Dirinya tidak tahu di mana ia sekarang berada, yang jelas saat ini ia berada di sebuah ruangan yang sangat luas dengan pencahayaan yang temaram.
"Sekarang kekuatanmu semakin melemah, Azazel. Aku tahu kau pasti juga menyadari hal itu setelah pertarungan beberapa hari yang lalu."
Dirinya menoleh, terlihat seorang wanita berambut hitam panjang dan bermata merah tengah berdiri dengan anggunnya tepat di belakangnya.
"Perasaan itu yang membuatmu melemah, Azazel. Ingatlah, kau masih memiliki tujuan dan misi yang lebih besar dibandingkan hanya untuk memiliki seorang kekasih."
Ajul pun menunduk, dirinya menyetujui perkataan wanita itu. Dirinya tiba di tempat ini memang disebabkan oleh tujuan lain, sebuah tujuan yang besar. Mencari cinta sama sekali bukanlah tujuan dirinya datang ke Ragnarok ataupun dunia itu.
"Amarah, keraguan, cinta ... itu semua hanya akan menghambat semua langkahmu. Kau harus kumpulkan kembali tekadmu dan menyingkirkan semua hal itu untuk bisa mencapai tujuan dan misi utamamu."
"Aku ... akan mencobanya sebisaku." Dirinya kemudian menegapkan kepalanya dan menatap kedua mata wanita itu. "Apakah aku bisa bertanya sesuatu kepadamu?"
"Silahkan saja."
Ajul menghela napas. "Siapa sebenarnya iblis yang berada di dalam tubuhku ini? Apa sebenarnya tujuannya?"
Wanita itu bersidekap dada dan menatap pemuda itu tanpa ekspresi apapun. "Untuk pertanyaanmu itu, kau bisa tanyakan langsung kepadanya, Azazel."
Setelah wanita itu selesai berbicara, dirinya kemudian berpindah secara tiba-tiba ke sebuah ruangan yang di dominasi oleh warna merah.
Tiba-tiba ia mendengar suara kekehan dari sosok yang berada tepat di belakangnya. "Halo, Azazel. Sudah lama kita tidak berjumpa."
Dirinya pun menoleh, tampaklah sebuah iblis berwarna hitam setinggi tiga meter yang tengah menyeringai ke arahnya. Ajul pun mendongakkan kepalanya agar bisa menatap langsung wajah iblis tersebut. "Kau! Sebenarnya siapa engkau? Kenapa kau ada di tubuhku?"
Iblis itu pun tertawa mendengar pertanyaan Ajul yang terdengar naif. "Siapa aku? Aku adalah pemilik asli tubuhmu, Azazel. Aku juga yang merawatmu selama ini."
Ajul pun bersidekap dada dan menatap iblis tersebut tidak percaya. "Omong kosong! Aku selama ini dirawat oleh kakak angkatku, bukan oleh iblis sepertimu."
"Azazel-azazel, kau ini naif sekali ...." Iblis itu kembali tertawa. "Seharusnya aku sudah tewas bertahun-tahun yang lalu akibat ulah manusia-manusia sialan itu, namun aku berhasil selamat."
"Apa maksudmu?"
"Ini semua ulah Behemoth, dialah yang bertanggungjawab atas semua ini." Iblis itu kemudian tersenyum miring dan menatap pemuda itu. "Sayangnya, ini sudah saatnya kau untuk kembali. Sampai jumpa, Azazel."
Tepat setelah kalimat tersebut diucapkan, dirinya langsung membuka kelopak matanya. Napasnya memburu seakan baru saja mendapatkan mimpi buruk, tidak lupa dengan tubuhnya yang terasa sangat lelah.
Dirinya menatap ke sekeliling, ia berada di atas kasurnya yang empuk dan kamarnya yang nyaman. Belum sempat ia menyadari apa yang telah terjadi, dirinya mendengar suara ketukan dari pintu utama rumahnya.
Mengabaikan kepalanya yang masih sedikit berdenyut, dirinya memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang dan menghampiri tamunya itu.
"Sepertinya ... aku mengganggu waktumu, Jul. Maaf karena hal itu," ujar pria berambut cokelat yang berdiri di depan pintu rumahnya, namun Ajul menggeleng.
"Tidak juga. Omong-omong, kau ke mana saja beberapa hari ini?" tanya Ajul penasaran sebab Gempita seringkali tidak berada di Ragnarok, terkadang dirinya juga pergi bersama Maji.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZAZEL [Completed]
Fiksi Penggemar[Revised] Main cast : Ajul / Azazel (Aspect30) Brutal Legends Universe! Phase 2! BxB, Fluff, no lemon, hareem. Terjebak di sebuah dunia yang penuh dengan legenda, kutukan, dan pengkhianatan sama sekali tidak menyurutkan langkahnya, bahkan jika ia ha...