21. CONTRACT

257 38 5
                                    

Atas perintah Ubi, kini para anggota Ragnarok berbondong-bondong pergi ke Eclipse untuk mencari ke mana senjata ke tiga berada. Namun setibanya di sana, alangkah terkejutnya mereka saat melihat keberadaan Epin yang seharusnya telah pergi sepenuhnya dari dunia ini.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Ubi? Kau seperti sedang melihat hantu saja," ejek Epin sembari menyeringai, ia tahu benar bahwa pria itu akan merasa sangat marah. Bahkan aura api dari senjatanya terasa begitu panas sehingga anggota Ragnarok yang berada di sana harus mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak.

"Bagaimana kau bisa selamat?" geram Ubi yang dibalas tawa remeh oleh Epin. "Bagaimana aku bisa selamat katamu? Heh, lebih baik kau bertanya kepada para anggotamu itu. Oh ya, terima kasih telah memberikanku totem."

"Dalam tiga hari, Eclipse akan hancur!" seru Ubi, dirinya pun segera pergi meninggalkan ruangan tersebut yang tentu saja segera diikuti oleh anggota lainnya. Mereka tahu, Ubi benar-benar merasa emosi atas hal itu.

Setibanya di Nether, pria itu langsung menatap satu persatu anggotanya dengan marah. "Siapa yang berani-beraninya memberikan totem kepada Epin di antara kalian, huh? Jawab!"

"Kami sungguh tidak tahu apa-apa, Ubi!" seru Kaira, OmenD pun mengangguk. "Bahkan kami tidak pernah sedikitpun mendekati sel penjara Epin! Aku dan Kaira saja sibuk mengerjakan pembangunan kastil di markas baru Ragnarok!"

Maji pun bersidekap dada. "Aku rasa, lebih baik kita membahas masalah ini di markas Ragnarok saja, Ubi."

Ubi pun berdecak dan menyimpan kapaknya tersebut. "Jerry berada di markas lama, bukan? Kita pergi ke sana sekarang." Dengan begitu, mereka berlima pergi ke markas lama untuk menemui Jerry yang tengah menjaga Sean dan Moon.

Selain menjadi seorang pemasok, fungsi lain Jerry di Ragnarok adalah sebagai seorang sipir penjara.

Setibanya di sana, ternyata pria itu tengah duduk sembari membaca buku. Mendengar langkah kaki yang cukup ramai, atensinya pun teralihkan dan menyerngit heran. "Tumben sekali kalian datang secara bersamaan, apakah ada sesuatu yang sedang terjadi saat ini?"

"Apakah selama kau menjaga Epin ada orang lain yang datang ke tempat ini, Jerry?" tanya Ubi tanpa basa-basi, Jerry pun menggeleng. "Selama aku berjaga, sama sekali tidak ada orang yang datang kemari. Baik dari pihak kita ataupun Aliansi, ada apa memangnya?"

"Apakah saat kau memindahkan Epin, kau memberikannya totem?" tanya Ubi mengabaikan pertanyaan balasan dari Jerry, yang mana tentu saja pria itu menggeleng. "Untuk apa aku memberinya totem? Aku hanya memberikannya dua stak apel emas!"

Ubi pun menggeram dan menghampiri sel penjara Sean dan Moon, yang mana ternyata keduanya tengah berbincang ria seakan tidak terjadi apapun.

"Apa rencana kalian, huh?" tanya Ubi yang membuat keduanya menoleh, Moon pun terkekeh sembari memainkan helaian rambut Sean yang tengah menggunakan pahanya sebagai bantal. "Rencana apa yang kau maksud, Ubi? Apakah kau tidak lihat kalau kami berdua saja terjebak di sini sejak beberapa hari yang lalu?"

Sean pun tertawa kecil. "Nampaknya ada seorang pengkhianat di antara mereka yang akan bernasib sama dengan Garox dan Citem. Apakah aku benar, Moon?"

"Tentu saja," balas Moon yang kemudian menatap netra hijau milik Ubi sembari menyeringai puas. "Selamat mencari pengkhianat tersebut, semoga saja ia tidak akan bisa ditemukan."

Merasa tidak ada gunanya berbicara dengan sepasang kekasih itu, Ubi pun kembali pada anggotanya. Dirinya pun menatap Maji dan OmenD bergantian. "Kalian berdua ikut aku sekarang."

Tanpa perlu bertanya, mereka semua tahu apa yang akan Ubi lakukan. Pria itu akan menginterogasi mereka satu persatu, itu adalah hal yang pasti.

Jerry yang masih bingung dengan keadaan tersebut pun menatap Ajul dan Kaira sembari bersidekap dada. "Adakah di antara kalian yang dapat menjelaskan apa yang telah terjadi sebenarnya?"

AZAZEL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang