Yechan datang menggantikan mertuanya yang semula mengelus perut istrinya. Ibu mertuanya belum mengajaknya bicara, saat Yechan tiba ia langsung diminta melihat istrinya yang sedang tidur pulas.
Tadi sempat diberitahu juga untuk mengelus perut Jaehan, karena beberapa kali Jaehan meringis dalam tidurnya. Entah karena mimpi buruk atau nyeri di perutnya kembali terasa.
Sudah sekitar 15 menit sejak Yechan mengelus perut Jaehan, meski mulai merasa pegal namun ia terus melakukannya, mungkin sampai Jaehan bangun. Tak apa, itu belum seberapa dibanding semua rasa sakit yang dirasakan istrinya.
Melirik jam dinding, sudah pukul 4 sore. Jaehan terlihat masih enggan membuka matanya, Yechan akhirnya meregangkan otot-ototnya sebentar. Namun kegiatannya membangunkan istrinya.
Ia terus memperhatikan Jaehan yang tengah menyesuaikan cahaya, sampai benar-benar sadar Jaehan melihat Yechan dengan sempurna. Namun tidak lama setelah menyadari kehadiran suaminya, Jaehan malah menangis.
Wajah cantiknya seketika memerah dan bibirnya bergetar. Yechan dengan sigap langsung memeluk istrinya menenangkan.
"Maaf ya" hanya itu, Yechan tak mau banyak berdalih. Ia sangat menyadari kesalahannya.
Jaehan pun tidak mengatakan apa-apa selain isakan. Lelah sekali sebenarnya seharian ini ia banyak menangis, tapi memang rasanya tidak bisa ditahan saat melihat suaminya ada dihadapannya setelah matanya terbuka.
Inginnya mengadu, menangis dan berkeluk kesah pada suaminya. Tapi iapun masih mengingat perasaan berkecamuk ini salah satunya berasal dari suaminya. Akhirnya ia hanya bisa menangis tanpa mengucapkan keluh kesahnya. Setidaknya untuk saat ini.
.
."Kita nginep dulu, kalo besok kamu udah baikan kita langsung ke rumah sakit ya. Aku udah telfon Kak Taedong" ujar Yechan yang dibalas anggukan patuh istrinya.
"Maaf ya aku terlalu impulsif sampe seenaknya aja pergi dari rumah kaya gini"
Yechan menatap istrinya, lekat. Dia yang seharusnya merasa bersalah, kalau bukan karena kebodohannya hal ini juga tidak akan terjadi.
Dielusnya kening istrinya, lembut. "Gapapa. Aku yang salah, kamu ga harus minta maaf"
"Masih sakit?" Yechan kembali mengelus perut Jaehan.
Jaehan menggeleng. "Udah enggak. Makasih elusannya"
"Anak aku gimana? Ya ampun aku sampe lupa sama Antella. Aku mau lihat Ann, Yechan"
"Tenang sayang, Ann bobo sama Ayah"
"Nangis ga dia?"
"Enggak ko, tadi aku dah sempet ketemu juga. Tenang aja Ann kan pinter"
Jaehan menghela nafas lega. Bodohnya dia sampai melupakan putranya, beginilah kalau bertingkah impulsif, seharusnya dia tidak membiarkan emosi menguasainya.
"Aku bersih-bersih dulu ya, tadi dari kantor langsung kesini belum sempet mandi sore juga, nanti kamu enek aku bau ketek hehe"
Jaehan kembali meringis merasa bersalah, tidak hanya putranya, suaminya juga jadi tidak terurus begini.
Ia berniat bangun namun Yechan melarangnya.
"Aku mau siapin air hangat dulu buat kamu Yang"
"Ga usah aku bisa sendiri, kamu istirahat aja sayang."
"Maaf ya Yechan"
"Gapapa sayang, dah ya aku mandi dulu"
Akhirnya Jaehan mengangguk patuh. Yechan pun pergi ke kamar mandi yang juga tersedia di dalam kamar istrinya itu.
***
Jaehan tidak benar-benar patuh, saat ini dia malah sedang berkutat di dapur. Tadi ia sempat bertanya pada ibunya apakah suaminya sudah makan, dan jawaban ibunya sukses membuatnya kembali merasa bersalah.
Yechan sampai di rumah ibunya jam 3 sore, dan sejak itu ia langsung menunggu Jaehan yang sedang tidur. Bahkan dengan sabar mengelus perut istrinya. Jaehan yakin suaminya pasti melewatkan makan siangnya, sekarang sudah mau masuk makan malam, yang ada suaminya malah jatuh sakit kalau begini.
Tidak lupa Jaehan juga menyiapkan piyamanya untuk Yechan yang masih banyak sekali tersimpan di lemarinya. Lalu setelahnya dia langsung pergi ke dapur memasak makan malam untuk Yechan juga ibu dan ayah nya.
"Shhh"
"Aku udah bilang istirahat aja malah ngeyel. Duduk dulu!"
Yechan membantu Jaehan duduk, tak lupa tangannya mengelus area nyeri yang dirasakan istrinya. Saat ia datang Jaehan sedang meringis karena perutnya kembali terasa sakit. Mungkin karena terlalu lama berdiri. Sebenarnya tadi sudah sempat dilarang ibunya saat dia bilang mau masak makan malam, tapi memang dasar ngeyel adalah salah satu sifat buruknya.
"Ibu bilang kamu belum makan" rungut Jaehan.
"Ada apa Yechan?"
"Mami nda papa?"
Yechan dan Jaehan menoleh bersamaan. Antella berlari kearah Mami nya.
"Biar Ibu yang lanjut masak, kalian ke sofa ruang tv aja sana"
"Iyaa Bu"
.
."Ann katanya udah bobo?" Tanya Jaehan sambil mengelus wajah putranya. Mencium pipi mbul Antella.
"Dibanunin Nini suruh Ma'em"
"Mami nda papa?"
"Iyaa gapapa sayang, maaf ya"
"Iyaa Mami"
Menyudahi obrolan dengan putranya kini Jaehan mengalihkan atensinya pada suaminya yang sepertinya badmood. Badmood karena khawatir tentunya.
"Maaf Yang"
"Seneng banget minta maaf"
"Hehe"
Tbc.
Susah emang kalo punya sifat ga enakan bawaannya mo minta maaf mulu😭
Jaehan lu tuh yang paling dirugikan disini🤧
Btw 1 chap aja ya buat menghilangkan rindu hihi pdhl ga ada yg rindu sih😂
Bye bye see you next chapter🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Baby Antella - Yechan Jaehan
FanfictionBaby Antella balita dengan segala tingkah ajaibnya. Ia sangat menyukai bagaimana Mami Papi memanggil dirinya. "Ann..." "Yes Mami..." -berbeda universe dengan Felicity Conditions- Yechan x Jaehan