Ekstra Chapter

75 8 4
                                    

Sound Bunga Terakhir-nya, jangan lupa🤗.

بسم الله الرحمن الرحيم


استغفرالله روبال بارويا...استغفرالله منال خوتويا

اللهم صل على سيدنا محمدين، طب قلوبي ودواها، وعافيتي عبداني وسيفها، ونور اشوري ودلياها، وعلى آليه وشبيهي وسلم




***

"Mau ke mana? Jangan pergi." cegah Zahra menggeleng. Kedua netranya berkaca-kaca sembari menggenggam erat tangan Gus Fajri, menyuruh paksa pria itu untuk tidak meninggalkannya.

"Zahra." Gus Fajri menangkup kedua pipi Zahra dan memberikan kecupan singkat di kening perempuan itu.

"A'a sudah beranji nggak akan meninggalkan Zahra, tapi kenapa sekarang malah pergi?" ucap Zahra terdengar pelan.

"Bawa Zahra pergi bersamamu, Zauji," pintanya dengan penuh derai air mata. Gus Fajri tersenyum tipis sambil menganggukkan kepala, dan menggenggam tangan Zahra.

"A'a tidak akan pergi sendiri, Zaujati."

Dahi Zahra mengernyit. Kemudian, Gus Fajri menuntunnya untuk berjalan bersama. Sejenak langkah Zahra terhenti, Gus Fajri kembali menatap Zahra dan mengangguk seolah-olah meyakinkan istrinya itu untuk tidak takut.

Dengan senyum yang merekah indah, mereka berjalan beriringan dengan tangan yang saling bergenggaman erat. Perlahan bayangan mereka semakin memudar, lalu kemudian menghilang.

***

Kaulah yang pertama.

Barisan mobil beriringan berjalan mengantar kepulangan pasangan suami-istri yang telah berpulang. Ada banyak orang yang turut ikut menshalatkan jenazah antara keduanya.

Menjadi cinta.

Dan kini, tubuh yang sudah tertutup dengan kain kafan itu juga sudah tertutupi oleh tanah. Para keluarga serta santri dan warga kampung yang menyaksikan ikut menangis terharu.

Tinggallah kenangan.

Umi Sarah dan Ning Miftah, kedua wanita itu berjalan mendekati kuburan Gus Fajri dan Zahra. Lagi dan lagi air mata kembali menyelimuti suasana saat pemakaman.

Berakhir lewat bunga.

Detik itu juga, tangis mereka semua pecah. Umi Sarah dan Ning Miftah, begitupun dengan Kyai Rahman dan Gus Ilham ikut meneteskan air mata.

Seluruh cintaku untuknya.

"Kullu nafsin dzaa iqatul mauut. Allah Ta'ala berfirman, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian. Bapak, Ibu, saudara-saudari sekalian, kita semua pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya."

HIJRAHKU [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang