*aku bahagia bersama mereka.* Batin Lulu.
*******
Akhirnya mereka semua sudah pulang, Lulu sudah kembali kerumahnya. "Kamu itu tau aturan engga si!!!! Kluyuran terus kerjaannya. Sekalinya ga berguna ya begini." Bentak cio, Lulu benar benar terkejut lantaran baru saja dia menginjakan kaki di lantai rumahnya itu saja dia masuk lewat pintu samping.
"Cuman bisa bikin malu aja." Ucap cio
"a..aku tadi sama Jessi abis jemput ibu sama ayah." Ucap Lulu
"sadar kamu, kamu bukan anak mereka. Stop panggil mereka dengan sebutan itu, didengar orang lain ga enak. Jangan bikin malu keluarga saya!!!" Bentak cio
"tapi cuman mereka keluarga aku!." Teriak Lulu, dia langsung berlari menuju kamarnya.
Jujur saja dia lega dan takut saat ini, baru saja Lulu duduk ditepi ranjang, darah keluar dari hidungnya. "Anjing pusing banget ini." Keluh Lulu, pandangannya sudah tidak jelas, mendadak perutnya kembali sakit.
"Ini waktunya gue pergi ya?" Lirih Lulu yang sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya, dia berusaha membersihkan darahnya dan meminum obat. Mungkin tidur akan mengurangi rasa sakit ini.
Malam harinya, dia merasakan jika perutnya menjadi semakin sakit. "Sakit banget ini." Lirih Lulu, ingin sekali dia meminta tolong pada penghuni rumah ini namun pasti akan diabaikan.
"Ngapain acara panas juga si ni badan, obat demam ada ga ya?" Lirihnya, dia harus meminta tolong pada siapa?
Lulu menatap nanar pada layar hp nya, dia benar benar tidak bohong jika dia sudah tidak sanggup. Dia harus apa? Akhirnya dia pasrah pada fiony, dia percaya pada fiony. Karna sudah dari lama mereka saling mengenal dan yang menangani Lulu adalah fiony.
Fiony yang tau pasien yang sudah dianggap sebagai adiknya itu sedang tidak baik baik saja langsung bergegas ke rumah adiknya itu. "Tolong bertahan lu." Gumamnya, bertahun tahun dia menangani Lulu dan itu sukses membuat dia menyayangi sosok lulu.
Fiony sudah tidak lagi memakai jas putihnya, dia hanya memakai baju biasa.
Sesampainya di depan rumah Lulu, fiony memberanikan dirinya untuk masuk, karna ini kali pertamanya dia berkunjung dan dengan segala kejadian yang Lulu alami membuat dia sedikit takut dengan sosok ayah dari Lulu itu