19

339 45 2
                                    

Jaehan melirik suaminya yang sedang menatapnya dengan pandangan aneh, menurutnya.

"Kenapa sih?" Tanya Jaehan tak tahan. Serem juga lihat suaminya kadang nyengir, kadang malingin wajah, kadang noel-noel pinggangnya.

"Umm mau ngomong sesuatu sayang"

"Apa?"

"Mau minta izin..."

Perasaan Jaehan mulai tak enak.

"Apa sih? Kamu mau ngapain? Jangan bikin penasaran Yechan to the point' aja"

"Mau minta izin beli mobil sayang"

"Buat apa sih Pap? Bagasi juga udah penuh. Mau beli mobil apa?"

"Ini"

"Keren kan? Hehe" Yechan menggaruk surai belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keren kan? Hehe" Yechan menggaruk surai belakangnya. Pasalnya Jaehan masih memasang wajah yang tidak ramah.

"Berapa harganya?"

"Umm 12.."

"Juta?"

"Milliar"

"GILA"

Yechan menutup telinganya, menahan jeritan istrinya. Wajar sekali sih kalau istrinya kaget begitu.

"Bagus sayang itu"

"Ya bagus tapi harganya ga bagus Yechan. Ga ada, ga boleh beli. Mobil apa coba 12 milliar. Bisa ngapain dia? Bisa jadi Transformer apa gimana bisa mahal banget begitu"

Ingin tertawa tapi akhirnya Yechan tahan.

"Ya ga bisa lah sayang. Tapi bagus banget itu, impian aku Yang" rengek Yechan.

"Semuanya aja impian kamu, tiap mau beli mobil alesannya begitu. Ga! Pokoknya ga boleh"

"Tapi sayang-"

"Garasi kita aja udah penuh Yechan, kalo tambah mobil perlu gedein garasi lagi"

"Yaudah kita renov lagi aja garasinya"

"Astaga Tuhaaaaan"

***

"Papi dihukum?" Busik Antella. Tidak berani kencang karena takut di dengar Mami nya. Padahal tidak akan juga sih, saat ini Papi nya sedang mengungsi di kamarnya.

Yechan ingin tertawa gemas tapi akhirnya berpura-pura memasang wajah melas.

Yechan mengangguk-angguk sambil mengerucutkan bibir tebalnya. Secara alami Antella memeluk Papi nya. Bahkan punggung Yechan di Puk puk sayang.

"Sabar ya Papi"

Tak bisa di tahan Yechan tertawa cukup kerasa. Ia lantas menciumi pipi gembul putranya.

"Lucu banget sih tayang Papi ni"

"Papi kenapa dihukum? Papi nakal?"

"Enggak Papi ga nakal, Papi cuma minta izin Mami beli mobil tapi ga boleh. Ann mau ga mintain izin ke Mami?"

Antella menggelengkan kepalanya. "Nda berani sama Mami, Papi aja"

"Curang iiih giliran Mami yang minta Ann nurut. Emang Ann ga takut sama Papi?"

Lagi Antella menggeleng. "Takut tapi nda banet"

***

Mendekati Jaehan yang sedang asik menonton tv bersama putra kesayangannya, Yechan datang langsung melingkarkan tangannya diperut sang istri.

Jaehan tak terusik dan membiarkan suaminya mengelus lembut perutnya.

"Kenapa lagi?" Tanyanya.

"Mami nelfon"

Jaehan diam menunggu kelanjutan, lagi lagi perasaannya tidak enak.

"Terus?"

"Minta kita kerumah. Kangen Ann katanya"

Hati Jaehan terasa memanas, apalagi sekarang susunan rencana mertuanya. Saat ia di rawat kedua mertuanya tak sekalipun menunjukan batang hidungnya. Sekarang ia masih masa pemulihan malah disuruh berkunjung. Ingin sekali rasanya Jaehan egois dan mengatakan 'tidak'

"Mami tau kamu kemarin udah aku bolehin keluar rumah jadi dia minta dikunjungi juga"

Jaehan masih diam. Memejamkan matanya sekilas lalu menarik nafas, membuangnya perlahan.

"Waktu aku di rumah sakit, kenapa Mami ga datang?" Mencoba memberanikan diri, Jaehan mengungkit perihal sensitif itu pada suaminya. Boleh kan?

"Sayang aku kan udah jelasin waktu itu"

Jaehan natap Yechan dengan sorot mata yang ia yakin suaminya bisa memahaminya. Akhirnya Jaehan hanya bisa menghela nafas tak mau berdebat.

Dengan lesu ia berkata. "Aku ga enak badan, kamu pergi sama Antella aja"

"Kamu ga mau ikut?"

"Aku di rumah aja"

"Sayang"

"Mau pergi jam berapa? Biar Ann aku bantu rapi-rapi dulu"

"Yang please"

"Mau mana Mami?" Antella yang semula fokus pada acara tv, menubruk pelan perut Mami nya karena mendengar rapi-rapi. Ia sudah paham kalo Mami nya bilang begitu tandanya ia akan pergi ke suatu tempat.

"Mau ke rumah Oma, Ann mau ikut?" Balas Jaehan sambil menunjukan senyum palsunya.

Mendapat anggukan semangat dari putranya ia lantas berdiri, mengabaikan suaminya.

"Yaudah yuk rapi-rapi dulu"

"Siap kapten"

Yechan akhirnya menghela nafas lalu mengikuti istrinya.

Tbc.

✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang