"5 menit lagi saya kesana." Ucap chika tanpa mengalihkan pandangannya, setelahnya Indira pamit untuk keluar.
Chika langsung merapikan penampilannya dan juga membereskan berkas yang berceceran.******
Entah sudah berapa pasien yang telah lulu tangani hari ini, itu sedikit membantu dirinya melupakan perasaan sesaknya untuk sesaat. "Lama lama gue bisa gila kalo begini terus." Lirihnya
"Ini gue ada visit lagi ga ya? Kok gue lupa." Tanya lulu pada dirinya sendiri, pada akhirnya dia membuka lagi jadwalnya yang sudah sangat padat itu.
Tak sengaja lulu melihat note yang ia buat supaya mengingat jika tanggal pernikahan adiknya itu akan diselenggarakan dalam waktu dekat, lulu tersenyum dengan tulus. "Akhirnya lo bisa nemuin kebahagian lo dek, gue bangga sama lo." Ucap lulu tanpa sadar, didahului menikah oleh adiknya tak menjadikan lulu insecure, dia masih bisa menunggu chika selama yang chika mau.
Setelah selesai dengan pikirannya sendiri, lulu memutuskan untuk makan siang di kantin rumah sakit, kali ini dia sendirian karna fiony dan mira tidak ada jadwal.
.
.
.
Skip
..
.
Sebulan sudah berlalu begitu cepat membuat Christy dan flora kini disibukan dengan kesiapannya akan pernikahan mereka. Tidak mudah untuk menyelenggarakan pernikahan semacam ini, itu sebabnya harus dipikiran secara matang.
"Toy, hari ini kamu jadi pergi ngurusin nikahan?" Tanya zee pada Christy, bukan tanpa alasan mengapa Christy bisa ada dirumahnya, bukan hanya Christy tapi juga dengan lulu. Itu semua atas permintaan sang ibu.
"Iya, udah janjian sama flora juga. Kenapa? Mau ikut?" Tanya Christy, zee langsung menggeleng
Marsha yang sudah bangun pun langsung ikut bergabung pada kakak kakaknya itu, "udah rapi aja ka?" Tanya Marsha merasa heran
"Aku ada janji buat urus sisa acara nikahan sha." Jawab Christy dengan tersenyum, Marsha hanya mengangguk ngangguk
"Yang lain belum pada bangun?" Tanya Marsha lagi,
"Udah kok, mamah sama papah lagi didapur buat nyiapin sarapan kalo ka lulu tadi sempet ke bawah tapi masuk kamar lagi." Jawab zee
Tiba tiba ada suara seseorang sedang berlari, setelah dilihat ternyata lulu yang terlihat tergesa-gesa menuruni anak tangga.
"Kenapa ka? Kok kaya buru buru gitu?" Tanya zee penasaran"Aku harus ke rumah sakit, tolong bilangin ke papah mamah ya. Aku berangkat dulu." Jawab lulu yang langsung pergi begitu saja.
Setelah beberapa saat, akhirnya lulu sampai dirumah sakit dan gak butuh waktu lama lulu sudah ada didepan ruangan seseorang. Nafasnya memburu, dia melihat orang tua pasien sedang menangis, itu terasa sangat sesak untuk lulu.
Lulu pun membuka pintu dan langsung masuk tanpa sepertujuan siapapun. Dia melihat dokter keenan sedang berusaha menyelamatkan seseorang yang sedang terbaring di bangsal. Lulu hanya melihat tanpa berani menganggu konsentrasi dokter keenan.
Entah sudah berapa lama lulu berdiri menunggu penanganan pasien, "terimakasih atas kerja kerasnya." Ucap dokter keenan pada beberapa rekannya, dokter keenan langsung menghampiri lulu yang memang sejak awal sudah diketahui oleh dokter keenan.
"Nachia hebat, dia mau bertahan sekali lagi." Ucap dokter keenan membuyarkan bayangan bayangan buruk lulu
"Ayo pergi dari sini, biarin dia istirahat." Ucap dokter keenan, lulu hanya mengangguk