Baby Antella balita dengan segala tingkah ajaibnya. Ia sangat menyukai bagaimana Mami Papi memanggil dirinya.
"Ann..."
"Yes Mami..."
-berbeda universe dengan Felicity Conditions-
Yechan x Jaehan
Jaehan menyilangkan tangannya, raut wajahnya jelas menunjukan jika mood nya sedang tidak baik-baik saja. Suara gemuruh dan hujan menjadi backsound mood nya yang semakin buruk.
"Gara-gara kamu nih hujan"
"Ya Tuhan, aku manusia biasa mana bisa ngendaliin hujan sih Mi"
"Ya iyaa karena kamu males-malesan terus dari tadi akhirnya hujan, udah tau mau pergi." Jaehan semakin mendengus kesal.
Mereka ini rencananya mau pergi keluar, Jaehan sedang ingin jalan-jalan. Sudah diatur dari kemarin tapi sampai hari ini Yechan malah seperti males-malesan. Sampai hari menjelang sore dan akhirnya turun hujan. Bagaimana bumil tidak uring-uringan.
"Emang udah mendung dari siang sayang, "
"Kalo sampe selesai Magrib sudah berhenti hujannya kita tetep keluar, tapi kalo belum berhenti di tunda dulu aja, besok kalo gak"
"Gak mau aku mau nya hari ini" Bumil dan ke ngeyelannya tidak bisa diganggu gugat kalo sudah ingin sesuatu.
"Hujan deres Mami sayang"
"Kamu punya mobil Yechan, alesan aja hujan tuh"
"Yaiyaa tapi kalo malem kan bahaya ujan deres gini"
"Dari tadi siang kamu diem aja,"
"Sayaaang"
"Bodo pokoknya mau jalan-jalan"
"Yaudah iyaa iyaa berangkat sekarang. Bentar aku siapin mobil dulu"
"Hungg"
Yechan benar-benar hanya bisa menepuk jidat. Istrinya kalo sudah ingin sesuatu tidak bisa ditunda sama sekali. Akan sulit membujuknya kalo Yechan membiarkan dia ngambek seperti ini. Jadi lebih baik cari jalan aman.
***
Hujan, Macet, Malam hari. Lengkap sudah.
Yechan noleh ke Istrinya yang makin badmood parah.
"Aku bilang juga apa, mending besok aja." Ucap Yechan.
Jaehan tidak mempedulikan, wajahnya sudah benar-benar ditekuk.
"Depan puter balik aja ya"
"Hm"
"Jawab yang bener"
"Iyaaa" Jaehan menyilangkan tangannya. Bibirnya sudah maju sekian senti menunjukan betapa buruknya perasaannya saat ini.
"Makanya kalo dibilangin suami itu jangan ngeyel. Kamu nih kalo apa-apa kaya gak ada hari esok aja. Gak boleh gitu sayang"
"Iyaa iyaa"
"Iyaa aja tapi masih keras kepala"
"Bawaan baby, Yechan. Bukan mau nya aku"
"Tuh kalo dibilangin alesannya baby mulu"
"Tau ah"
Akhirnya Yechan hanya bisa menghela nafas. Mencoba tetap memaklumi karena dia juga percaya sebenarnya kalo sifat keras kepala istrinya ini karena hormon dirinya yang sedang hamil. Sebelumnya Yechan tau sekali Jaehan tidak seperti ini.
Jaehan memalingkan wajahnya, makin ngambek kalo lihat suaminya. Tapi melihat banyak beberapa pedagang di luar Jaehan jadi ingin sesuatu.
"Mau sate" Ujarnya, sedikit gengsi.
"Mintanya yang baik gimana?" Balas Yechan.
Bibir Jaehan mengerucut lagi.
"Papi aku mau sate..."
Yechan terkekeh pelan lalu mengelus surai kesayangannya itu.
"Kan enak liatnya kalo nurut gini,"
"Boleh beli?"
"Boleh dong. Kita cari ya"
Jaehan ngangguk dan akhirnya mulai bisa senyum.
"Makasih"
"Sama-sama sayang"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
