بسم الله الرحمن الرحيم
•
•
•
•***
"Mencintaimu dalam diam dan menjagamu dengan do'a, adalah caraku merayu Rabbku agar aku mendapatkan kunci 'tuk membuka pintu hatimu yang selama ini kau tutup untuk siapa pun. Hingga nanti bila saatnya tiba, aku bisa memasuki pintu itu. Akan kukunci dari dalam dan kupatahkan kuncinya, memastikan bahwa takkan lagi ada seseorang yang bisa masuk." batin Zahra. Entah kenapa, ia bisa menjadi sebucin ini sekarang."Zahra! Dari tadi aku cari-cari kamu, eh ternyata malah di dalam kamar, pake senyam-senyum segala lagi. Sudah tahu, mau sholat dzuhur malah asyik-asyik di sini, buruan! Nanti kita terlambat!" teriak Salsa sambil menjewer telinga Zahra.
"Adududuh, sakit tahu!" ringis Zahra kesakitan. Salsa melepaskan tangannya dari telinga Zahra yang terbalut Khimar. Nampaknya dia terlihat sangat kesal kepada Zahram
"Kenapa malah di sini, sih? Seharusnya kamu itu pergi ke musholla, berwudhu kek, apa kek begitu. Malah ngelamun disini, sendiri lagi! Untung nggak kerasukan." geram Salsa mengusap wajahnya dengan kasar. Sementara Zahra, dengan santainya terkekeh.
"Afwan ndoro. Tapi, aku sudah wudhu-lah. Makanya aku bisa sesantai ini," ucap Zahra enteng.
"Bilang kek dari tadi! Ngomong-ngomong, kamu ngelamunin apa?" tanya Salsa penasaran.
"Pokoknya ini tentang dia." jawab Zahra.
Salsa tertawa pelan, "Jangan bohong kamu! Aku tahu, sekarang kamu lagi nggak suka sama seseorang. Sok-sokan cinta-cintaan," ujarnya meremehkan.
"Wah, nggak tahu saja nih anak. Sorry to say, diam-diam begini aku itu punya crush!" ucap Zahra dengan pede.
"Perasaan kamu jarang deh ngintip asrama santriwan. Emang jatuh cinta sama siapa?"
"Coba tebak! Jatuh cinta sama siapa, hayyo?"
"Firasatku mengatakan, kalo kamu lagi jatuh cinta sama... Gus Fajri! Iya kan? Iyalah," tanya Salsa begitu antusias.
"Kok dia bisa tau sih?" batin Zahra.
"Eumm, nah itu di musholla sudah adzan. Kita ke musholla yuk," ajak Zahra mengalihkan pembicaraan, karena ia tidak ingin ada yang tahu tentang perasaanku ini.
Wakafa billahi syahiida!
Artinya, cukup Allah yang menjadi saksi.
"Kasih tau dulu, kamu jatuh cinta sama Gus Fajri kan?" tanya Salsa mengintimidasi. Sedangkan Zahra hanya diam, tidak menanggapi pertanyaannya dan terus berjalan ke musholla untuk sholat dzuhur berjama'ah.
Saat berjalan menuju musholla, tanpa sengaja Zahra menginjak tasbih yang terjatuh di lantai. Zahra kemudian menunduk untuk mengambilnya dan melihat ke arah tasbih itu.
"Ini tasbih siapa?" gumam Zahra.
"Kenapa berhenti?" tanya Salsa menepuk pundakku.
"Kamu tau, ini tasbih siapa?" tanya Zahra pada Salsa sembari menunjukkan tasbih yang berada di tangan Zahra.
"Nggak tau, mungkin punya orang kali, jatoh."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [TAHAP REVISI]
Teen FictionSepasang mata tidak akan melihat kekurangan jika sebuah hati menetap dengan cinta. Seburuk apapun mata memandang, jika kita memandang dengan cinta tidak akan ada kekurangan dari makhluk tersebut. Cinta karena Allah yakni mencintai hamba Allah karena...