Kantuk masih begitu terasa namun dering ponsel membuat tidur tenang Jaehan terganggu. Ingin marah tapi ternyata suami nya yang menelfon. Dengan semangat iapun bangun dari posisi berbaring menjadi duduk sambil bersandar.
"Hallo sayang"
"Hallo. Maaf ganggu tidurnya ya sayang"
"Gapapa. Ada apa?"
"Aku mau tanya. Kemarin kamu ke rumah Mami?"
Jaehan mengangguk meski tak terlihat, perasaannya jadi tidak enak mendengar pertanyaan Yechan.
"Iyaa"
"Ko ga bilang sama aku?"
"I-iya aku takut kamu sibuk, maaf ya"
"Ya gapapa. Tapi Mami ada bilang sesuatu nih sama aku"
"A-apa?"
"Katanya kamu ga mau ke rumah Mami sebenernya?"
"Bukan gitu Yechan..."
"Terus? Mami kangen Ann lho sayang. Ga harus nunggu aku kalo Mami minta datang ya datang aja"
"I-iyaa makannya aku datang kan kemarin"
"Iya karena Mami nya maksa kan. Jangan gitu sayang, kasian Mami kangen Ann masa kamu larang"
"Aku ga bilang ngelarang ya Yechan"
Kesal, tentu saja. Kenapa suaminya malah terdengar lebih memihak pada Ibu nya sih.
"Iyaa aku tau tapi kan pemahaman orang tuh beda"
"Aku tuh mau nya kalo ke rumah Mami sama kamu perginya"
"Ya kenapa harus sama aku, kamu kan bisa bawa mobil sendiri. Kalo males bisa minta supir yang nyetir. Kenapa harus ada alasan mau nya pergi sama aku"
Jaehan diam, jadi malas menanggapi. Padahal tadi ia sangat senang melihat notifikasi panggilan dari suaminya, tapi sekarang melah membuatnya ingin segera mengakhiri panggilan itu. Mau nangis.
"Jaehan? Ko diem?"
"Iyaa iyaa ga gitu lagi"
Jaehan bisa mendengar helaan nafas suaminya.
"Yaudah aku tutup. Besok aku pulang"
"Iyaa hati-hati"
Tidak ada kalimat manis diakhir, panggilan itu terputus begitu saja. Rasa nyeri yang tadinya sudah hilang malah terasa lagi, bahkan dibarengi dengan rasa mual yang tak tertahan. Jaehan langsung melempar ponselnya lalu berlari menuju toilet. Memuntahkan semua isi perutnya.
Mau nangis, mau pingsan, mau marah sepertinya itu isi muntahannya saat ini.
***
"Ann" panggil Jaehan, putranya menoleh. Dalam hati Jaehan menjerit kegemasan. Beruntung tadi ia sempat memotret moment lucu dihadapannya itu."Yes Mami, ada apa?" Tanya Antella, polos. Jaehan menggeleng lalu tertawa.
"Gapapa manggilin aja haha"
Antella mengerucutkan bibirnya. "Mami nih ada ada aja" dengusnya lalu kembali menonton tv dengan posisi yang sekarang duduk.
Tawa Jaehan memudar berganti dengan wajah sendu. Mengelus perutnya dan berpikir. Apakah benar ia hamil?
Namun jikalau pun itu benar, kenapa ia seakan tak bahagia? Bukankah anak itu rezeki?!
Akhirnya Jaehan hanya bisa menghela nafas. Tak mau ambil pusing, mending bercanda dengan putra menggemaskannya saja dari pada pusing memikirkan sesuatu yang belum pasti. Tak mau juga memikirkan suaminya yang sedang menyebalkan.
Tbc.
Dah ya ketemu lagi hari Minggu🙌🏻
Ayoo dong ramein vomentnya biar semangat dikit mah 🤧😂🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Baby Antella - Yechan Jaehan
FanfictionBaby Antella balita dengan segala tingkah ajaibnya. Ia sangat menyukai bagaimana Mami Papi memanggil dirinya. "Ann..." "Yes Mami..." -berbeda universe dengan Felicity Conditions- Yechan x Jaehan