Yuk jangan lupa tap tap bintangnya dan ramaikan kolom komentar👍
Thank u yang udah baca cerita ini yaaa, pokoknya setiap vote dan comment kalian lah yang membuat aku semangat nulis 🔥
Isyana baru saja keluar dari gedung tempatnya di wisuda ketika matanya menangkap sosok pria yang menggunakan kemeja biru muda slimfit dan juga bawahan celana bahan. Di tangannya terdapat bucket bunga yang lumayan besar.
Gadis itu tidak dapat menahan senyumannya ketika melihat Sultan berdiri menyambutnya, hampir saja dirinya berlari dan ingin memeluk pria itu jika saja tidak ada orang tuanya. Dirinya terlalu bahagia akhirnya dapat menyelesaikan pendidikannya. Tentu semua ini selain berkat kedua orang tuanya, teman teman, dan Sultan yang sering menemaninya menyusun skripsi.
Pria itu bukannya menyapa Isyana lebih dulu, tetapi memilih menyalami kedua orang tuanya lalu memperkenalkan diri sebagai pacarnya. Gadis itu tersenyum malu ketika kedua orang tuanya melemparkan tatapan penuh arti. Padahal Isyana selama ini tidak pernah memperkenalkan pacar pacarnya. Namun untuk pertama kalinya ada pria yang berani berkenalan langsung dengan orang tuanya.
"Loh Isyana mah engga bilang kalo udah punya pacar, kenapa engga kenalin ke Mama?" tegur mamanya.
"Baru aja kok Tante hubungannya, nanti biar saya dan keluarga bersilaturahmi ke rumah Tante jika diizinkan."
Kedua orang tua Isyana seketika mematung. Ini bagaimana maksudnya? Sultan dan sekeluarga mau bersilahturahmi ke rumah? Maksudnya melamar begitu? Ini anaknya baru saja tadi menerima masak sudah mau terima buku nikah saja.
"Boleh boleh, nanti diobrolin lagi yaaa. Isyana mau foto dulu bareng pacarnya engga?"
"MAU!" jawab Isyana cepat.
"Biar sama Om Tante, dulu aja. Saya yang fotoin," Sultan merasa tidak enak, masak Isyana belum berfoto bersama dengan orang tuanya tapi malah dengan Sultan terlebih dahulu.
"Nanti Om sama Tante foto barengnya di studio ntar sore, nunggu saudara Isyana yang lainnya kok. Mama sama Papa nunggu di tempat duduk itu yaa Dek!" Mama Isyana menunjuk gazebo yang berada tepat di bawah pohon.
"Yuk Mas foto bareng, aku baru sadar kalo kita selama ini engga pernah foto bareng. Bentar minta tolong temen aku," Isyana mendekati teman sejurusannya untuk memotretnya sejenak.
"Deketan dong Na! Masak jauhan begitu." teriak temannya itu. "Mas itu Isyananya di peluk gitu, biar kelihatan mesra."
Sultan menolak, pria itu tidak mau merangkulkan tangannya di bahu gadis yang katanya pacar. Isyana meringis, mereka berdua memang tampak kaku sekali. Akhirnya Isyana mendekat dan melingkarkan tangannya di lengan Sultan. Sebenarnya gadis itu deg deg an bukan main, tapi berusaha terlihat tenang dan tersenyum manis di depan kamera.
Setelah mendapat beberapa foto, Isyana berterima kasih pada temannnya. Gadis itu melihat hasil foto, dan tersenyum puas dengan hasilnya.
"Habis ini mau kemana?" tanya Sultan ketika mereka berdua berjalan menuju tempat orang tua Isyana duduk.
"Makan terus balik ke hotel paling Mas. Kenapa?"
"Saya boleh ikut makan siang bareng orang tua kamu?"
o0o
Penghuni kos Himalaya berkumpul di ruang tamu. Mereka menonton drama korea yang baru saja tayang. Isyana terkejut ketika mengetahui kebiasaan penghuni wanita di kost Himalaya yang menonton drama korea bersama di smart tv yang ada di ruang tamu.
Mereka akan bersorak heboh ketika menjelang adegan ciuman, sedangkan sebagian ada yang menutup matanya dengan tangan tapi berusaha mengintip dari sela sela jarinya. Si bontot Dewi contohnya. Sedangkan penghuni pria tidak ada capek capeknya mencibir karena para wanita sering mengatainya mesum, padahal mereka mah sama mesumnya.
"Gini nih demennya si bontot, nonton terus drakor cipokan."
"Brisik Mas Dion! Situ juga sering liat bokep! Parahan bokep lah telanjang semua. Kalo drakor kan smooth gitu,"
"Tau engga dari bokep itu banyak yang dipelajari! Kita sebagai pria belajar berbagai gaya untuk memuaskan pasangan, dari gaya biasa doggy, sampe gaya helikopter!"
"Iyuhhhhhh! Minggat sana minggat! Telingaku terkontaminasi! Minggir sana Mas!" usir Dewi yang mendorong dorong Dion yang duduk lesehan di karpet, sedangkan Dewi rebahan. Sebenarnya bukan mendorong dengan kaki, lebih tepatnya menengdang nendang untuk mengusir Dion yang sejak tapi menghujat oppa oppa Koreanya.
"Sssttttt! Kalian berdua ini malah berisik, diem gue mau nonton dengan tenang nih." ujar Amel yang baru saja pulang kerja.
"Ini siapa yang nyambel?" tanya Bagas keluar dari dapur, "gue minta yaa?"
"Gue, ambil aja. Rasanya gimana Gas?" tanya Amel meminta testimoni dari Bagas.
"Enak sih, ya kayak sambel. Emang kenapa Mbak?" tanya Bagas ketika ikut bergabung dengan penghuni lain di depan televisi sembari memakan ayam goreng yang ia order online. Karena merasa ada yang kurang, pria itu meminta sambel yang ada di dapur.
"Itu gue goreng cabe sama perbawangan pake margarin. Soalnya minyak goreng abis."
"Pantes margarinnya abis Mbak." cibir Dewi, gadis itu melihat bungkus margarin yang dibuang di tempat sampah, padahal seingatnya magarin itu baru dibuka tadi pagi.
"Tenang besok gue ganti margarinnya. Abis males mau beli minyak dulu. Keburu laper."
"Itu kalian kalo mau makan ambil aja ayam di dapur, masih ada di meja."
"Beneran boleh aku makan Mas?" tanya Dewi memastikan.
"ENGGA KHUSUS BUAT LO ENGGA BOLEH! BUAHAHAHAH!" teriak Dion dengan tawa menggelegar, pria itu puas sekali membully si bontot.
Dewi pun langsung cemberut, beginilah nasib menjadi bontot di kost kost an ini. Selalu di dzolimi oleh makhluk makhluk tidak berperi kemanusiaan.
"Na katanya tadi mau kondangan?" tanya Amel pada Isyana, satu satunya pengguni kos Himalaya yang Amel anggap masih waras. Gadis itu belum terkontaminasi oleh kegajean, para penghuni lawas.
"Ohhh iyaaa, bentar aku siap siap dulu. Abis keasikan nonton drakornya." Isyana yang lupa waktu pun langsung bergegas mandi dan bersiap siap. Dirinya akann menghadiri pernikahan teman kuliahnya yangsatu ukm dengannya.
o0o
"Ehh si Mas Sultan sampai terpesona gitu liat Isyana. Hawa hawanya pengen dihalalin aja ya Mas?" goda Dion ketika Isyana keluar dari kamarnya sedah siap dengan rok lilit dan blouses off shoulder berwarna putih.
Sultan memang sudah sampai di kost sejak sepuluh menit yang lalu, pria itu menunggu di ruang tamu bersama dengan penghuni kos lainnya yang masih betah drakoran. Pria itu memang terpesona ketika melihat Isyana yang tampak cantik, wajah gadis itu tampak berbeda dengan make up yang lebih flawless tapi masih tampak tidak berlebihan.
Karena tidak ingin terus digoda, Isyana mengajak Sultan untuk segera beranjak dari sana. Sebenarnya gadis itu ragu ragu ketika mengajak Sultan untuk menemaninya menghadiri undangan ini, karena dapat dipastikan akan ada banyak teman teman UKM yang datang. Datang berdua dengan Sultan sama saja mengumumkan bahwa mereka berdua memiliki hubungan.
Aku kemarin habis dateng ke kondangan, nyari Mas Mas kemeja batik yang spek nya kayak Mas Sultan engga nemu 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
BETTER THAN WORDS (END)
عاطفيةMari berkenalan dengan Mas mas Jawa, tinggi 180, dewasa, sopan, wangi, manis, pinter, royal, sabar, penyayang, kalo dipanggil jawabnya "dalem sayang" atau "dalem dek" Namanya Sultan Candra Wardhana, Mas mas yang bikin meleleh pas pake kemeja batik d...