23 | Pecah Pertengkaran

2.3K 182 5
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE PERHARI
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Diah meletakkan ponselnya ke atas meja kerja setelah puas mengobrol dengan Rida, Ayu, dan Farah serta menonton salah satu siaran favoritnya di YouTube. Tatapannya kini terarah pada Fikri yang masih berada di balkon sambil menelepon. Hawa dingin mendadak terasa begitu menusuk, padahal sebelumnya udara tidak terasa sedingin yang terjadi saat itu. Diah segera bangkit dari kursinya dan beranjak menuju balkon. Ia segera menarik lengan Fikri dan mendorong pria itu masuk ke ruang kerjanya. Pintu ruang kerja itu kemudian ditutup oleh Diah dari arah luar, sehingga Fikri bisa tetap aman jika ada hal yang akan terjadi malam itu.

"Non! Non Diah kenapa? Ada apa, Non? Kenapa aku dikuncikan begini? Buka pintunya, Non!" seru Fikri, yang masih kaget dengan apa yang Diah lakukan barusan.

Deden bisa melihat jelas kalau Diah sedang mewaspadai sesuatu di balkon lantai dua tersebut. Sejak tadi ia mengawasi Diah dan Fikri dari balik jendela kamarnya. Ia ingin tahu, apakah Fikri akan mencoba melakukan pendekatan kepada Diah atau tidak. Tapi nyatanya, Diah menghabiskan waktu sendiri di meja kerjanya, sementara Fikri sibuk menelepon seseorang dan tidak pernah mendekat lagi ke meja kerja Diah. Sekarang, ia justru harus melihat kalau Diah berusaha melindungi Fikri dari sesuatu yang mungkin telah dia rasakan keberadaannya.

Sesosok makhluk tampak melayang-layang di dekat rumah Keluarga Prawira. Makhluk itu tampaknya tengah mencari celah, agar bisa mendekat pada Diah dan membuatnya melemah seperti yang pernah terjadi pada anggota keluarga tersebut. Sayangnya, Diah sudah melihat keberadaannya sebelum makhluk itu berhasil mendekat. Diah menatapnya begitu tajam. Tatapannya sama sekali tidak beralih meski makhluk itu berusaha membuatnya takut sejak tadi.

"Mendekat kalau kamu memang punya nyali!" tantang Diah, lantang seperti biasa.

Fikri bisa mendengar tantangan itu. Pria itu langsung berusaha bicara pada Zainal yang masih terhubung dengannya di telepon. Di luar, Diah sudah siap akan melompat dari pembatas balkon jika makhluk itu benar-benar akan mendekat ke arahnya. Ia akan berupaya mengejar makhluk itu untuk tahu dari mana asalnya. Deden segera keluar dari rumahnya karena memiliki firasat yang tidak enak terhadap Diah. Fikri berlari dari lantai dua dengan panik, sampai dirinya menerima tatapan heran dari Eman serta Laila. Makhluk itu benar-benar mendekat dengan cepat ke arah balkon tempat Diah berada dan Deden melihatnya dengan jelas. Diah pun benar-benar memanjat pembatas balkon untuk memberi perlawanan melalui air yang sudah ia siapkan di balkon itu sejak tadi sore. Makhluk itu akhirnya menjauh, lalu berusaha melarikan diri. Diah melompat ke halaman tanpa ragu, kemudian mengejar makhluk itu sekuat tenaga tanpa alas kaki.

"Diah!!! Berhenti!!! Jangan kejar makhluk itu!!!" teriak Deden, agar Diah mendengarnya.

Fikri ikut mengejar Diah bersama Deden. Mereka bertemu dengan Zainal--yang juga sedang berlari bersama Rida dan Ayu--yang tak sengaja bertemu mereka di persimpangan. Zainal mengatakan bahwa Diah sedang menghadapi makhluk halus yang mendatangi rumah Keluarga Prawira, sehingga membuat Rida dan Ayu kaget setengah mati.

"Non Diah!!! Berhenti, Non!!!" Fikri ikut berteriak seperti yang Deden lakukan.

"Jangan ikut campur!!! Pulang saja, sana!!!" balas Diah, tanpa menghentikan langkahnya.

Mereka tidak sadar mengambil jalan ke arah mana pada saat itu. Bahkan mereka tidak menyadari, bahwa makhluk yang Diah kejar saat itu sudah melewati bagian belakang rumah Keluarga Wardana. Raga dan Farah yang tengah mendengarkan pembicaraan orangtua mereka, mendadak ikut menatap ke arah suara teriakan yang memanggil nama Diah saat itu. Rosa dan Safira seketika bangkit dari kursi yang ada di gazebo, lalu menatap ke arah yang sama.

KUTUKAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang