Assalamualaikum semuanya! 🤗Apa kabarnya nih?
Semoga semuanya selalu sehat dan baik-baik aja ya. Aminn.
Btw, author update lagi nih😂, caelah yang sampai lumutan nunggu cerita ini update siapa disini hayoo🤭
Mohon maaf ya guys🙏😔
Kalau gitu let's go! Capcus baca!
~HAPPY READING~
Author pov.
Jika boleh meminta dilahirkan kembali Fatin tidak mau memiliki hidup seperti ini. Anak mana yang mau orangtuanya berpisah? Tidak ada. Semua anak pasti menginginkan keluarga yang utuh dan hangat.
Selama pembelajaran berlangsung di kelas ia hanya diam menatap kosong ke arah depan. Di tengah keadaan mood yang hancur itu rasanya Fatin ingin sekali berteriak keras melampiaskan segala kekesalan yang ada.
"Fatin Alfahira! Tolong kembalikan buku paket ini ke perpustakaan, ya." Suruh Bu Dewi.
"Biar saya aja Bu."
Bukan Fatin yang menjawab, melainkan Reno.
Cowok itu berjalan melewati Fatin yang sudah hendak berdiri melaksanakan suruhan Bu Dewi. Bersamaan dengan guru perempuan itu keluar Reno dengan sigap membawa setumpuk buku paket untuk ia kembalikan ke perpustakaan sekolah. Sebenarnya sejak tadi laki-laki itu menatap ke arah Fatin. Jarak duduk keduanya hanya berselang dua meja saja. Kesedihan masih terbaca jelas di raut wajah gadis itu membuat Reno mengepalkan tangannya. Ia tidak suka melihat netra yang selalu ceria itu tiba-tiba basah oleh linangan air mata.
Fatin menatap kepergian Reno yang sudah menjauh dari kelas.
"Kamu mau ke kantin?" Tanya Arania menolehkan kepala gadis itu ke arahnya.
Fatin menggeleng. "Di kantin ada Arez sama teman-teman tim volinya, lo pasti bakalan gak nyaman disana mending lo tunggu di kelas biar gue yang ke kantin pesan makanan."
"Kamu yakin bisa sendiri? Aku temenin aja,"
"Gak usah tunggu di sini aja. Oke."
"Oke."
Fatin masih sangat peduli padanya seakan lupa jika dirinya tengah bersedih sekarang. Arania merasa bersalah karena sudah melibatkan gadis itu dalam masalahnya. Sambil menunggu Fatin kembali dari kantin ia menyibukkan diri dengan bermain ponsel dalam kelas.
Di tempat yang berbeda.
Sagara dan teman-temannya sedang duduk anteng di salah satu meja kantin. Suara canda tawa terdengar dari mereka yang tengah asik menikmati makanan dan minuman di atas meja.
"Gue dikira maling masuk kerumah sendiri gimana konsepnya dah itu? Ampun-ampun, kening gue hampir aja kenak panci kesayangan nyokap kalau gak sempat ngehindar." Cerita Jendra tak bisa membayangkan jika Panci sang ibu berhasil mengenai keningnya. Wah, bisa benjol sekening-kening dirinya.
Dewangga tertawa. "salah lo sendiri siapa suruh keluyuran dirumah tetangga malem-malem."
"Hati hati, Dra. Kepergok di nikahin lo berdua sama warga." Timpal Arka.
"Gue juga pikirnya kayak gitu, Ar. Keseringan gue temenin tuh cewek entar disangka gue apa-apain dia lagi. Tapi masalahnya Aluna cuma dekat sama gue doang di kompleks. Kalian juga tahu kan, ortunya Aluna gila kerja mana ada waktu buat dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA :(He is my husband)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Perjodohan, hingga sampai menikah muda dimasa putih abu abunya. Tidak pernah terlintas di benaknya ia akan menjadi calon istri di usia mudanya. Arania kara atau kerap disapa Ara ialah siswi cantik yang memiliki bola m...