16

411 50 0
                                    

Hanya ada Jaehan dan Ibu nya saat ini. Yechan dan Ayah mertuanya sedang keluar untuk sekedar menikmati kopi dan berbincang ringan. Yechan juga terlihat kelelahan setelah beberapa hari selalu berada di rumah sakit menemani istrinya.

"Jadi Mami nya Yechan masih ga terima sampe sekarang?"

Jaehan mengangguk sedih atas pertanyaan Ibu nya. Wanita paruh baya itu pun mengelus punggung tangan putra kesayangannya, wajahnya tak kalah sedih. Tentu saja kan? Memang siapa juga yang menginginkan hal ini, bukankah putranya yang saat ini paling terpukul menerima fakta bahwa ia tak bisa lagi memiliki keturunan. Tapi tekanan justru diberikan pada Jaehan.

Jaehan harus menerima sakit fisik dan batin secara bersamaan.

"Kumaha Kitu nya? Padahal kamu teh kurang baik apa jadi menantu. Dia mau cari yang kaya gimana lagi"

"Jaehan juga ga ngerti Bu, kenapa Mami nya Yechan seperti ga suka sama Jaehan. Jaehan berani bersumpah ga pernah aneh-aneh Bu. Yechan dan Antella juga aku urus dengan baik" ujar Jaehan, hal yang paling ia inginkan adalah ada seseorang tempat ia berkeluh kesah.

Suaminya memang bisa menjadi tempatnya berkeluh-kesah, tapi rasanya ia tak bisa kalau berkeluh-kesah tentang Ibu mertuanya pada Yechan.

"Yang sabar ya sayang, Jaehan anak baik. Ibu cuma mau mengingatkan, bagaimanapun mertua mu, dia tetap orang tua. Jaehan harus menghormatinya. Gimanapun beliau memperlakukan mu tetap balas dengan kesabaran ya sayang. Ibu yakin nanti akan ada saatnya Jaehan bahagia kalo dapat ridho orang tua"

Mata Jaehan berkaca-kaca, Ibu nya selalu mengajarkan hal baik padanya. Bodohnya ia beberapa kali sering tak sabaran, padahal Ibu nya tak pernah memberikan contoh yang tidak baik padanya.

"Uluhhh anak Ibu, jangan nangis"

Wanita paruh baya dengan paras menawan itu pun tersenyum, lalu memeluk putranya. Wajahnya cantik sekali. Pantas Jaehan memiliki paras yang begitu indah.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jaehan di rawat selama satu Minggu, hari ini ia sudah di perbolehkan pulang. Ia juga sudah mendengar kalau Antella menangis terus karena sudah sangat merindukannya.

Antella itu bukan anak yang cengeng tapi kalau sudah soal Mami nya, anak itu sangat sensitif. Awalnya balita itu mencoba menahan diri agar dibilang anak baik, tapi namanya anak kecil tentu saja hatinya masih sangat sensitif. Ia tak bisa lama-lama berpisah dengan Mami nya.

Sampai di kediaman megahnya, Jaehan langsung disuguhkan dengan putranya yang sedang tantrum.

Antella sudah diberitahu kalau Mami nya akan pulang hari ini, tapi ia merasa Mami nya lama sekali datangnya, ia jadi takut di bohongi dan malah menangis.

Jaehan yang melihat pun langsung berlari kecil, menghampiri putranya. Dibelakangnya Yechan sempat melotot, khawatir. Baru juga pulang dari rumah sakit. Mau marah tapi tidak bisa.

Semakin kejar, Antella menangis memeluk Mami nya. Jaehan terus mengelus menenangkan putranya. Kini Antella duduk di pangkuannya. Yechan masih belum bersuara, ia tau saat ini putranya memang membutuhkan Jaehan.

Jaehan mengusap air mata Antella yang sekarang sudah tidak mengalir deras.

"Sudah bisa tenang sayang?"

Antella mengangguk namun masih ada sedikit sesegukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antella mengangguk namun masih ada sedikit sesegukan.

"Kenapa? Ann kenapa nangis? Ann kan tau Mami mau pulang"

"Ann itu..hiks hiks Ann tunggu lama hiks"

"Oalah iyaa maaf ya, tadi macet sayang. Mami minta maaf ya jadi lama"

"Kanen Papi juga hiks" ucap Ann yang sukses membuat Mami Papi nya tersenyum gemes.

"Oh gitu, yaudah gendong sama Papi ya. Nih Pap nih anaknya kangen" Jaehan langsung memberikan Antella pada Yechan yang sedari tadi diam, menunggu waktu. Bagaimanapun dia lah yang paling bisa menenangkan putranya.

Putranya langsung nyaman digendongannya sambil memeluk lehernya erat.

"Kenapa nangis? Jagoan Papi ko gampang nangis sih? Kan sudah janji mau jadi anak yang kuat biar bisa lindungin Mami?!" Ucapnya sambil teru mengelus punggung Antella.

Balita itu hanya diam, entah apakah bisa mencerna ucapan Papi nya. Energinya sudah terkuras karena drama tantrumnya sendiri.

"I'm sorry Papi"

"No, it's Ok sayang, we love you"




Tbc.

✔Baby Antella - Yechan Jaehan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang