"Katanya ada yang mau di obrolin. Cepet, saya ga punya banyak waktu." Ucap orang yang ada didepan arsha.
*******
"Ga mau diabisin dulu tuh makanan?" Tanya arsha dengan santai, pertanyaan arsha hanya dijawab dengan gelengan
"Ya udah bentar." Ucap arsha, arsha kembali melahap makananya
"Buruan, saya ga punya banyak waktu." Ucap orang itu
"Okey okey..."
"Kalo kamu udah ga cinta sama dia, tegasin ke dia. Kamu ga perlu nyakitin dia sampe sedalem ini." Ucap arsha dengan serius
"Apaan si? Maksud lo apa?!" Tanya orang itu dengan bingung.
*random banget.* batinnya
"Lulu...." Ucap arsha, orang itu langsung menatap tajam ke arah arsha. Orang didepan arsha paham betul siapa arsha untuk lulu.
"Kalo kamu udah ga cinta sama lulu, tegasin ke dia kalo kamu udah ga cinta sama dia. Dan aku akan membawa dia pergi jauh dari kamu, supaya kamu ga perlu repot repot nyakitin hati dia." Ucap arsha
"Dia sudah menderita sejak dulu, jangan buat dia lebih menderita lagi. Saya lepasin dia karna dia mencintai kamu, tapi saya ga bisa diem gitu aja liat dia semakin menderita karna perlakuan kamu." Lanjut arsha dengan datar, dia benar benar akan melakukan itu jika orang didepannya ini terus bertindak bodoh.
"Saya kira kamu orang yang tepat untuk menjaga lulu, tapi ternyata kamu terlalu naif." Ucap arsha dengan tenang
"Gue gada waktu buat ngobrol sama lo."
"Kalian sama sama melakukan kesalahan, tapi kenapa hanya lulu yang kamu salahkan? Kenapa hanya dia yang kembali berjuang untuk kalian? Andai saya tau jika akan berakhir seperti ini, saya tidak akan pernah merelakan lulu untuk mengejar kamu." Ucap arsha menahan emosi, dia tidak habis fikir dengan chika. Orang yang sekarang duduk bersama arsha adalah chika. Pertanyaan mengapa chika melakukan itu semua? Selalu terbesit dipikirannya.
"Jangan buat kamu menyesal untuk yang kedua kalinya chika, karna banyak orang yang mengharapkan posisi kamu saat ini dihati lulu. Termasuk saya." Lanjutnya
Melihat tak ada respon apapun dari chika membuat arsha jengah, setidaknya dia sudah menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan. Arsha berdiri dan langsung bersiap akan pergi..
"Gue cinta sama dia..." Ucap chika dengan cepat, arsha hanya menatap nya
"Gue cinta sama lulu, bahkan melebihi diri gue sendiri." Lirih chika, mendengar itu buru buru arsha kembali duduk. Diam diam arsha tersenyum.
Arsha masih ingin mendengar apa yang ingin chika katakan, jadi dia memilih menunggu
"Gue cinta sama lulu, tapi gue masih terjebak sama amarah gue sendiri. Jujur gue ga terima waktu dia ngenalin lo sebagai pacarnya, itu bikin gue terluka. Gue selalu nolak kehadiran dia karna gue marah sama diri gue sendiri, gue pengecut. Gue masih perlu waktu untuk keluar dari amarah gue sendiri." Jelas chika
"Lo harus selalu inget ini, lulu cinta sama lo. Dia ga pernah lupain lo sama sekali, diawal gue tau itu semua. Gue pengen egois nahan dia buat tetep sama gue, tapi gue cinta sama dia, itu artinya gue mau dia selalu bahagia walaupun pada akhirnya bukan sama gue bahagianya. Lo beruntung chika, lo beruntung bisa dicintai lulu begitu dalam, gue harap lo ga lupa sama ucapan gue." Ucap arsha
"Gue harus pergi, bentar lagi lulu pulang dari rumah sakit. Lo kesini juga mau liat keadaan dia kan? Kalo lo mau, lo bisa kesana. Gue bakal dukung lo." Ucap arsha yang langsung pergi meninggalkan chika yang kini sudah menangis. Iya, seorang chika menangis ditempat umum.