mapuluh

1.1K 159 18
                                    

"Makam? Ke makam siapa?" Gumam Lulu, perasaannya mulai tak tenang. Banyak hal yang ia lewatkan hanya demi menyembuhkan dirinya dari luka fisik maupun batin, tapi apa saja yang sudah dia lewatkan?























*********

Chika dan Adel turun bersama dan langsung masuk kedalam pemakaman, Lulu yang tak ingin kehilangan jejaknya pun langsung ikut dengan sembunyi sembunyi.

Lulu dengan jelas melihat Chika yang sedang menangis disebuah batunisan. "Please Chik, gue ga bisa liat lo nangis. Gue belom bisa ada disamping lo Chik." Ucap Lulu, Lulu memilih untuk kembali ke mobilnya dan sedikit menjauh dari area pemakaman.

Sedangkan disana Chika sudah menangis membuat Adel bingung. Dia ingin menenangkan Chika, namun dia sadar jika itu bukan kapasitasnya.

"Mah, Chika kangen banget sama mamah." Lirih Chika

"Lulu balik lagi mah, Chika bingung." Lanjutnya, beberapa hari yang lalu Chika juga mengunjungi makam mamahnya, dan dengan keluhan yang sama yaitu tentang Lulu.

"Aku butuh mamah." Ucap Chika sambil mengelus batunisan milik mamahnya.

"Chik, ayo pulang. Udah mendung nih, takut ujan deres." Ucap Adel, sebenernya dia tak enak hati tapi keadaan sudah tidak memungkinkan.

"Mah, Chika pulang dulu ya. Dateng ke mimpi aku ya mah. Dadah mamah." Ucap Chika

"Tante, Adel anter Chika pulang ya." Ucap Adel, Chika hanya tersenyum.

Sepeninggalan Chika dan Adel, seseorang datang mendekat. Dia penasaran dengan makam yang Chika dan Adel kunjungi, saat melihat nama dibatunisan tersebut lidahnya menjadi kelu dan tak ada suara yang keluar, hanya air mata yang tanpa permisi keluar begitu saja.

"Ga mungkin ini mamah Aya kan?" Lirihnya, dia bersimpuh dan langsung menangis. Dia tak tau apapun tentang orang yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.

"Mamah.." lirihnya

"Maafin Lulu mah, Lulu bener bener ga tau mah." Ucapnya sendu

"Kenapa semua orang ga pernah ngasih tau ini semua mah? Kenapa mereka semua nutupin ini semua dari Lulu mah?" Tanya Lulu pada angin yang berhembus

Dugaan Adel benar, hujan deras melanda begitu saja. Namun tak dihiraukan oleh Lulu yang sedang menangis di makam mamahnya chika.

"Maaf mah, maafin Lulu karna ga bisa nepatin janji Lulu ke mamah." Lirih Lulu

"Maaf mah, Lulu terlalu maksa Chika buat kasih Lulu kesempatan.. Maafin Lulu mah." Ucapnya sambil berusaha mengusap air matanya yang dimana itu adalah hal yang percuma, bahkan sekarang tubuhnya sudah sangat basah.

Hawa dingin tak dihiraukan oleh Lulu, dia hanya ingin menumpahkan semuanya pada orang yang sudah dia anggap sebagai ibunya, "Maaf udah bikin Chika sedih mah, maaf karna ga bisa ada disamping Chika saat Chika butuh tempat untuk bersandar mah." Ucap Lulu

Entah sudah berapa lama Lulu memeluk batunisan Aya, dan hari juga semakin gelap. Siapa sangka Lulu yang lelah menangis malah tertidur sambil memeluk batunisan Aya.

.

.

.

Skip
.

.

.

Sedangkan disebuah rumah mewah ada keluarga baru yang sedang menikmati makan malamnya, meja makan dipenuhi oleh canda dan tawa.

"Sayang, itu bunyi hp kamu bukan si?" Tanya Olla pada Jessi, Jessi yang sedang fokus makan pun langsung menghentikan kunyahannya

"Siapa yang telfon malem malem gini ya?" Tanya Jessi, Olla hanya menghendikkan bahu pertanda dia juga tidak tau

AKU PANTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang