Nihil.
Kemanapun mereka pergi, tidak ada satupun dari anggota Aliansi yang terlihat. Hanya Asgard yang belum mereka kunjungi, yang mana kemungkinan besar mereka akan menemukan orang di sana, mengingat ia sering menjadi tempat berkumpulnya para anggota Aliansi.
Ajul berjalan melintasi Nether, yang mana terdapat Kaira dan Garox yang duduk manis di atasnya. Keduanya terlalu malas untuk berjalan, mau tak mau Ajul yang harus ditumbalkan untuk membawa mereka.
"Kemana yang lainnya? Apakah mereka sudah masuk ke sana?" tanya Garox begitu mereka tiba di depan portal Asgard, ia pun turun dari atas Ajul bersama dengan Kaira.
"Aku tidak tahu," jawab Ajul, ia pun menatap keduanya. "Apakah kita mau mencoba masuk? Barangkali mereka memang sudah berada di sana sebelum kita."
Walaupun diliputi perasaan ragu, namun ketiganya tetap melangkah masuk. Ajul yang tiba terlebih dahulu pun menengok ke sekeliling, kemana perginya anggota Ragnarok lainnya?
Mereka pun melangkah menuju gerbang Asgard, memastikan apakah anggota Ragnarok sudah tiba di Asgard atau belum. Alangkah terkejutnya mereka sebab bukan anggota Ragnarok yang mereka temui, melainkan para Asgardian yang sedang berbincang tak jauh dari gerbang.
"Mundur!" desis Garox panik, ketiganya langsung melempar ender pearl ke arah yang berbeda guna menyelamatkan diri. Ajul sendiri memilih untuk bersembunyi di pepohonan tak jauh dari portal, jantungnya berdetak kencang.
Dirinya memang kuat, namun bukan berarti ia ingin mencari mati dengan menghadapi Asgard sendirian, terutama dengan adanya Maji yang memegang senjata kedua.
Setelah diyakini aman, ia pun turun dari atas pohon yang menjadi tempat persembunyiannya dan membangun portal darurat, tidak mungkin ia menggunakan portal utama.
"Jul!"
Ia pun menoleh dan segera menghampiri pemuda bermanik hijau tersebut. "Kaira, apakah ia baik-baik saja?" Garox pun mengangguk, dirinya pun memintanya untuk segera mengikuti dirinya.
Ajul pun mengikuti langkah Garox, yang ternyata anggota Ragnarok lainnya tengah mengintrogasi Gempita. Pemuda itu segera menutup mulutnya rapat-rapat, dirinya belum mau mengungkapkan identitas sebagai anggota baru Ragnarok.
Narendra yang juga berada di sana pun menoleh dan memicingkan matanya sebentar begitu menyadari kedatangan Ajul, yang membuat pemuda itu cukup gelisah walaupun bagian atas wajahnya sudah tertutup topeng. Untungnya, pria itu sama sekali tidak berkomentar dan memilih untuk kembali memperhatikan Gempita.
"Jadi fragmen tersebut dipegang oleh Asgard dan Eclipse?" tanya Ubi, Gempita pun mengangguk. "Hanya itu yang aku tahu, Ubi. Aku berani bersumpah."
Ubi pun berdecak sebelum memainkan kapaknya. "Kau yakin akan hal itu? Bukankah Wahcot juga memegang salah satu dari fragmen tersebut?"
"Wahcot?" Gempita pun menatap Ubi bingung. "Dirinya sama sekali tidak mengatakan hal itu padaku, bahkan aku saja belum bertemu dengannya beberapa hari ini. Aku benar-benar tidak tahu mengenai masalah fragmen ini!"
Pria berambut ungu itu pun menggeram, ia menggenggam kapak kesayangannya itu semakin erat. "Sampaikan kepada Wahcot ... segera serahkan fragmen tersebut kepada Ragnarok jika ia masih ingin hidup ...."
Gempita pun mengangguk takut, Ubi yang sedang emosi bukanlah hal yang bagus. Ubi pun berdecak sebelum mengusir Gempita beserta Narendra dengan isyarat, yang tentu saja keduanya segera pergi.
Pria itu pun menyimpan kapak tersebut di punggungnya sebelum melangkah, yang kemudian diikuti oleh seluruh anggota Ragnarok yang ada.
Disebabkan kehadiran Ajul, Kaira dan Garox yang tidak disengaja sebelumnya, para Asgardian sudah berjaga di depan pintu masuk Asgard.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAZEL [Completed]
FanfictionMain cast : Ajul / Azazel (Aspect30) Brutal Legends Universe! Phase 2! BxB, Fluff, no lemon, hareem. Terjebak di sebuah dunia yang penuh dengan legenda, kutukan, dan pengkhianatan sama sekali tidak menyurutkan langkahnya, bahkan jika ia harus berpih...