Berita tentang kebenaran Lulu pun terungkap, itu membuat nama baik Lulu perlahan membaik. Chika dan yang lain sedikit merasa lega, nama baik sahabatnya kembali.
***********
Gracio pulang dengan perasaan malu, mengapa bisa anaknya melakukan hal tersebut. Saat keluarga Harlan sudah sampai di rumahnya, tanpa pikir panjang gracio langsung menampar Christy.
|| PLAK ||
Semua anggota keluarganya tak ada yang ikut campur, mereka hanya diam seakan memaklumi perbuatan sang kepala keluarga. Gracio benar benar dibuat kecewa oleh anaknya sendiri
"apa si???! Apa yang ada dipikiran kamu?!" Tanya cio dengan putus asa
"papah ga pernah ngajarin kamu buat jadi pembunuh Christy." Lirihnya, dia benar benar tak kuasa atas kekecewaannya pada dirinya sendiri.
Begitu gagalnya dia menjadi seorang ayah, dia sudah gagal menjadi ayah yang baik untuk Lulu dan sekarang dia gagal dalam mendidik Christy, dia gagal karna tidak tau apapun tentang anak anaknya.
"Mas..." Lirih Shani, Shani tak ingin suasana semakin kacau. Dengan Christy yang menangis, Zee hanya diam tanpa mengeluarkan sekatapun, Marsha yang bahkan sudah tak bisa berbuat apa apa hanya menatap kosong.
"Dosa aku terlalu besar Shan, apa ini karma untuk aku?" Tanya cio pada istrinya
"Udah ya, ini semua salah kita semua. Kita yang salah, kita ga bisa menepis kenyataan itu." Ucap Shani supaya suaminya bisa lebih tenang
"kamu...." Ucap cio sambil menunjuk Christy,
"selama 2 minggu kedepan, papah ga ijinin kamu keluar dari kamar. Semua fasilitas yang papah kasih akan papah sita termasuk hp kamu." Ucap cio dengan tegas, Christy tak berani membantah bahkan untuk sekedar menatap wajah ayahnya itu dia takut.
"Apa itu ga keterlaluan mas?" Tanya Shani dengan ragu, dia tau jika anaknya itu sudah keterlaluan tapi apakah mengurung anaknya didalam kamar adalah ide yang tepat?
"itu pantas untuk dia." Jawab cio yang langsung pergi begitu saja, Shani sekilas menatap anak anaknya.
"Kalian masuk kamar gih, bersih bersih terus langsung istirahat ya. Mamah ke papah dulu." Ucap Shani yang langsung menyusul suaminya.
Zee menatap sebentar ke arah adik kembarnya itu, tatapan yang sulit diartinya dia layangkan pada Christy, Christy yang juga menatap balik hanya mampu terdiam. Setelah cukup lama menatap Christy, Zee pun akhirnya pergi dari ruang tengah dan menyisakan Christy dan marsha.
"Dosa apa ka Lulu punya keluarga kaya kita." Ucap Marsha yang langsung pergi meninggalkan Christy sendirian
Christy hanya mampu menatap sendu adik bungsunya itu, semua skenario buruk sudah dia pikirkan dan bayangkan. Satu pertanyaan yang berhasil membuat Christy tak tenang, apakah dia siap dibenci keluarganya sendiri?
Skip
Sesuai dengan hukuman yang gracio berikan pada anak ketiganya itu. Christy tak pernah keluar kamar barang seincipun, dia menenggelamkan dirinya sendiri pada rasa sesal dan kekecewaannya pada keadaan terutama pada dirinya sendiri.
"Kalo Yori ga fitnah ka Lulu, pasti ka Lulu masih ada disini sama gue." Lirihnya, sorot matanya tak bisa berbohong jika dia menyimpan dendam pada orang yang sudah membuat situasinya menjadi kacau.
"Gue ga akan lepasin lo." Ucapnya, dia kembali menatap langit langit kamar yang tak manarik itu.
Sedangkan Zee dan Marsha mengikuti proses pembelajaran seperti biasa, tak banyak yang mereka lakukan berdua. Tak jarang setelah kejadian ini mereka mendapat ujaran kebencian.