🌹🌹🌹
WEDDING DAY.
Hari yang paling ditunggu akhirnya tiba. Tapi bukan hari yang ditunggu oleh Vero. Maap maap aja kalo salty. Emang faktanya Vero terpaksa dengan ini semua.
Mengusung pesta pernikahan yang sederhana, Roy dan Vero disetujui kedua orang tua mereka untuk tidak terlalu hebring. Tamu undangan gak banyak. Dan terkesan private.
Keluarga besar dari kedua mempelai sudah hadir di sana dan tampak sangat bersemangat. Mereka juga mengundang kedua orang tua Sheila sebagai wujud hormat. Untungnya gak banyak drama meminta ijin menikah lagi. Ribet juga kalo scene-nya kayak drama di sinetron-sinetron azab.
Dekorasi bunga-bunga yang disusun rapi pada tepi kursi, karpet merah yang terbentang dari pintu masuk sampe ke altar dan dentingan piano yang bergema di ruangan itu membuat suasana penuh kehangatan yang dibalut dalam sukacita.
Roy sedang mempersiapkan dirinya di salah satu ruangan kecil. Tampak gagah dan menawan menggunakan kemeja hitam yang dilapisi setelan wedding suit putih slimfit yang senada dengan warna ankle pants yang dia pakai. Dilehernya terikat sempurna dasi putih berliris hitam. Di raut wajahnya tak terlihat kegugupan. Menghabiskan waktu dengan diam sedari tadi. Bergulat dengan pikirannya sendiri. Dan gak ada seorang pun yang mengerti apa yang dirasakan kini.
"Mas.." Suara Jennifer menyadarkan Roy dari pikirannya.
"Are you oke?"
Jennifer benar-benar mengkhawatirkan perasaan Roy. Dia tau bahwa Roy berdebat hebat dengan orang tuanya hingga bisa memutuskan untuk menyetujui pernikahan ini. Jennifer tau ini tampak gila dan gak masuk akal. Sheila adalah cinta pertama Roy. Kematian memisahkan mereka berdua. Memang dia sempat berfikir kalau Roy mungkin akan menikah lagi tapi gak secepat ini juga.
"Hmm" angguk Roy lemah. Dari sorot matanya yang sendu, Jennifer tau kalo kakaknya itu menangis semalaman.
"Mas. I know you are the best brother, the best husband and the best father. Aku yakin apapun keputusanmu mas, itulah yang mas anggap baik. Don't regret it"
Jennifer memeluk sang kakak dari belakang.
"Thank you"
Terdengar singkat tapi tulus.
Di lain ruangan, Veronica sangat amat gugup. Meski begitu, gak mengurangi kecantikannya yang kini sudah dibaluti gaun putih sesuai harapannya. Heels-nya putih mengkilap menambah kesan anggun. Makeup soft, hairdo dengan model rambut di tata ke atas dihiasi sanggul bunga wawar yang harum dan aksesoris tiara di surai rambutnya, membuat mata betah memandang. Tiga kata untuknya saat ini; beautiful, elegance and fantastic.
"Kak, gak cape apa?" demi apapun Alice lelah ngeliat Vero yang dari tadi mondar mandir kayak setrikaan baju.
"Gimana kalo gue kabur aja? Mumpung masih sempat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
FanfictionVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...