04. LOST

525 42 3
                                    

Entah sudah berapa hari terhitung sejak dirinya bergabung ke Ragnarok, yang jelas dirinya merasa sangat bosan. Pekerjaan penggalian bawah tanah sudah diselesaikan oleh Garox, begitu pula dengan pekerjaannya yang sudah selesai.

Ia pun memutuskan untuk berkunjung ke pondok pemancingan milik OmenD, namun pemuda itu tidak terlihat dimanapun. "OmenD?"

"Aku di bawah!"

Pemuda bermanik merah itu pun segera menengok ke arah suara, nampaklah seorang pemuda yang tengah merapikan peti hasil memancing miliknya. Ia pun memilih untuk duduk di sana sembari memperhatikan gerak-gerik pemuda itu, setidaknya itu mengurangi sedikit rasa bosannya.

"Kenapa kau kemari?" tanya OmenD dari bawah sana, Ajul pun terkekeh. "Aku hanya bosan, anggap saja aku tidak ada di sini."

"Memangnya tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain dari memperhatikanku di sini, hm?" tanya OmenD yang masih sibuk dengan barang-barangnya, Ajul pun menggeleng. "Semuanya sudah selesai, karena itu aku berada di sini."

"Apakah Garox mengganggu pekerjaanmu tadi?" tanya OmenD tiba-tiba, Ajul pun berdecak. "Memangnya kapan bedebah satu itu tidak mengganggu diriku?"

"Ku rasa ... ia menyukaimu," ucap pria bermanik oranye kekuningan itu sebelum menggunakan tridentnya untuk kembali ke atas, Ajul pun menatap pemuda itu aneh. "Dia menyukaiku? Yang benar saja, mana mungkin seseorang yang notabenenya seorang lelaki menyimpan perasaan pada lelaki lainnya."

"Bagaimana kau bisa yakin akan hal itu?" tanya OmenD yang kemudian duduk menghadap ke lautan. "Dia saja pernah mendesah di depan Ubi, memang dirinya sedikit aneh. Bisa saja itu adalah salah satu cara yang ia lakukan untuk menarik perhatianmu."

Ajul menggeleng dan mengubah posisinya menjadi di sebelah OmenD. "Dia bukan aneh lagi, namun sudah tidak waras. Aku sungguh berharap agar aku tidak terlalu sering berurusan dengannya atau aku bisa-bisa menjadi sama gilanya dengan dia."

"Omong-omong soal Garox, apakah pekerjaannya sudah selesai? Aku lihat dirinya sedang memancing di sana." Ajul hanya mengangguk sebagai jawaban, OmenD pun terkekeh. "Baguslah, tandanya setelah ini dia sudah bisa aku pekerjakan lagi untuk meratakan bukit yang berada di dalam kastil."

"Sebenarnya kau ingin membangun kastil itu menjadi seperti apa?" tanya Ajul yang penasaran tentang rencana pemuda manis di sebelahnya itu, OmenD pun menoleh ke arahnya sebelum menjatuhkan diri ke laut dan melesat menggunakan tridentnya menuju kastil. Tanpa pikir panjang, Ajul pun segera mengikuti pemuda itu.

"Ayo sini," ajak OmenD begitu keduanya tiba di depan pintu masuk kastil yang masih polos, Ajul pun mengikuti langkah pemuda tersebut. "Rencananya, aku akan membuat temboknya menjadi dua lapis dan terdiri dari tiga tingkat. Di keempat sisinya terdapat menara yang menjulang tinggi, namun aku belum memiliki keinginan untuk melanjutkan pembangunan."

"Apakah stok bahan masih banyak?" tanya Ajul, OmenD pun berpikir sejenak sebelum menggeleng. "Hanya tersisa lima stack, kurasa hari ini aku akan pergi bersama Kaira mencari bahan-bahan yang diperlukan."

"Pergi bersamaku saja," ucap Ajul. "Jujur saja aku merasa bosan saat ini, berjalan-jalan sembari mengumpulkan bahan adalah ide yang cukup bagus."

OmenD pun tertawa mendengar perkataan pemuda bermanik merah itu. "Baiklah, ayo kita pergi sekarang. Aku tahu kau sudah sangat muak diganggu terus menerus oleh Garox saat sedang meratakan bukit di dalam kastil bersamanya. Lagipula ... sepertinya Kaira sedang bersama Jerry sekarang."

"Jujur saja aku merasa gemas dengan keduanya, apakah mereka tidak menyadari perasaan masing-masing atau bagaimana?" ucap Ajul setengah menggerutu, OmenD pun mengerdikkan bahunya. "Bukan hanya kau saja, hampir seluruh anggota Ragnarok termasuk Ubi sendiri pun gemas melihat hubungan keduanya yang abu-abu."

AZAZEL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang