16

18.7K 1K 16
                                    

Semua terasa berjalan sangat cepat kini cincin sudah tersemat di jari manis Isyana. Gadis itu baru saja wisuda, dan ayah Sultan meminta keduanya untuk segera melangsungkan pernikahan. Bagi Isyana, tidak pernah terpikirkan untuk menikah diusia yang masih sangat muda menurutnya.

Dahulu ia pikir setelah menyelesaikan kuliahnya, Isyana akan bekerja hingga beberapa tahun terlebih dahulu sebelum menikah. Tapi mau bagaimana lagi ternyata jodohnya sudah datang, dan Isyana juga merasa Sultan pria yang tepat untuk menjadi pasangannya.

Mungkin pernikahan keduanya terkesan buru buru, proses mereka menikah pun sebenarnya tidaklah mudah. Sultan ternyata memiliki watak yang keras apabila berhadapan dengan ayahnya. Ayahnya itu menginginkan pesta pernikahan yang besar besaran, sedangkan Sultan menolak. Pria itu ingin pesta yang private dan tidak mengundang banyak orang.

Tapi ayahnya menginginkan mengundang 2000 tamu undangan, sedangkan Sultan hanya berniat mengundang 100 sampai dengan 200 tamu undangan. Pria itu tidak ingin mengundang tamu yang bahkan dirinya tidak kenal dan tidak perna h bertemu. Pasti 2000 orang itu terdiri dari kolega dan teman teman ayahnya.

"Maaf yaa," ucap Sultan ketika mereka berdua sudah berada di kamar pengantin.

Baju Isyana telah dilepas, dan make up nya telah dihapus dengan bantuan MUA yang mereka booking. Tentu Isyana memerlukan bantuan MUA yang mendandaninya untuk menghapus make up karena dirinya di rias menggunkan paes yang sangat sulit dihapus.

"Maaf kenapa Mas?" tanya Isyana yang juga telah selesai mandi, mereka tidak ada adegan Sultan yang perlahan membuka satu persatu baju istrinya karena terlalu ribet! Tentu Isyana tidak mau di unboxing masing menggunakan sanggul, paes, dan make up yang masih menempel. Yang ada nanti lipstick merahnya belepotan kemana mana, dan besok pagi wajahnya jerawatan karena tidak segera menghapus make up tebal yang menempel di kulit wajahnya.

"Kamu jadi capek begini, apalagi harus menyalami 1000 tamu undangan yang bahkan sebagian besar engga kenal sama kita."

Akhirnya ayahnya dan Sultan sepakat mengundang 1000 tamu undangan. Ini mengambil jalan tengah, setelah perdebatan alot mereka.

"Engga papa kali Mas, lagian cuma sekali seumur hidup."

Mereka berdua duduk bersila saling berhadapan di atas ranjang. Keduanya sudah mandi dan sama sama memakai piyama couple yang telah disiapkan Shima. Sebenarnya kakak ipar Isyana itu juga memberikan baju haram untuk menggoda Sultan, tapi Isyana tidak punya nyali untuk memakainya malam ini. Dirinya malu sekali! Mungkin bisa dirinya pakai lain kali. Tenang masih banyak malam malam selanjutnya.

"Ini mau ngapain Mas?" tanya Isyana polos karena mereka berdua hanya duduk berhadapan saling memandangi setelah selesai sholat sunnah usai akad nikah.

"Lah kira kira mau ngapain? Mau bahas hubungan Rusia-Ukraina? Atau Palestina-Israel? Atau gejolak pemilu tahun depan? Atau tentang pembuangan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ke laut? Saya sih terserah kamu mau pilih topik yang mana."

Bibir Isyana mencebik, setelah seharian berdiri menyalami tamu undangan malamnya malah diajak ngobrol topik berat seperti itu? Mending Isyana tinggal tidur saja tadi.

"Massss!" rengek Isyana yang membuat Sultan terkekeh.

"Sini deketan," Sultan menarik tangan istrinya itu lembut agar mendekatkan tubuhnya.

Lalu tanpa permisi tangan besar itu merangkum wajah Isyana, yang membuat wanita itu mengerjabkan matanya karena terkejut. Sultan mengamati wajah wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya. Semua tampak cantik di matanya, pria itu mengecup dahi Isyana dengan khidmat.

Isyana tanpa sadar menahan napasnya ketika bibir Sultan menyentuh kulitnya. Pria itu lalu menjauhkan wajahnya, kedua sudut bibir Sultan tertarik membentuk senyuman yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Kok engga bilang bilang kalo mau cium?" Isyana memprotes, jantungnya dag dig dug der saat ini.

"Masak mau cium istri sendiri harus izin dulu?" Sultan menahan tawanya, gemas sekali istrinya ini.

"Iya kan biar aku siap siap dulu Mas." Isyana mencebikkan bibirnya, ini pertama kalinya mereka sedekat ini.

"Ya udah, saya boleh cium kamu lagi?" kali ini Sultan izin karena ingin mencium istrinya sendiri, bukan istri orang lain loh.

Isyana pun mengangguk malu malu. Sultan pun mencium kedua pipi Isyana lembut.






Haiii, aku bikin Additional part 16 di Karya Karsa. Nulis additional part ini bikin kepala pening dan sering lupa napas, mungkin karena udah lama engga nulis yang 21+ gini yaa...

Isi partnya malam pertama, area 21++! Untuk yang penasaran dan berminat bisa langsung meluncur ke Karya Karsa, link ada di bio profil. Cari aja Additional part 16 Better Than Words.

Ssttttt🤫 kalian bisa pakai kode voucher  AYAMKFC untuk dapet potongan harga

BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang