Pagi ini di meja makan keluarga Harlan sedang melaksanakan sarapan bersama, "pah, kemaren adek dapet nilai seratus loh." Ucap salah satu dari mereka, sebut saja Christy
"emang cuman kamu doang toy. Aku juga pah dapet nilai seratus, keren bangetkan." Ucap Zee tak mau kalah, dia dan Christy adalah anak kembar namun tidak identik, Zee lebih dulu lahir dibanding Christy.
"Kalian ini, ya udah kalian berdua mau apa dari papah mamah?" Tanya cio selaku kepala keluarga disini
"aku juga dong pah, walaupun ga seratus tapikan 95 ikutnya gede loh." Ucap marsha, si bungsu keluarga Harlan.
"Makannya kamu belajar yang rajin kaya Kaka." Ledek Zee,
"jangan diledekin adeknya, 95 itu udah bagus kok sayang." Ucap Shani selaku ibu dari mereka
"ya udah, nanti papah kasih tiket liburan buat weekend ini ya. Ke Bali mau ga?" Tanya cio,
"mau banget pah." Seru Christy sangat antusias
"aku kemaren juara satu karate pah, mah." Ucap Lulu selaku anak sulung keluarga Harlan
"kamu ini ga usah iri sama adek adek kamu, mereka masih kecil masih butuh di motivasi." Ucap cio dengan enteng.
Mereka semua memandang Lulu, yang ditatap hanya senyum masam, ini yang tidak Lulu suka jika makan bersama dengan keluarganya dan lagi kenapa Lulu musti mau disuruh papahnya untuk makan bersama kalo gini? Biasanya juga mereka tidak mengizinkan Lulu makan bersama mereka, *nih orang tua punya niat apa si?* Batin Lulu.
"Pah, ayo berangkat takut kena macet." Pinta sibungsu
"Zee, Christy ayo kita berangkat adek kalian udah minta berangkat. Sayang aku anter anak anak dulu ya, kamu kalo ke butik hati hati." Ucap cio, mereka semua berdiri dan bergegas berangkat meninggalkan Lulu yang sedang menahan rasa sedihnya.
"kamu ga berangkat? Udah jam segini." Ucap Shani, Lulu hanya mengangguk
"aku berangkat." Lirih Lulu, dia berjalan gontai ke arah pintu utama.
*Tau gitu ngapain gue usaha mati matian buat menang.* Batin Lulu.
Memang Zee, Christy dan Marsha masih dia antar jemput oleh gracioataupun supir pribadinya. Gracio lebih sering mengantar dan yang menjemput mereka adalah supir, sedangkan Lulu? Dia dibiarkan berangkat sendiri dan terserah menggunakan kendaraan apa.
Pict: pinterest
Itu adalah kendaraan yang biasa cio gunakan untuk mengantarkan anak anaknya.
Pict: pinterest
Ini adalah kendaraan yang Lulu gunakan untuk pergi ke sekolah.
Skip
Kini Lulu telah sampai di area sekolah dan langsung memarkirkan motornya dengan tertib. Setelah dirasa sudah pas, Lulu langsung pergi ke toilet untuk mengganti seragamnya karna tidak mungkin menggunakan rok disaat menggunakan motor sport.
"Hidup gue gini banget ya, padahal kalo aja gue dianggep dirumah pasti gue bakal betah banget dirumah. Sebenernya gue salah apa ya ke mereka? Untung gue kuat banget, ga gampang hadapin kaya gini dari kecil." Gumam Lulu pada dirinya sendiri, Lulu sedang menatap intens dirinya di depan cermin toilet.
"Gue juga ga jelek jelek amat buat diakui sebagai anak deh." Gumamnya, Lulu akhirnya memilih untuk pergi ke kelasnya.
Gitu dulu aja deh🙂