Makan atau tinggalkan, itulah kata-kata yang menjadi petunjuk pada awal permainan tersebut. Jika kau memakannya, maka akan terdapat konsekuensi yang akan diterima. Jika kau tidak mau memakannya hingga waktu berakhir, maka kau akan gugur dari permainan.
Ubi pun mengangkat gelas yang berisi anggur. "Angkat gelas kalian, Ragnarok!"
Mengabaikan pihak Aliansi yang berada di sana, seluruh anggota Ragnarok kemudian mengangkat gelas mereka dengan tinggi. Ubi tersenyum bangga sambil menatap satu persatu anggotanya. "Bersulang demi kejayaan!"
"Bersulang demi kejayaan!"
Dalam gerakan yang serasi, kedelapan anggota Ragnarok pun menenggak habis seluruh cairan yang berada di dalam gelas tersebut.
Ajul tersenyum tipis, tentu saja dirinya tahu bahwa mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan senjata keempat mengingat jumlah mereka yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan Aliansi.
Sesudah mereka meminum anggur tersebut, mereka kembali tiba di ruangan saat pertama kali mereka memasuki permainan.
"Dengarkan aku," ujar Ubi saat mereka semua sudah berkumpul. "Walaupun kita kalah jumlah, namun tetaplah ingat bahwa Aliansi itu hanya sekumpulan pengecut."
"Namun, aku tetap menyarankan untuk tidak memaksakan diri," tambah Voiz, dirinya menghela napas. "Kita tidak tahu apa saja konsekuensi yang akan kita dapatkan dari permainan ini."
"Ah iya, aku hampir lupa tentang masalah itu." Ubi pun menatap satu persatu anggotanya. "Apa efek yang kalian dapatkan dari permainan barusan? Karena aku tidak mendapatkan efek apapun."
"Aku ... merasakan tubuhku menjadi semakin lemah," jawab Kaira yang kemudian diangguki oleh OmenD, menandakan dirinya mengalami hal yang sama dengan wanita tersebut.
"Aku sempat mati tadi, sehingga nyawaku tersisa delapan," balas Voiz.
"Aku tidak merasakan efek apapun dari permainan tadi, Ubi," ucap Ajul. Maji, Gempita, dan Jerry ternyata mengalami hal yang sama.
"Kalau begitu, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi jika kita memutuskan untuk terus maju," ujar Voiz mengambil kesimpulan dari semua keadaan yang dialami oleh rekan-rekannya. "Kita kehilangannya kekuatan tubuh, kehilangan nyawa, atau keberuntungan."
"Baiklah, jangan memaksakan diri. Namun walaupun begitu, tetap berusaha sekuat tenaga." Anggota Ragnarok pun menyetujui ucapan Ubi, mereka sudah siap untuk berjuang demi mencapai tujuan mereka.
Maka tahap demi tahap mereka lalui, satu demi satu anggota Aliansi berguguran dari babak tersebut. Berbeda dengan Ragnarok, mereka tetap berjuang menyerahkan semua yang mereka miliki kepada Sang Kerakusan demi mendapatkan senjata keempat tersebut.
Nyawa dan kekuatan terus mereka korbankan, entah sudah berapa anggota Aliansi yang gugur sebab tidak mau kehilangan kedua hal tersebut. Dari pihak Ragnarok sendiri yang sudah gugur ada Jerry, Kaira, dan Gempita.
"Ajul, kalau kau sudah tidak kuat dalam permainan ini ... jangan dipaksakan, oke?" pinta OmenD yang berdiri di hadapannya.
"Ya, Ajul. Tenang saja, masih ada kami," tambah Maji, dirinya berdiri di sebelah OmenD. "Kami masih sanggup untuk bertarung demi senjata tersebut."
Ajul menggeleng, dirinya masih memiliki lima nyawa dan tubuhnya masih terasa cukup kuat mengingat dirinya cukup beruntung. "Terima kasih, namun aku masih sanggup untuk melanjutkan permainan."
"Kau yakin, Jul?" tanya keduanya bersamaan, kekhawatiran nampak jelas di kedua wajah mereka. Jelas sekali bahwa mereka tidak mau pemuda kesayangan mereka itu mengalami hal buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAZEL [Completed]
FanficMain cast : Ajul / Azazel (Aspect30) Brutal Legends Universe! Phase 2! BxB, Fluff, no lemon, hareem. Terjebak di sebuah dunia yang penuh dengan legenda, kutukan, dan pengkhianatan sama sekali tidak menyurutkan langkahnya, bahkan jika ia harus berpih...