Dini hari, di saat yang lainnya masih asyik berkemul dalam selimut masing-masing, Ajul dan OmenD justru sudah terjaga. Sebenarnya hanya OmenD yang benar-benar terjaga, Ajul sendiri hanya terduduk diam sembari terkantuk-kantuk.
Pemuda bermanik oranye itu yang telah menyeretnya kemari, jadi mau tak mau dirinya harus menemaninya yang sedang berlatih daya tahan tubuh dengan cara berenang di jalur yang telah ia bangun sebelumnya.
Beruntung dirinya dan Kaira hanya menghabiskan segelas bir semalam, jadi keadaan mereka baik-baik saja. Sedangkan OmenD, dia bahkan hanya minum beberapa teguk. Lain hal dengan Ubi dan yang lainnya, entah berapa gelas yang mereka habiskan tadi malam.
"Ajul! Kau masih mengantuk?" tanya OmenD begitu dia sudah menyelesaikan kurang lebih empat putaran, Ajul pun berdecak. "Menurutmu? Bahkan matahari pun belum terbit, kau sudah menarikku dari ranjang. Kau terlalu bersemangat."
"Oh ayolah." OmenD pun keluar dari air dan duduk di sebelah Ajul, kemudian ia menatap langit-langit tempat itu. "Aku juga ingin menjadi berguna bagi Ragnarok dalam pertarungan, Jul. Sejak Maji yang menarget diriku setelah kau dan Jerry pergi, aku sadar betapa lemahnya diriku."
Ajul pun menatap pemuda itu sebelum terkekeh. "Namun kau jauh lebih berguna dibandingkan Citem dan Garox, OmenD. Jadi jangan khawatir akan hal itu."
Ucapan Ajul membuat OmenD kesal, ia pun menatap malas pemuda itu. "Jangan bandingkan diriku dengan mereka berdua, Jul. Mereka hanya cocok untuk ku perbudak untuk membantu pembangunan, itu pun masih tidak bisa diharapkan."
Tiba-tiba OmenD meraih tangan Ajul, ia menatap pemuda itu penuh harap. "Aku ingin menjadi sekuat dirimu, Ajul! Mau kah kau membantuku untuk hal itu?"
Ajul pun menyeringai jahil. "Lalu apa keuntungan yang bisa ku dapatkan setelah membantumu memperkuat diri?"
"Mending? Totem? Atau kau mau beberapa blok berlian?" tawar OmenD, Ajul pun berdecak. "Untuk apa kau memberiku blok berlian? Bahkan aku sendiri sudah punya beberapa stak blok berlian."
OmenD pun menatap Ajul kesal. "Lantas kau mau apa, Ajul? Ayolah!" Kekesalan pemuda itu membuat Ajul tertawa. "Aku hanya bercanda, aku akan membantumu."
Pemuda itu menatapnya penuh binar. "Terima kasih, Ajul! Aku janji, aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh!"
"Kalau begitu ...." Ajul pun mendorong pemuda itu kembali ke dalam air dan berkacak pinggang. "Lakukan putaran bolak-balik tanpa henti hingga aku kembali, apakah kau sanggup?"
OmenD pun nampak berpikir sejenak sebelum mengangguk ragu. "Aku rasa ... mungkin? Akan aku coba. Tapi berapa lama kau akan kembali?"
Ajul pun tersenyum miring sebelum membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan pemuda itu. "Sampai jumpa nanti setelah matahari terbit!"
"Hei! Itu kan masih sangat lama!"
Namun Ajul sama sekali tidak peduli dengan protes dari OmenD, ia tetap melangkahkan kakinya tanpa beban meninggalkan pemuda itu sendirian.
Ah ya, tentu saja dia akan kembali tidur. Dirinya baru akan berlatih setelah matahari terbit, yang masih sekitar lima jam lagi.
Dirinya segera pergi dari markas bawah tanah Ragnarok dan kembali ke rumahnya, setelah itu ia pun mengunci pintu. Setelah menanggalkan pakaian miliknya dan menggantungkannya di area memancingnya agar segera kering, ia pun segera merebahkan diri dan terlelap.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, cahaya matahari kini telah mengusik pemuda itu dari tidurnya. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya, kemudian dirinya bangkit dari ranjang setelah meregangkan tubuh.
Ah ya, dirinya harus menemui OmenD sekarang.
Ajul pun merebus air dan memasukkan beberapa lembar daun teh, beberapa rempah, dan juga buah beri, di saat yang bersamaan dirinya pun juga memasak sup ikan. Barulah kemudian ia membasuh wajahnya dengan air dan mengenakan kembali pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAZEL [Completed]
FanfictionMain cast : Ajul / Azazel (Aspect30) Brutal Legends Universe! Phase 2! BxB, Fluff, no lemon, hareem. Terjebak di sebuah dunia yang penuh dengan legenda, kutukan, dan pengkhianatan sama sekali tidak menyurutkan langkahnya, bahkan jika ia harus berpih...