34. TEMPLE

145 18 18
                                    

Markas Ragnarok adalah satu-satunya tempat paling damai di dunia tersebut, tempatnya yang sangat tersembunyi membuat tidak ada satupun anggota Aliansi yang dapat menemukan mereka.

Contohnya saja Ajul saat ini, dirinya tengah memancing dengan santai di dermaga rumahnya. Jikalau para anggota Aliansi harus senantiasa siap siaga walaupun saat memancing, maka hal tersebut tidak berlaku kepada anggota Ragnarok. Dengan santainya ia menyesap secangkir teh hangat, terlihat juga terdapat beberapa camilan yang berada di sekitarnya.

Entah sudah berapa ekor ikan yang ia tangkap, yang jelas mereka akan menjadi lauk yang lezat untuk hari ini.

Dirinya menghela napas, sedari tadi dirinya masih memikirkan tentang beberapa kejadian yang telah lampau. Sejak Maji dan OmenD menyatakan perasaan mereka, Ajul menjadi sedikit menjaga jarak di antara keduanya. Bukannya tanpa alasan, melainkan tiap dirinya terlihat dekat dengan salah satu di antara mereka, pasti akan terjadi keributan di antara mereka.

Percayalah, walaupun Ajul adalah salah satu petarung garda terdepan di Ragnarok, dirinya adalah seseorang yang cinta damai. Dirinya malas mengeluarkan tenaga jika tidak diperlukan, itu juga hanya akan membuang waktunya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu depan rumahnya, dirinya pun menoleh sekilas sebelum kembali memfokuskan pandangannya ke arah laut. "Masuk saja!"

Pintu kayu tersebut pun berderit saat orang tersebut membukanya, kemudian terdengar derap langkah mendekatinya. Helaan napas pun terdengar dari tamu dadakannya itu. "Tadinya aku hendak mengajakmu melakukan ekspedisi bersama Ubi dan Kaira, namun nampaknya ... kau sedang menikmati hidup."

Ajul pun menoleh dan menatap Jerry dengan penuh tanda tanya. "Ekspedisi?"

Jerry yang kini tengah berjongkok di sebelahnya itu mengangguk sebelum mengambil salah satu camilan milik Ajul dan memakannya. "Ya, ekspedisi. Kita akan mencari petunjuk senjata keempat, dengan menculik salah satu anggota Aliansi tentu saja."

"Kau yakin mereka akan menjawabnya? Kau tahu sendiri sekarang mereka lebih memilih mati dibandingkan harus membocorkan informasi," balas Ajul tidak yakin dengan ucapan Jerry.

"Ya ... kita lihat saja nanti. Biarkan saja Ubi yang mengurusnya," kekeh pria itu. "Omong-omong, dari mana kau mendapat semua camilan ini? Rasanya lezat."

"Aku membuatnya sendiri," balas Ajul sambil menggulung tali pancingannya. "Jadi, di mana kalian berkumpul? Aku akan bersiap-siap terlebih dahulu."

"Pantas Maji dan OmenD memperebutkan dirimu, kau memang terlihat sebagai istri yang baik," ejek Jerry, dirinya pun segera melesat ke pintu rumah begitu melihat Ajul akan melemparkannya dengan sepatu. "Di depan kastil!"

Sungguh, kekasih dari kakak angkatnya itu benar-benar menyebalkan. Namun dirinya memilih untuk segera bersiap, ia juga sudah merasa bosan memancing seharian.

Tidak perlu waktu lama baginya untuk bersiap-siap, dirinya dalam waktu sepuluh menit sudah siap dengan setelan pakaian zirah sehari-hari beserta sebuah kantung berisi persediaan.

"Ah, akhirnya kau tiba juga," ujar Ubi saat Ajul tiba-tiba di titik kumpul, dirinya kemudian menoleh ke arah Jerry, OmenD, dan Kaira. "Baiklah, ayo kita pergi."

Tujuan pertama mereka adalah mencari anggota Aliansi yang dapat mereka pergunakan untuk menuntun mereka ke tempat yang menjadi petunjuk lokasi senjata keempat. Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Centerra, daerah Aliansi yang paling dekat dari markas Ragnarok lama.

Walaupun menemukan seseorang di daerah Centerra dapat dikatakan seperti misi yang mustahil, mengingat mereka semua adalah seorang penjelajah.

Nampaknya Dewi Fortuna tengah berpihak kepada mereka, sebab mereka bertemu dengan Ikkan yang juga sedang berada di Centerra.

AZAZEL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang