20

17.5K 1K 16
                                    





Isyana menatap kaca spion motornya untuk yang ke sekian kalinya, ia merasa motor yang berada di belakangnya sejak tadi mengikutinya. Wanita itu kini memasuki jalan yang kebetulan sedang sepi, padahal jam baru menunjukkan pukul sepuluh malam.

Seketika Isyana menjadi was was ketika mengingat berita berita yang beredar mengenai klitih atau pun begal. Jantungnya berdegub semakin kencang ketika Isyana mempercepat laju motornya, dan motor di belakangnya juga ikut melajukan motornya lebih cepat.

Saat Isyana berada di jalan menuju kos lamanya, wanita itu memilih membelokkan motornya menuju gang Kos Himalaya berada. Setelah Isyana berbelok, wanita itu kembali menatap kaca spionnya, memastikan apakah motor yang ditunggangi pria dengan helm full face itu masih mengikutinya.

Isyana mempercepat laju motornya, ketika menyadari motor itu ikut berbelok dan masih mengikutinya. Sesampainya di depan kos, Isyana terpaksa harus turun dari motornya untuk membuka gerbang depan.

Tangannya gemetar saat membuka pintu gerbang, motor yang menikutinya sudah berada 100 meter dari gerbang Kos Himalaya. Setelah berhasil membuka gerbang Isyana segera masuk lalu mengunci pintu gerbang itu. Dari dalam gerbang Isyana dapat mendengar bahwa ada motor yang berhenti di depan gerbang Kos Himalaya.

"Loh Isyana? Tumben ke sini, mau ambil barang?" tanya Bagas.

Memang masa sewa kosnya baru habis akhir bulan ini karena Isyana langsung membayar uang kosnya tahunan. Jadi, sebagian barang barang Isyana masih ada di kamar kosnya. Rencananya ia akan memindahkan beberapa barangnya besok ketika libur kerja. Untung masih ada beberapa baju, sehingga malam ini wanita itu berniat menginap di kosnya saja.

"Kayaknya aku diikutin, itu ada motor di depan gerbang. Denger suara motor juga kan
?"

Bagas yang sebelumnya asik duduk di bawah pohon mangga, sembari bermain ponsel pun beranjak untuk memeriksa. Bagas hampir saja melompat ketika ada mata yang mengintip dari lubang tempat biasa membuka pintu gerbang dari luar.

Memang tidak begitu jelas, tapi sepertinya si pengintip juga terkejut karena matanya bertubrukan dengan Bagas. Tidak lama kemudian terdengar langkah kaki, lalu suara motor yang mulai menjauh.

Setelah pulih dari keterkejutannya, Bagas segera membuka pintu gerbang dan memastikan siapa yang tadi mengintip dan mengikuti Isyana. Namun, sayang sekali motor itu sudah jauh. Beruntungnya Bagas sempat melihat plat motor si penguntit. Bagas pun langsung mencatat nomor plat itu.

"Gue sempet liat plat motornya, mending nanti minta rekaman cctv depan gerbang ke Mbak Kelana. Takutnya itu orang emang niat buruk, biar lebih pada hati hati juga. Bentar gue hubungin Mbak Kelana. Masuk ke dalam aja sana, biar gue nanti yang minta rekamannya."

"Okey, thanks yaa Gas." wanita itu sangat berterima kasih, lalu berjalan pelan menuju kamar kos lamanya.

Beruntung kunci kamar kos Isyana menjadi satu dengan kunci motornya, jadi wanita itu bisa masuk ke dalam kamarnya. Setelah masuk ke dalam kamarnya, Isyana memilih untuk langsung mandi dan membersihkan tubuhnya. Saat keluar dari kamar mandi Isyana dikejutkan oleh panggilan bertubu tubi dari Sultan.

Isyana belum berani mengangkat panggilan dari suaminya itu. Sultan pasti akan khawatir ketika mengatahui apa yang baru saja terjadi. Apalagi pria itu sedang perjalanan ke luar kota, biar lah isyana menceritakan masalah ini ketika Sultan sudah pulang.


o0o


Di hari ketiga kepergian Sultan, Isyana memilih untuk berangkat kerja dengan ojek online. Wanita itu kapok jika sampai kembali diikuti, apalagi dirinya akan pulang malam karena harus membeli beberapa keperluan bakery bersama dengan Ghea.

BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang