35

12.8K 888 30
                                    

Double update nihhh

Masak engga diramein sih kolom komentarnyaaa🙃


Masak engga diramein sih kolom komentarnyaaa🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Isyana meregangkan tubuhnya, mendesis merasakan nyeri dan pegal di sekujur tubuhnya. Dengan perlahan ia membuka mata, menoleh ke samping, tempat biasanya suaminya tidur. Dahinya membentuk kerutan ketika Sultan ternyata sudah terbangun dan memperhatikannya sejak tadi.

“Udah subuh?” tanya Isyana dengan suara serak.

“Belum. Masih jam tiga pagi.”

Sultan yang tadi berbaring menyamping dan menahan kepalanya dengan salah satu lengannya, menarik Isyana mendekat ke arahnya. Sultan membawa tangan Isyana ke dadanya. Menggenggam tangan itu erat, meletakannya tepat di atas jantungnya.

“Kangen.”

Pengakuan Sultan menggetarkan hati Isyana. Wanita itu menatap wajah suaminya yang tampak kuyu dan lelah.

“Kan aku engga kemana mana.”

“Iya tapi kamu kan diemin Mas dari kemarin.”

Isyana menghembuskan napas panjang, “aku itu sadar kalo perempuan perempuan itu cuma masa lalu Mas. Tapi entah kenapa aku tetep aja kesel inget mereka pernah deket sama Mas, apalagi kalo sampai sekarang masih ketemu. Bisa jadi sebenarnya mereka masih berharap.”

Apalagi menyadari jika perempuan itu mungkin lebih baik dari pada dirinya. Dea contohnya. Isyana sadar Dea lebih baik darinya, cantik, agamis, dari keluarga terpandang, bahkan kabarnya ayahnya adalah bos tambang. Mereka berdua juga sudah kenal sejak kecil.

“Mereka semua tau Mas udah menikah. Engga bakal mencoba mendekat, lagian Mas juga engga mau sama mereka. Kalo Mas mau, udah dari dulu menikahi salah satu dari mereka.”

Iya juga sih…

Isyana menggigit bibirnya, menyadari tingkah konyolnya kemarin. Bahkan sampai mendiamkan suaminya seharian.

“Maaf yaa kalo aku berlebihan.”

“Engga papa, cemburu itu tanda cinta. Setidaknya Mas jadi sadar segitunya kamu cinta sama Mas.”

“Ihhh nyebelin!” Isyana mencubit perut Sultan. Menyadari pria itu hanya menggodanya.

“Aww, sakit sayang.”

Bukannya menghindar tapi Sultan malah menarik tubuh Isyana agar merapat dan memeluknya erat. Pria itu mendaratkan ciuman bertubi tubi ke puncak kepala istrinya.

“Mas mau tidur sebentar, nanti bangunin kalo udah subuh yaa.”

“Emang dari tadi belum tidur?” Isyana kaget.

“Hmm…belum.” tidak butuh waktu lama Sultan akhirnya tertidur pulas.

o0o

BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang