Lulu tak suka dengan situasi seperti ini, ini akan menyulitkan Lulu, situasi seperti ini pasti akan menempatkan Lulu diposisi serba salah.
********
Oniel yang sudah tak sabar agar semuanya berakhir sesuai dengan apa yang dia harapkan. "gue tau betul, cinta lo cuman buat Chika." Ucap oniel
"ini belom terlambat lu, sorry ka Arsha kita harus ngomong gini di depan kakak. Karna Lulu sendiri sebenarnya pengen Chika, tapi dia bingung karna lo orang baik ka." Ucap flora dengan gamblang, sontak itu membuat Lulu marah. Mengapa sahabatnya itu bisa bicara sedemikian rupa? Lulu menatap tak percaya pada sahabatnya itu.
"Flo, cukup. Jangan keterlaluan." Tegur Lulu, dia sedang mengontrol emosinya.
"lo yang keterlaluan lu." Ucap flora dengan nada cukup keras, itu membuat Lulu sangat terkejut. Flora langsung berdiri dan menatap tajam ke arah Lulu.
"Harusnya dari awal gue suruh Chika buat lupain lo juga, ini ga adil buat Chika yang selalu nunggu lo balik." Ucap flora dengan tegas.
"Jaga ucapan lo ya Flo, tau apa lo tentang hidup gue? Lo bahkan ga tau gimana perjuangan gue untuk bertahan hidup Flo. Dan lo tau apa yang buat gue mau bertahan sampe sejauh ini? Chika Flo, jangan bikin semuanya terlihat seperti sampah Flo. Gue cape." Ucap lulu yang sudah tak kuasa menahan emosinya. Dia menatap semua sahabatnya itu, dia benar benar lelah, dia tidak mau seperti ini.
Haruskah dia selalu disalahkan? Dia juga punya perasaan, dia juga tak mau semuanya semakin rumit, ini diluar kuasanya, ini semua sudah diatur oleh sang pencipta. Lalu haruskah Lulu dengan egois meninggalkan Arsha begitu saja setelah semua yang Arsha berikan? Apakah dia sanggup berbuat jahat pada Arsha? Tapi apakah dia sanggup kehilangan Chika untuk kedua kalinya.
Setelah mendengar penuturan dari Lulu, flora langsung pergi begitu saja, "kita pergi dulu ya, sorry bikin ribut ribut. Flora lagi pms kayanya. Lu, apapun keputusan lo gue bakal dukung lo. Kebahagiaan lo itu lebih penting lu. Gue pergi dulu ya." Ucap oniel, dia bingung pada siapa dia berpihak.
Lulu dan flora punya maksud tertentu, niat flora sangat baik untuk Lulu, namun tak bisa dipungkiri jika perkata Lulu ada benarnya. Mereka semua tak tau perjuangan Lulu dan dokter fiony disana, mereka hanya berharap Lulu kembali berkumpul dengan mereka.
"tapi lu, gue setuju sama flora. Lo harus jujur sama diri lo sendiri." Timpal Olla, Olla mau Lulu lebih jujur pada dirinya sendiri. Dia sudah muak melihat temannya itu seakan menjalani hidup dengan kepura puraan.
Pada akhirnya mereka semua pergi meninggalkan Lulu dan Arsha. "Sayang..." Panggil Arsha, Lulu hanya mampu menatap tanpa mau menjawab.
"dari awal aku deketin kamu, dan memilih jatuh cinta sama kamu, aku udah siap buat patah hati. Dan tepat saat kamu nerima aku sampe sekarang aku bener bener bahagia bahkan aku masih ga percaya kalo kita udah pacaran. Tapi dilain sisi aku merasa selama kita pacaran aku ga merasakan kalo kamu cinta aku juga, rasa sayang kamu ke aku sebagai kakak kan?" Tanya Arsha, dia mengumpulkan semua kekuatannya untuk bicara demikian.
Lulu hanya diam saja tanpa mau menjawab, pikirannya rumit. Dia tak mau menyakiti pria tampan dihadapannya ini, Lulu memilih untuk menundukkan kepalanya, dia takut dengan apa yang akan terjadi pada hubungan mereka.
"Sayang, coba buat lebih jujur lagi sama hati kamu. Aku gapapa kalo pada akhirnya bukan aku orangnya, jangan ngerasa ga enak ya sama aku." Ucap Arsha sambil menggenggam tangan lulu
Lulu hanya bisa mengangguk lemah, dia sudah sangat lelah. Dia tak ingin semuanya semakin rumit, lebih baik sekarang jujur pada diri sendiri atau tidak sama sekali.