"Kata kata papah bener bener jahat banget waktu itu, papah bilang harusnya papah bunuh ka Lulu dari dulukan? Terus kenapa sekarang papah jadi merasa yang paling kehilangan disini pah? Kita semua salah, berhenti lampiasin semua ke ka Christy pah. Aku, ka Zee sama ka Christy udah dari lama mikir kenapa bisa kita harus memperlakukan ka Lulu dengan buruk? Sampai dimana aku sadar, bener apa kata ka Lulu kalo keluarga dia sangat berambisi buat hidup ka Lulu menderita. Tolong pertimbangan perkataan aku sama ka Zee, jangan sampe papah kehilangan aku dan ka Zee juga pah." Ucap Marsha dengan berkaca kaca, dia memilih untuk meninggalkan kedua orangtuanya itu.
*********
Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka berdua, Shani hanya menatap kecewa pada sang suami. "Ini yang aku takutin mas, kita udah kehilangan Lulu dari awal. Kita memang tinggal satu atap sama dia, tapi hati dan jiwa Lulu ga pernah ada bersama kita mas. Aku ga mau kembali ngerasain itu." Lirih Shani, hukuman yang diterima oleh keluarga begitu berat bagi shani.
"Tetep aja dia salah mah, Christy sengaja dorong temennya dari atas gedung." Ucap gracio dengan serius
"Aku tau mas, tapi mau sampen kapan kamu nyalahin dia? Hukuman yang kamu kasih belum cukup? Mas, Christy juga udah jelasin akar permasalahannya kan, kita sebagai orang tua juga harus bijak. Cukup ya mas, sampe disini aja kamu nyalahin Christy. Jangan sampe kamu mendorong Christy lebih jauh lagi dari ini." Ucap shani sambil memegang tangan gracio berharap suaminya itu mau mendengarkan ucapannya.
"Dia tetep salah shani, jadi berhenti belain dia." Ucap gracio dengan tegas.
Shani menghela nafas panjang, dia lelah jika harus berdebat dengan suaminya yang sangat angkuh dan egois ini. Shani memilih meninggalkan suaminya itu.
Skip
Hari ini adalah kesempatan emas bagi Christy, mengapa tidak? Sekarang dia bertemu dengan orang yang ikut menyumbang kekacauan dalam keluarganya di minimarket yang lumayan jauh dari kediaman keluarga Harlan, Christy berniat sedikit mencari ketenangan tapi justru mendapatkan targetnya selama ini.
"Yang lari dari masalah, pengecut lo." Ucap Christy tepat didepan seseorang, orang itu terkejut lantaran melihat Christy ada didepannya, "kenapa? Kaget liat gue? Lo pikir dengan lo pindah sekolah terus urusan kita selesai? Jangan harap." Ucap Christy yang tak segan segan langsung menyeret orang tersebut ke tempat yang agak sepi,
"apa apaan si lo!!" Bentak orang itu
"lo harus bayar lunas karna lo udah ngefitnah kakak gue." Ucap Christy yang sudah emosi
"itu bukan salah gue, keluarga lo sendiri yang bikin ka Lulu sekarat." Ucapnya dengan enteng
"kalo lo ga ngefitnah dia, kejadiannya ga bakal kaya gini. Gue ga akan lepasin lo gitu aja yor." Ucap Christy sedikit frustasi
"terus mau lo apa? Bales dendam?" Tanya Yori dengan remeh
"ini karna lo ga terima kan dibully abis abisan sama semua orang, lo ga terima dapet penghakiman gitu aja dan lo ga terima keluarga lo nyalahin lo gitu aja kan. Christy Christy, orang kaya lo cuman bisa limpahin kesalahan lo sendiri ke orang. Lo ga lupakan yang ngedorong gue itu lo? Jadi gue anggap ka Lulu gantiin lo." Ucap Yori angkuh
"emang setan lo." Marah Christy, dia langsung memukul Yori begitu saja. Yori tak mau tinggal diam, mereka sudah tidak berkelahi seperti waktu di rooftop, ini sedikit lebih benar dalam berkelahi tidak hanya saling menjambak rambut dan saling mendorong satu sama lain.
Malam hari dengan pencahayaan yang minim membuat mereka sesuka hati dalam perkelahian ini.
"Sakit bego!!" Bentak Yori