"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri.
Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Guntar datang mengetuk pintu kamar adik bungsunya. Gatra yang jarang dirumah karena ingin menghindari obrolan serius yang berujung paksaan masuk militer dengan Ayahnya, hari itu terlihat berdiam diri di kamar sejak pagi. Bahkan panggilan dari asisten rumah tangga mereka yang memintanya untuk sarapan, tidak di indahkan oleh pemuda itu.
"Abang masuk ya??" Tanya Guntar, yang bahkan sudah masuk ke dalam kamar sebelum mendapat ijin dari pemiliknya.
Gatra yang sejak awal sedang menggambar projek gedung tetap melanjutkan kegiatannya setelah menjawab dengan deheman singkat.
"Lagi ngapain? Ikut yuk" ajak Guntar, mencolek pelan kepala Gatra dengan telunjuknya.
Tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya, "kemana?"
"Mancing,,"
"Nggak ah bang, ngantuk, banyak nyamuk juga"
"Eeuumm, hiking?"
"Itu lagi, capek."
"Terus lo lagi pengen kemana?"
Gatra menghentikan kegiatannya, lalu memutar kursi belajarnya menghadap Guntar.
Memandang wajah kakaknya dengan kedua alis bertaut, sambil bersedekap dada.
" lo lagi ribut sama mbak eka ya?" Tanya Gatra, menyelidik.
"Enggak, ribut kenapa?"
"Tukin lo cair? "
"Belum, kenapa deh nanya itu?" Tanya Guntar, keheranan
"Ah, gaji 13 ya??" Cecar Gatra.
"Enggak, kenapa sih?"
" Terus kenapa tiba-tiba ngajak gue jalan? Terserah gue lagi mau kemana?"
Pertanyaan Gatra membuat Guntar akhirnya paham maksud adiknya yang daritadi terus bertanya hal random.
Menoyor pelan kepala adiknya qsambil tertawa, " gue lagi suntuk, nggak ada temen main karena temen-temen letting gue rumahnya pada jauh-jauh semua"
"Gue banyak kerjaan, ajak mbak eka jalan aja sana" tolak Gatra, sambil kembali sok sibuk dengan laptop di meja belajarnya.
"Ck, eka sibuk di Rumah sakit. Di dunia ini, manusia paling gabut yang gue kenal cuma elo dek.
Buruan siap-siap, kita jalan sekarang" perintah Guntar, menarik kursi Gatra, lalu menyeret pemuda itu untuk berganti pakaian.
"Ah ilah bang, gue nggak mau"
"Udah buruan, nanti gue tlaktir apapun yang lo mau"
"Bener ya, awas aja ngeluh kalo gue minta apa-apa" ancam Gatra, yang sebenarnya masih enggan menerima ajakan kakaknya.