27. AGREEMENT

306 30 15
                                    

Hari yang cukup tenang dan cerah membuat dirinya tersenyum, ditemani oleh secangkir teh beri hangat dan sepotong roti beserta sup turut melengkapi paginya yang terasa sempurna. Deburan ombak yang menghantam daratan pun menjadi musik yang amat menenangkan di pergantian dari siang menuju sore hari ini, sungguh suatu hal yang dapat dikatakan jarang terjadi di Ragnarok.

"Ajul!"

Senyum yang pada mulanya mengembang lebar kini hilang tak berjejak dari bibirnya, salah satu orang yang cukup menyebalkan. Mengapa pria itu harus datang dan merusak momennya yang sempurna?

Ajul pun meletakkan cangkirnya di atas meja dan menoleh ke arah pintu sembari menatap malas orang tersebut. "Ada apa lagi, Maji?" Namun bukannya menjawab pertanyaan pemuda itu, Maji justru langsung menariknya dan berlari menuju kastil yang membuat Ajul harus tertatih untuk menyesuaikan langkahnya.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu!" seru Maji antusias. Tanpa menjelaskan maksud dari perkataannya, pria itu langsung melesat menggunakan tridentnya menuju taman di atap kastil yang membuat Ajul mau tak mau harus mengikutinya.

Ajul menatap kagum pemandangan di sekitarnya begitu tiba di atas, kemampuan Kaira dan OmenD memang tidak dapat diragukan lagi dalam pembangunan. Ia pun berjalan mendekati pria yang ternyata sudah duduk manis di sebelah kolam sembari memperhatikan axolotl-axolotl yang tengah berenang dengan riang, ada-ada saja.

"Jadi ini yang mau kau tunjukkan kepadaku?" tanya Ajul kesal sembari bersidekap dada, Maji pun mengisyaratkan kepada pemuda itu untuk duduk di sebelahnya.

"Kau lihat kolam itu, Jul?" tanya Maji sembari menunjuk ke arah kolam, pemuda itu mengangguk. "Ya ... lantas apa? Aku tahu di sana ada banyak axolotl, jadi apa yang kau mau sekarang?"

Pria itu pun menoleh. "Kau tahu apa yang kurang di antara mereka?" Ajul menggeleng, ia benar-benar tidak paham arah pembicaraan pria itu. "Jul ... bisa aku minta satu lagi axolotl biru?"

Ajul benar-benar tidak dapat berkata-kata lagi mendengar permintaan Maji, ia pun menghela napas. "Tentu saja tidak semudah itu aku akan memberikannya kepadamu."

"Jul ...." Maji tiba-tiba menggenggam tangan Ajul yang membuat pemuda itu semakin kebingungan, senyuman lembut tak lupa terpatri di bibirnya sebelum dirinya mengecup punggung tangan pemuda itu. "Beri tahu aku, Ajul. Apa yang kau inginkan? Demi axolotl biru, aku rela melakukan apa saja untukmu."

Wajahnya memerah, tentu dirinya tidak menyangka Maji akan bersikap seperti itu demi meminta axolotl biru padanya. "Bisakah kau melindungiku?"

Maji pun tertawa melihat ekspresi lucu Ajul yang salah tingkah. "Kau lucu sekali, Ajul. Bahkan jika kau memintaku untuk menjadi kekasihmu pun akan ku lakukan."

Mendengar hal itu, wajahnya semakin memerah dan dengan cepat dirinya melepaskan genggaman tangan Maji. Ajul pun bangkit dari duduknya dan segera mengeluarkan peti ender, tempat di mana ia menyimpan axolotl biru miliknya.

"Apakah kau bersungguh-sungguh atas ucapanmu itu?" tanyanya sembari memegang seember berisi axolotl, Maji pun terkekeh. "Ucapan yang mana? Yang menjadi kekasihmu? Tentu saja aku serius."

"Bukan yang itu, bodoh."

"Ahh ... itu adalah hal yang sangat mudah. Tentu saja aku akan melindungimu, mengingat kau telah sangat berjasa bagiku." Setelah mengatakan hal itu, Ajul pun segera memberikan ember tersebut kepada Maji yang langsung memekik girang.

Benar-benar sisi lain dari kepribadian tegas dan mengerikan dari pria itu.

"Astaga! Lucu sekali ... membuatku menjadi tidak rela untuk melepasnya di kolam ini," ucapnya sebelum meninggalkan Ajul, yang mana membuat pemuda itu mau tak mau harus mengikuti langkahnya.

AZAZEL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang