Prequel : Sehari 5x

261 43 2
                                    

Memasuki trimester kedua kondisi Jaehan perlahan mulai membaik, mualnya sudah hilang dan nafsu makan nya juga sudah kembali. Bahkan bukan hanya kembali tapi juga sangat meningkat, semula sehari bisa makan satu kali saja sudah sangat bersyukur. Sekarang rasanya sehari lima kali makan pun Jaehan bisa menyanggupinya. Sekarang segala jenis makanan dia suka, selera makan nya benar-benar berubah total.

"Hallo, Yang"

"Halo Iyaa kenapa Mami? Haha"

"Heh, aahh Yechan jangan gitu"

Jaehan tau sekali suaminya pasti sedang menertawakan dirinya yang masih malu dipanggil Mami. Memang permintaan Yechan sejak awal, kalau mereka punya anak, Yechan ingin panggilan mereka Mami dan Papi. Yechan mulai menerapkannya, tapi Jaehan masih malu dan jadi sering sekali salah tingkah.

"Hahah iya iyaa, kenapa sayang ku?"

"Mau bakso telor, nanti pulang beliin ya"

"Aku beli bakso nya aja nanti kamu masak di rumah ya. Pake garem aja udah enak"

"Ishh gak mau. Gak enak lah Yang"

"Papi gitu"

"Aaah Yechan mah aku ngambek nih"

"Bentar deh aku telfon dokter dulu boleh atau enggak. Yang inget ya, makanan kamu tuh gak boleh sembarangan."

"Ini kan kemauannya baby. Ini ngidam Yechan, kalo gak di turutin kamu mau nanti anaknya ecesan"

"Gak percaya aku. Dah aku telfon dokter dulu. Nanti aku telfon kamu lagi. Bye Mami sayang"

"Ishh dasar. Pokoknya mau bakso telor titik. Bye Papi jelek"

Jaehan bisa mendengar pelan tawa suaminya diakhir sambungan. Mengembangkan pipinya Jaehan menyilangkan tangannya.

"Awas aja kalo gak di beliin" Akhirnya hanya bisa mendumel sendiri. Sebenarnya sih Jaehan kalo mau beli sendiri juga bisa, tapi dia mau nya harus Yechan yang belikan. Yasudah deh harus lewat seleksi dulu. Suaminya ribet sekali kalo soal makanan. Tidak sih, tapi semua hal dia sangat protektif.

***

Yechan melirik jam dinding yang menunjukan waktu sudah sangat larut, 23.45 benar kan sudah sangat larut?

Tapi masalahnya istrinya menginginkan minuman hangat Sekoteng. Dapatnya dimana pun Yechan tidak tau. Di komplek rumahnya tidak akan ada, pasti harus mencari keluar. Tapi semalam ini?

"Yang.. "

"Pokoknya mau Sekoteng."

Mengusap wajahnya Yechan meringis melas. Cobaan apalagi ini. Tapi tidak boleh mengeluh, mereka yang menginginkan anak jadi harus terima semua prosesnya.

"Yaudah aku cariin, kamu gak usah ikut ya"

"Yaudah aku cariin, kamu gak usah ikut ya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayaang udah malem.. " Yechan merengek, apalagi sekarang istrinya mau ikut pula. Bahkan memasang wajah merungut begitu. Tolong gemas sekali, bagaimana melarangnya.

"Ikut"

"Udah malem banget sayang, bahaya"

"Terus kamu pikir aku mau biarin suami aku ngadepin bahaya sendirian?"

Entah Yechan harus merasa terharu atau bagaimana, tapi saat ini istrinya terlalu menggemaskan.

"Cari di deket komplek aja, kalo gak ada jangan maksakan harus malam ini juga ya!? Soalnya ngeri sayang, sekarang aja udah malem banget"

Meski ada kecewanya tapi Jaehan tetap mengangguk setuju. Mau egois tapi dia juga paham situasinya.

"Yaudah bentar aku ambilin jaket dulu"

"Umm" Jaehan mengangguk-angguk, lucu. Yechan nahan-nahan untuk tidak hap saat itu juga. Gemes sekali tapi harus tahan.


✧༺♥༻✧

Offside, gemesnya udah kelewatan😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Offside, gemesnya udah kelewatan😭



Tbc.

Yang manis manis menuju akhir🥰

✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang