Sebelum pergi Yechan mengecup kening istrinya dan tentunya sang jagoan. Tak puas, ia membawa Ann ke gendongannya."Sayang Papi pergi dulu, Ann yang jagain Mami ya. Inget jagain ini istri Papi" Canda Yechan pada putranya yang disambut tepukan pelan Jaehan di pinggangnya.
"Ini lho Mami na Ann"
"Hahaha iyaa iyaa. Yaudah Papi pergi dulu. Sayang, Hati-hati dan jangan kerjain yang berat-berat" Mengelus surai istrinya, sekali lagi ia memeluk Jaehan.
"Iyaa. Hati-hati kamu juga. Sehat sehat ya"
Yechan sedang ada urusan ke luar kota, tidak lama hanya sekitar tiga hari. Lebih tepatnya ia akan ke Makassar. Tadinya ia ingin mengajak putra dan istrinya tapi mengingat Jaehan masih masa pemulihan sepertinya tidak memungkinkan.
"Papi nda lama tan Mami?"
"Enggak ko sayang tenang aja. Sesuai janji Papi nanti 3 hari aja"
Ann mengangguk "okey"
"Mau main dulu gak?" Tawar Jaehan yang langsung dibalas anggukan senang oleh putranya.
"Boleh?"
"Boleh dong. Ann mau apa?"
"Mau dinasaulus Mami"
"Boleh. Kita ke toko mainan ya"
"Yeyyy"
***
Tanpa Jaehan duga Mami nya Yechan datang berkunjung ke rumahnya. Masih ada perasaan tak nyaman namun Jaehan tak boleh kekanakan juga. Ia tetap bersikap normal seperti tak terjadi sesuatu sebelumnya. Setelah dirinya di tegur sampai ia keluar rumah sakit pun, interaksi keduanya memang belum terjalin. Tidak ada yang mengucapkan maaf atau berkata baik-baik saja.
Mungkin juga ibu mertuanya itu tersinggung karena mobil pemberiannya dikembalikan oleh Yechan. Entahlah Jaehan tak peduli.
Dia sendiri pun belum berniat membahas ibu mertuanya setelah kejadian waktu itu.
Namun tanpa di sangka, saat ini wanita paruh baya itu datang berkunjung. Disaat Yechan tidak ada.
Se-normal mungkin Jaehan tetap menyambut, menawarkan beberapa hidangan namun hanya minuman lah yang di terima.
"Aku minta maaf jika perkataan ku menyakitimu.. "
"Oh I-itu iyaa gapapa Mi. Saya juga sudah baikan"
"Memang agaknya berlebihan kalau hanya karena perkataan ku, kamu sampai masuk rumah sakit. Itu pasti karena kecerobohan mu yang terlalu impulsif. Lain kali Berhati-hatilah Jaehan kalau bertindak. Suami mu yang kerepotan akhirnya"
Negatif thinking rasanya memang tak salah kalau berbicara dengan mertuanya ini. Dalam hati Jaehan terus berkata 'sabar'.
"Iyaa memang faktor utamanya karena saya terlalu lelah"
"Mengenai mobil, aku akan tetap menyimpannya di rumah. Anak ku pasti sebenarnya masih menginginkannya. Impiannya tak pernah tidak aku wujudkan, jadi jangan halangi lagi apapun yang Yechan inginkan."
"Terserah Mami saja. Saya juga sudah tidak melarang. Terimakasih sudah mau menampung mobil itu untuk suami ku, kebetulan disini garasinya sudah gak muat. Nanti kalo Yechan mau pakai biar ke rumah Mami saja"
Jaehan tak ingin diam lagi, bersikap lemah lembut pada mertuanya tidak selalu baik, jadi berkata sarkas sepertinya tidak buruk.
"Mami mau makan malam disini, biar sekalian kita makan bersama"
"Tak perlu, Terimakasih. Titip salam ku untuk Baby"
Jaehan hanya membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum. Lalu mengantar ibu mertuanya itu sampai ke pintu depan.
Menutup kembali pintu rumahnya, Jaehan bersandar sambil memejamkan matanya. Ia yakin ibu mertuanya akan semakin membenci nya.
"Hahhh~ maaf ya Yechan kalo aku gak sopan sama ibu kamu. Tapi aku juga punya batas kesabaran" Gumam Jaehan, lebih dari perasaan tak enaknya terhadap ibu mertuanya itu. Jaehan lebih merasa tidak enak dengan suaminya. Bagaimanapun beliau adalah ibu nya. Yechan pasti cukup galau dengan permasalahan ibu dan istrinya yang tidak akur. Jaehan paham itu, tapi perasaannya juga ingin bersikap egois.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Baby Antella - Yechan Jaehan
FanfictionBaby Antella balita dengan segala tingkah ajaibnya. Ia sangat menyukai bagaimana Mami Papi memanggil dirinya. "Ann..." "Yes Mami..." -berbeda universe dengan Felicity Conditions- Yechan x Jaehan