20

334 46 3
                                    

"Mami nda bilang kalo ga ikut hungg" dengus Antella saat sudah rapi dan duduk di bangku depan, disampingnya Papi nya sudah berada di bangku kemudi.

Jaehan hanya menanggapinya dengan cengiran. Tak lupa mengecup kening putranya, tadi sudah menyalami suaminya juga. Namun mereka masih sedikit perang dingin. Lebih tepatnya sih Jaehan yang jadi mode pendiam.

Suaminya memilih tetap pergi. Yasudah lah.

Setelah suami dan putranya pergi iapun berbalik memasuki rumahnya, Jaehan sedikit meringis, mengelus perutnya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Hadeuhh malah sakit beneran" keluhnya dan buru-buru masuk.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Yechan dan Antella tidak menginap. Tepat pukul 4 sore mereka sudah kembali ke rumah. Tidak enak juga kalo pergi terlalu lama karena Jaehan sedang tidak enak badan.

Namun ada yang berbeda dari Yechan yang kembali dengan mobil yang membuat Jaehan mendelik tak percaya.

Sampai mau marah rasanya.

Membiarkan Yechan dan putranya masuk terlebih dahulu sebelum ia ingin menghujani suaminya dengan Omelan, mungkin.

Sebelum itu sebagai pengalihan Jaehan menyuruh salah satu maid nya untuk memandikan Antella karena sudah sore juga. Putranya pun menurut.

Tanpa banyak sepatah kata pun Jaehan menarik suaminya ke dalam kamar megah mereka.

"Apa-apaan sih Yechan. Buat apa kamu minta izin kalo di larang pun tetap kamu lakuin"

"Itu bukan aku yang beli sayang. Bukan pake uang aku"

"Bohong"

"Beneran kamu bisa cek sendiri. Semua pengeluaran aku kan terhubung ke hp kamu sayang"

"Terus?!"

Yechan menggaruk rambut belakangnya yang sebenarnya tidak gatal. Bingung harus bagaimana ya bilangnya. Istrinya terlihat marah sekali.

Yups, pasalnya mobil yang beberapa hari lalu di tolak mentah-mentah saat ia meminta izin pada Jaehan untuk membelinya, kini sudah terparkir di garasi rumahnya yang semakin menyempit.

"D-di beliin Mami, sayang"

Menjatuhkan wajahnya, Jaehan sudah tak tau lagi harus bagaimana ia berekspresi saat ini.

"Kamu minta sama Mami uangnya?"

"Enggak bukan gitu. Aku cuma bilang aja terus sama Mami langsung dibeliin"

Tanpa sadar bahkan air mata Jaehan sampai jatuh. Sudah tidak habis pikir dengan suami dan keluarganya.

12 Milliar, apakah jumlah itu tidak terlihat kecil Dimata mereka? Pikir Jaehan yang sudah di luar nalar menurutnya. Lebih dari itu, Jaehan sudah membayangkan Ibu mertuanya pasti akan memiliki kecurigaan lagi terhadapnya.

"Sayang kenapa nangis gini sih. Aku kan ga pake uang kita"

"Kamu ga ngerti Yechan, INI BUKAN SOAL UANG TAU GA?!"

"Jaehan!"

Yechan terkejut tentu saja, kenapa sampai istrinya berani menggunakan nada tinggi seperti itu.

Jaehan yang memahami penekanan nada yang Yechan keluarkan hanya bisa menangis. Terus saja membuat dirinya yang bersalah.

"Minta maaf!" ujar Yechan, nada nya tegas sampai membuat Jaehan malah tak berani berkata-kata lagi.

Kenapa selalu seperti ini? Tak berdaya meski posisinya ia yang sedang marah.

Terdengar Yechan menghela nafas kasar.

Jaehan masih tak mau bersuara meski Yechan sudah menyuruhnya untuk minta maaf tadi. Jika dulu mungkin Jaehan akan langsung patuh, namun saat ini hatinya benar-benar tak karuan.

Mereka dalam emosi yang sama.

Yechan pun tak mau lagi mengambil pusing, lalu pergi meninggalkan Jaehan yang masih menangis. Bahkan tak sadar Jaehan terus meremas perutnya yang semakin sakit. Bekas jahitan operasi terasa nyeri sekali.

Sampai jatuh terduduk, Jaehan menyandarkan tubuhnya pada ujung kasur kingsize nya. Meringkuk kesakitan, hati dan fisiknya. Lagi lagi seperti ini ia rasakan sendiri.





Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang