BAB 29

135 15 3
                                    

Di bawah langit yang terang karena cahaya bintang dan kehangatan yang berasal dari api unggun yang mereka nyalakan. Mereka menghabiskan makan malam mereka dengan memanggang daging di halaman belakang. Dan tentu tak ketinggalan beberapa botol wine sudah siap untuk semakin menghangatkan tubuh mereka.

Pemandangan indah malam itu tidak hanya disuguhkan oleh alam dan semesta yang rasanya sedang berpihak padanya. Bagi Yoona ada satu lagi pemandangan indah yang baru kali ini dia dapatkan.

Dia sedang berdiri membelakanginya. Masih mengenakan kemeja putihnya membuat bahunya semakin terlihat lebar. Lengan kemejanya yang sudah tergulung setengah membuat otot tangannya semakin jelas terlihat. Dengan menggunakan apron berwarna hitam dan penjepit daging di tangannya, sejak tadi dia sangat sibuk membolak balikkan daging yang akan mereka makan malam itu.

"Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" Ucap Yoona saat Yoongi masih saja membelakanginya.

"Hmm" Jawaban singkat ini sangat menunjukkan fokusnya pada daging-daging yang sedang dia masak.

"Kau tahu.. Seolah semua perlakuan baik dan hal yang menurutku istimewa, yang sedang ku terima ini adalah hadiah sebelum kau memberiku kejutan yang sesungguhnya. Apa aku benar?"

"Tentu saja. Sebentar lagi Yuta akan menjemputmu. Ini hadiah perpisahan dariku." Jawab Yoongi sangat santai.

"Kau dan mulut pedasmu" Gumam Yoona sambil menuang wine untuk mereka.

"Kenapa? Bukankah sekarang kau meragukanku? Dia bersedia menjagamu dengan senang hati."

"Lalu kenapa kau tidak meninggalkanku disana? Aku yakin satu-satunya kesepakatan yang bisa kalian buat adalah dengan memberikanku padanya."

"Aku juga tidak menduga dia melepasmu begitu saja" Gumam Yoongi tidak jelas.

"Kau bilang apa?"

"Tidak ada. Sudahlah makan saja. Kenapa berisik sekali." 

Meskipun kalimat itu diucapkannya dengan nada yang lumayan tinggi dan wajah serius. Tapi Yoongi tetap meletakkan daging yang sudah dia panggang di piring Yoona dengan sangat hati-hati.

Untuk beberapa saat, hanya suara hembusan angin yang membuat ranting pohon saling bergesek dan gemericik air yang mengisi keheningan malam itu. Hingga kemudian ponsel Yoongi sengaja dia tinggalkan di atas meja bergetar karena sebuah panggilan masuk dari seseorang yang sejak tadi mereka bicarakan.

– YUTA –

Yoongi yang baru saja beranjak dari tempat duduknya hanya meliriknya. Tanpa menduga kalau beberapa detik kemudian Yoona meraih ponselnya untuk mengangkat telepon Yuta dan menyalakan mode speakernya.

Dia bahkan tidak berniat untuk bicara dengan Yuta dan justru memberi isyarat pada Yoongi untuk memulai pembicaraan mereka.

— Panggilan Telepon —

Yoongi :

Langsung saja ke intinya'
Aku tidak punya banyak waktu

Yuta :

Bagaimana kabarnya?
Apa dia sudah baik-baik saja?

Yoongi :

Tentu saja, dia sudah baik-baik saja
Dia bahkan sudah bisa menemuimu kapanpun

[ Dengan mengangkat alisnya dan memberikan tatapan serta senyuman sinis pada Yoona, Yoongi seolah sedang memberi tahu Yoona, inilah hasil dari perbuatannya yang dengan beraninya meraih ponsel Yoongi. ]

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang