17

357 45 2
                                    

Masih bergulung dengan selimut Jaehan sudah mengambil satu foto yang ia kirimkan ke suaminya dan tak lama Yechan langsung menelfon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bergulung dengan selimut Jaehan sudah mengambil satu foto yang ia kirimkan ke suaminya dan tak lama Yechan langsung menelfon.

Sambil tersenyum senang, Jaehan mengangkat sambungan telfon dari suaminya itu.

"Hallo sayang"

"Hallo hehe"

"Kenapa? Mau sesuatu?"

Jaehan menggeleng, masih dengan senyuman di wajahnya. Padahal suaminya juga tidak bisa melihat, mereka tidak melakukan sambungan video call.

"Enggak ko. Aku baru bangun terus kamu ga ada makanya ngirimin foto"

Kali ini disebrang sana Yechan yang tersenyum gemas.

"Hmm gitu. Ada yang dirasa sakit ga sayang?"

"Ga ada ko. Sayang maaf tadi ga nyiapin sarapan"

"Gapapa sayang, emang sengaja ko aku ga mau bangunin kamu"

"Lain kali bangunin aja"

"Kasian sayang aku pules banget bobo nya"

Bisa Yechan pastikan pipi istrinya pasti sedang merona. Membayangkannya saja sudah membuatnya gemas.

"Yaudah mandi sana sayang, terus kamu dah lihat Ann belum? Udah bangun belum anaknya? Tadi aku berangkat dia belum bangun"

"Ohiyaa. Yaudah aku tutup ya sayang, semoga pekerjaan hari ini lancar"

"Aamiin, makasih sayang love you"

"Love you more, see you"

Menyudahi sambungan, Jaehan langsung bergegas menuju kamar putranya. Ini sudah pukul 9 pagi, harusnya Antella sudah bangun.

***

Jaehan tersenyum senang, tak lupa berterima kasih pada putranya yang datang membawakan segelas air putih hangat.

"Semoga Mami cepat sembuh" ucap Antella sambil terus memperhatikan Mami nya minum obat.

"Aamiin makasih sayang"

"Sama sama Mami"

"Ann bosan ga? Mau main?"

Antella membalas dengan gelengan.

"Mau sini aja, mau temenin Mami"

"Humm. Tapi Mami bosan. Main rumah Om Hwichan yuk" ajak Jaehan. Dia tak bohong mengatakan dirinya bosan, sejak keluar dari rumah sakit ia tidak diperbolehkan kemana mana oleh suaminya, padahal ia sudah sangat bosan di rumah terus.

"Emang bolehin Papi? Nati lho Papi malah" lebih peka Antella yang justru khawatir Papi nya akan melarang.

Jaehan mengerucutkan bibirnya. Benar, kalau ia main keluar belum tentu Yechan akan mengizinkan. Yechan menjadi semakin protektif sekarang.

"Oh Ann aja yang minta izin ya, kalo Ann yang bilang pasti dibolehin Papi" ide Jaehan sambil menyengir, ia yakin akan berhasil.

"Emang iyaa Mi"

"Iyaa beneran. Coba deh telfon Papi sekarang"

Dengan penasaran Antella menunggu Mami nya menghubungi Papi nya. Dalam benaknya sudah menyusun kata untuk meminta izin.

"Hallo sayang"

"Hallo, Pap ini Ann mau ngomong"

"Ok"

"Hallo Papi"

"Hallo jagoan. Kenapa sayang?"

"Papi, Ann mau izin ya. Ann mau main. Boleh ndak?"

"Main kemana? Sama siapa?"

"Main itu, Mami mau mana tadi?"

Jaehan menepuk keningnya, meringis. Akhirnya ia mengisyaratkan nama Hwichan, berharap putranya mengerti.

Disebrang sana Yechan masih menunggu.

"Main rumah Om Wican Papi"

"Sama Mami?"

Antella mengangguk-angguk.

"Iyaa Papi, Mami Nyang mau"

"Hmmm"

Jaehan menyuruh putranya bertanya lagi.

"Boleh ndak Papi? Nati Mami nanis ya"

Disana Yechan tertawa pelan, gemasnya.

"Iyaa boleh tapi jangan lama-lama ya. Mami ga boleh kelelahan"

"Yey okey Papi. Terimakasih"

"Sama sama sayang. Ann masih sama Mami ga?"

"Hallo Pap"

"Pinter ya nyuruh anaknya yang minta izin"

"Hehe"

"Dasar kamu tuh. Yaudah boleh tapi jangan lama-lama dan obatnya jangan lupa di minum dulu"

"Siap kapten"

"Good. Yaudah aku tutup ya telfonnya, love you"

"Love you more"







Tbc.

✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang