Prequel : Kabur

270 41 0
                                    

"Istri kamu di ajarin lagi tatakrama deh Yechan. Apa sopan pergi begitu saja tanpa pamitan sama Mami? Seperti Mami gak urusi saja disini" Wanita paruh baya itu merotasikan matanya, jengkel.

Yechan hanya bisa menghela nafas, sama kecewanya juga dengan sikap istrinya, tapi dia belum dengar dari sisi Jaehan. Jadi nanti akan dia bicarakan baik-baik dulu. Bagaimana pun Jaehan sedang sangat sensitif karena hamil muda, ia harus bisa mengerti dengan itu juga.

"Maaf ya Mi, nanti aku coba omongin lagi. Yaudah kalo gitu Yechan pamit, maaf merepotkan ya"

"Humm, yasudah hati-hati"

"Terimakasih Mami, aku pamit."

Menuju mobilnya, Yechan lebih dulu menghubungi Istrinya. Mengecek kembali keberadaan nya benar pulang ke rumah atau pergi ke tempat lain.

"Hallo"

"Iyaa hallo"

"Dimana sayang? Di rumah atau di luar?"

"Rumah Hwi"

"Aku jemput ya"

"Gak mau"

Yechan menghela lagi, akhirnya ia memutuskan untuk tetap menjemput. Urusan nanti kalau memang Jaehan akan menolak pulang.

.
.

Berakhir di dalam mobil yang sama, akhirnya Yechan berhasil membujuk istrinya walau tentu saja masih ada bumbu merajuk disana.

"Nanti jelasin di rumah, aku janji gak akan marah. Yang penting kamu kasih penjelasan. Sekarang bobo dulu aja"

Jaehan tak menjawab. Selain merasa bersalah pada suaminya yang masih bisa sabar dengannya, Jaehan juga tak mau banyak bicara karena masih mual sekali, takut kalau bicara ia malah muntah di dalam mobil suaminya.

***

Benar saja sesampainya di rumah, Jaehan sudah tidak tahan lagi, ia langsung memuntahkan isi perutnya yang sebenarnya kosong.

Hanya air yang keluar dan pahit sekali rasanya. Lagi lagi hanya bisa menangis.

Padahal ia sangat menantikan kehamilan, tapi ternyata tak semudah itu. Trisemester pertamanya sangat menyiksa.

Di kamar Yechan hanya bisa membantu mengelus punggung istrinya yang masih menangis. Kalau begini mau marah pun rasanya lebih besar rasa kasihan.

Diselimuti nya tubuh Jaehan, Yechan mulai membaringkan tubuhnya dibelakang istrinya yang meringkuk sambil menghirup minyak kayu putih, agar mualnya bisa sedikit terobati.

Yechan membantu mengelus perut Jaehan yang mulai terasa membuncit. Belum terlalu signifikan namun sudah bisa dirasakan berbeda. Baby sudah satu bulan di dalam sana, dan selama itu juga Jaehan harus merasakan mengidam yang lumayan menguras tenaga. Berat badannya saja sampai turun drastis.

"Udah jangan nangis sayang"

"Gimana gak nangis sih Yechan hiks, sakit tau gak hiks"

"Iyaa iyaa maaf aku gak tau rasa sakitnya, cuma aku kasian sama kamu kalo di bawa nangis terus. Nanti perut nya sakit, ditambah kepalanya juga pusing karena nangis terus sayang"

Yechan mengusap air mata Jaehan, mengecup puncak kepala istrinya berharap bisa membantu menenangkan.

Akhirnya Jaehan membalikan tubuhnya, memeluk suaminya, manja. Menyembunyikan wajah sebabnya dibalik nyamanya dada suaminya.

"Dah, selamat tidur sayang. Cepet sehat"

"Umm"

"Umm"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Tbc.

Kalo dengerin cerita temen yg ngidamnya parah banget kasian tapi malah bikin chara nya Mami Jaehan ngerasain 😭

✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang