"Gue pulang." Lirih Lulu dengan menangis, orang tersebut adalah Lulu Azkiya, anak sulung keluarga Harlan.
**********
Acara kembali berjalan, kini Lulu sedang duduk bersama Sisca dan Fino serta gendis adiknya itu. Dia ingin menghabiskan waktunya untuk bersama keluarga Fino.
"Aku ga nyangka suara gendis bisa bagus kaya ibu." Ucap Lulu dengan antusias, dia benar benar kagum dengan adiknya itu. Masih kecil tapi suaranya sudah sangat merdu.
"ibu lebih ga nyangka kamu beneran pulang sayang." Ucap Sisca, Lulu hanya tersenyum menanggapi omongan Sisca. Lulu juga tak menyangka dirinya memilih untuk kembali pada kampung halamannya. Semua itu tak luput dari dukungan Arsha, Arsha lah yang sangat mendukung keputusan Lulu pada saat itu. Arsha ingin pacarnya itu berdamai dengan masa lalunya, dia ingin Lulu sadar bagaimanapun juga keluarga lebih penting dari apapun.
"Sayang, semuanya sudah berubah. Jangan pergi lagi ya, ayah ga mau kamu pergi dari kita. Dan terima kasih karna kamu mau bertahan sampai sejauh ini, terimakasih banyak ya sayang." Ucap Fino, Lulu hanya mengangguk.
"Ayah tenang aja ya, aku udah disini. Aku udah sembuh yah, jadi ayah jangan khawatir lagi ya." Ucap Lulu sambil memegang tangan Fino, dia sangat rindu dengan ayahnya itu. Lulu sangat rindu dengan keluarganya itu.
Tiba tiba ada panggilan masuk dan itu cukup membuat Lulu mendesah pelan, belum ada 2 hari Lulu berada di rumah sakit pusat dia sudah mempunyai banyak pasien. Seperti biasanya Lulu akan dibantu oleh Arsha supaya lebih mudah mengurus kepindahannya.
"Aku angkat telfon dulu ya." Ucap Lulu, Sisca dan Fino mengangguk.
"Iya hallo.." Lulu
"Hallo dok, mohon maaf menganggu waktunya. Ada pasien emergency." Suster
"Saya segera kesana, tunggu sebentar ya." Lulu
Dia langsung mematikan sambungan dan kembali pada Sisca dan Fino, "ibu, ayah, aku ke rumah sakit dulu ya. Ada pasien yang butuh aku." Ucap Lulu sedikit tergesa
"loh, kamu jadi dokter nak? Jessi juga jadi dokter." Ucap Fino,
"hehehe Lulu lupa ngasih tau yah, Jessi juga jadi dokter yah? Wahhh hebat banget dia. Aduh, tapi ini Lulu harus buru buru. Dedek Kakak pergi dulu ya." Ucap Lulu
"hati hati ka, nanti main lagi ya." Ucap gendis, Lulu hanya tersenyum, sebenernya Lulu masih mau bermain dengan adiknya itu.
Lulu segera pergi dari acara tersebut namun belum sempat dia mendekati pintu keluar sudah banyak pertanyaan dari teman temannya.
"Gue buru buru, duluan ya." Ucap Lulu tak sabaran, setelah Lulu benar benar pergi seseorang yang sejak tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Lulu pun menghela nafas dengan kasar.
"Cinta lo udah balik chik." Ucap Ara, Chika bingung dengan perkataan Ara
"ga usah bingung gitu kali Chik, cinta yang selama ini lo tunggu udah balik. Lo masih punya kesempatan buat memperbaiki sesuai keinginan lo." Ucap Ara
"Ra.." lirih Chika tak enak hati
"tapi Chik, sebelum hubungan ini bener bener berakhir. Bisa ga seminggu ini kita abisin bareng bareng, sebelum lo bener bener pergi dari gue." Pinta Ara, Chika kembali dilanda gundah. Dia tak enak hanya untuk sekedar menolak permintaan Ara, karna sejak awal sudah Chika tegaskan jika hubungan ini bisa berakhir sewaktu waktu.
"Gu..gue.." jujur Chika bingung
"please Chik, untuk yang terakhir." Mohon Ara
"okey, seminggu ya Ra. Setelah itu kita putus baik baik." Ucap Chika, Ara tersenyum lega.