Jaehan mengurut keningnya, rasa pusing yang sebenarnya tidak terlalu sakit namun tetap mengganggu rasanya. Ia berhenti sebentar untuk menetralkan pusing nya. Menghela nafas pelan, akhirnya Jaehan memasuki rumah mewah milik mertuanya dengan langkah berat.
Lama-lama rasa pusingnya semakin tidak nyaman, dia jadi takut akan pingsan.
Dia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba tidak enak badan seperti ini.
Jaehan memasuki rumah mertuanya setelah di sambut ramah oleh beberapa maid di rumah besar itu. Jaehan datang sendiri, Yechan akan menyusul setelah pulang kantor.
Mereka di undang untuk makan malam bersama.
Setelah diarahkan dimana sang Tuan Rumah berada, Jaehan bisa melihat ibu mertuanya sedang di halaman belakang rumahnya, halaman besar yang terdapat beberapa tanaman hias yang Jaehan tau hal itu salah satu hobby ibu mertuanya.
"Selamat sore Mami" Ucap Jaehan memberi salam sambil tersenyum. Ibu mertuanya menoleh dan menerima uluran tangan Jaehan yang ingin salim dengannya.
"Sore. Yechan mana?"
"Yechan datangnya menyusul Mami, soalnya masih ada kerjaan. Jadi dia akan datang kemungkinan sore nanti"
"Humm begitu. Yasudah duduk dulu, kamu ingin makan atau minum apa biar disiapkan"
"Air putih saja Mi, aku lagi agak sensitif akhir-akhir ini"
"Sensitif kenapa?"
"Akhir-akhir ini aku sering mual"
"Hamil ya?"
Jaehan menggaruk kepala belakangnya, melihat antusias ibu mertuanya kenapa rasa pusingnya jadi terasa lagi. Dia takut mengecewakan.
"Belum cek lagi sih Mi, tiga minggu lalu aku cek masih negatif"
"Yasudah hari ini cek lagi, nanti saya suruh orang beli testpack ya. Tunggu disini"
"B-baik"
***
Jaehan menunggu suaminya dengan perasaan gelisah, pasalnya pusing yang ia rasakan semakin menjadi-jadi. Dia mau mengeluh namun masih sangat segan dengan mertuanya, ditambah lagi ayah mertua nya sudah tiba di rumah, tapi suaminya justru lama sekali.Saat ada kesempatan Jaehan pergi untuk mengirim foto ke suaminya. Meminta untuk segera datang. Mual mulai di rasa juga.
"Jaehan?"
Jaehan menoleh kearah suara berat yang memanggilnya. Ternyata Papi nya Yechan, beliau menghampiri Jaehan.
"Kenapa? Eh kamu pucet banget. Sakit?"
"E-eunng gapapa Pi, cuma sedikit pusing aja"
Terlihat sekali ayah mertua nya itu menunjukan raut khawatir. Beliau langsung menyentuh punggung Jaehan dan mengelusnya, lembut.
"Walahh, ayoo masuk dulu jangan di luar, disini mulai berangin. Duduk dulu di dalam, Papi minta buatkan teh hangat ya"
Akhirnya Jaehan dibawa memasuki rumah dengan dipapah ayah mertuanya. Senang sekali rasanya, namun rasa pusingnya terasa semakin mengganggu, dia jadi tidak bisa mengekspresikan rasa senangnya itu. Mau tersenyum pun seperti tak bertenaga.
"Duduk dulu disini ya, saya panggilkan Mami dulu"
Jaehan hanya mengangguk, lalu menunduk mengurut keningnya.
Ponselnya mulai berdering, sepertinya Yechan sudah melihat pesannya.
Tak lama ibu mertua nya datang dan duduk di sampingnya. Tak banyak bicara wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik itu langsung menyentuh kening menantunya. Mengecek suhu Jaehan dengan teliti.
Tanpa sadar Jaehan pun meletakan kepalanya di bahu ibu mertuanya itu. Memejamkan matanya yang terasa semakin berat. Melupakan jika sebenarnya ia tak sedekat itu dengan kedua mertuanya. Segan dan merasa sedikit tidak di Terima oleh sang ibu mertua membuatnya tak terlalu berani akrab dengan keduanya, namun kali ini tubuhnya benar-benar tak bersahabat dan sepertinya akan merusak rencana makan malam bersama nanti.
"Pusing sekali Jaehan?" Tanya Mami yechan, lembut.
Jaehan hanya mengangguk sebagai balasan.
"Mual juga?"
Lagi, Jaehan mengangguk.
"Kenapa ga bilang sama Mami, malah diem aja. Haduhh Yechan juga kemana sih, kenapa lama sekali. Istrinya sakit begini dibiarkan datang sendiri" Seperti orangtua pada umumnya, akhirnya sang ibu pun mendumel, kesal. Ini dua-duanya juga nakal pikirnya. Untuk apa Jaehan menutupi kalau memang sakit, sedangkan putranya, istri sakit seperti ini malah dibiarkan pergi sendirian.
"Udah Mi mending langsung ke rumah sakit aja deh. Kasihan Jaehan udah pucet banget" Ujar Papi, semakin khawatir melihat kondisi Jaehan yang sepertinya semakin lemas.
"Sayang kenapa?"
Semua menoleh kearah suara, Yechan datang. Dia langsung panik menghampiri istrinya yang terlihat mengkhawatirkan dibahu Ibu nya.
Kupingnya di sentil pelan.
"Kalo istri sakit tuh di bawa ke dokter bukan dibiarin pergi-pergi sendirian"
"Ishh sakit Mami. Sini Jaehan sama aku aja"
Yechan langsung mengambil alih istrinya, Jaehan tak mau membuka mata karena rasanya ruangan seperti berputar. Dan akhirnya tak merasakan apa-apa lagi selain terdengar samar suara suaminya yang panik memanggil-manggil namanya.
Tbc.
Garis dua ga ya next chapter? 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Baby Antella - Yechan Jaehan
FanfictionBaby Antella balita dengan segala tingkah ajaibnya. Ia sangat menyukai bagaimana Mami Papi memanggil dirinya. "Ann..." "Yes Mami..." -berbeda universe dengan Felicity Conditions- Yechan x Jaehan