Senyumnya merekah lebar.

"Boleh aja, sih. Terus, janji lo sama Elnino gimana?"

Vero tampak berpikir sejenak. Iya juga, pikirnya. Dia gak mau mengecewakan anaknya.

"Uhm.. Kalo gue bawa Elnino, gapapa kan ya? Gue gak mau dia kecewa kalo gue tiba-tiba batalin jalan-jalannya."

"Boleh dong. Boleh banget malahan."

"Yesss!!" Vero merentangkan kedua tangannya di udara. Itung-itung ini sebagai bentuk meluapkan kegundahan hatinya yang akhir-akhir ini terlalu menyesakan dada.

Ready For Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang