BAB 42

128 18 3
                                    

Mendengar semua yang Yoona katakan dan bagaimana cara Yoona menatapnya dengan mata berkaca-kaca sebelum dia pergi meninggalkan kamarnya, sebuah rasa bersalah yang cukup besar menyeruak memenuhi hati dan pikiran Yoongi.

Bukan itu maksud ucapannya pada Yoona. Sebenarnya Yoongi hanya tidak ingin berhutang nyawa pada Yoona. Meskipun sebelumnya dia memang selalu ingin menyingkirkan Yoona dari hidup mereka, tapi nyatanya bahkan sebelum Yoongi tahu identitas asli Yoona sekalipun, dia tidak pernah benar-benar bisa melakukannya. 

Besarnya rasa bersalah Yoongi itu bahkan mampu menggerakkannya untuk segera menyusul Yoona yang sudah pergi entah kemana.

Yoongi pikir, Yoona akan kembali ke kamarnya dan mengunci diri di kamarnya. Tapi ternyata pintu kamarnya terbuka dan ruangan itu kosong, Yoongi tidak menemukannya. Tengah malam Yoongi mengelilingi setiap sudut rumahnya untuk mencari Yoona, sayangnya dia masih belum menemukannya.

Ada sedikit rasa takut yang muncul di hati Yoongi. Dengan semua yang baru saja Yoona katakan Yoongi khawatir Yoona memilih untuk mencoba mengakhiri hidupnya lagi.

Melihat Yoongi keluar dari bangunan utama beberapa pengawal termasuk David dan Jay pun menghampirinya dan menanyakan apa yang sedang Yoongi cari.

"Yoona, dia tidak ada di dalam rumah."

"Mungkin dia ada di taman belakang, aku akan mencarinya di sana." Jawab David.

"Aku akan pergi kesana, kau periksa CCTV dan beritahu aku kalau sudah menemukannya." Jawab yoongi.

Mereka pun segera berpencar dan mencari Yoona di halaman luar. Dan seperti yang David katakan, Yoongi mencari Yoona di taman rahasia yang ada di halaman belakang, tempat Yoona pertama kali tinggal. Setelah menuruni setengah tangga menuju taman di bawah, Yoongi sudah bisa melihat Yoona yang berdiri di dekat kolam.

"Apa yang kau lakukan tengah malam disini ha?!" Bentak Yoongi setelah dia sudah berada di dekat Yoona.

Yoona hanya menatapnya nanar tanpa menjawab satupun ucapan Yoongi. Sampai kemudian Yoongi menyadari kalau Yoona sedang menggenggam sesuatu di tangannya.

"Berhenti pura-pura peduli padaku" Ucap Yoona saat Yoongi berjalan mendekatinya.

"Atau apa?! Kau akan melakukannya?!" Jawab Yoongi sudah menggenggam erat pergelangan tangan Yoona dan menunjukkan apa yang sedang Yoona pegang.

Entah dari mana Yoona mendapatkan pisau kecil ini tapi melihat bagaimana Yoona berakhir dengan memegang benda seperti ini membuat Yoongi semakin marah padanya.

"Lepas atau kupatahkan tanganmu ini?!!" Ancam Yoongi pada Yoona.

"Apa kau memang selemah dan sebodoh ini?! Kau pikir semua yang kau katakan tadi akan benar-benar terjadi setelah kau mengakhirinya?!

Kalau cara berpikirmu masih seperti itu lalu semua kerja keras dan kebaikan yang sudah mereka lakukan untukmu itu apa tidak ada artinya di matamu?! Apa kau tidak merasa bersalah dengan itu?!

Kau tidak merasa bersalah dengan mereka yang dengan tulus membantumu mendapatkan yang kau mau?! Apa kau buta?!!"

Amarahnya benar-benar tidak bisa lagi dia tahan. Apalagi Yoona masih belum melepaskan pisaunya.

Yoongi menariknya dan mengurungnya dalam pelukannya yang sangat kuat untuk merebut pisau yang Yoona genggam dan membuangnya ke kolam. Tangan dan lengan Yoona memerah karena Yoongi mencengkramnya sangat kuat. Bahkan setelah Yoongi melepaskan pelukannya, Yoongi masih tetap menggenggam erat pergelangan tangan Yoona tanpa melepasnya sedetikpun.

Mereka saling beradu tatap untuk beberapa saat.

"Kenapa kau melakukannya dan apa urusannya denganmu jika terjadi sesuatu padaku..

Aku juga ingin menanyakan hal yang sama padamu." Ucap Yoona seketika.

Dan Yoongi pun tidak menjawabnya, dia justru melepaskan Yoona. Melihat reaksi Yoongi, Yoona mendengus kasar. Tapi saat dia berbalik untuk masuk kedalam pondok kecil tiba-tiba Yoongi memukulnya dan membuatnya tidak sadarkan diri lagi.

"Ini sudah tengah malam dan kau masih punya banyak tenaga untuk berdebat?! Asal kau tahu saja aku terpaksa melakukan ini." Gumam Yoongi sembari mengangkat tubuh Yoona untuk menggendongnya masuk ke rumah utama.

"Tuan, apa yang terjadi?!" Ucap Jay yang pertama kali melihat Yoongi keluar dari pintu masuk taman belakang sambil menggendong Yoona yang tidak sadarkan diri.

"Aku yang melakukannya, bukan masalah besar" Jawab Yoongi ringan dan berlalu begitu saja.

Yoongi membaringkan Yoona di kamar Yoona dan menyelimutinya. Dia bahkan mengambil handuk kecil yang sudah dia basahi untuk mengompres pergelangan tangan Yoona yang masih merah karenanya.

Dan dia, melakukannya dengan sangat lembut.

"Cukup lakukan semua yang ku minta seperti biasa, aku akan segera mengembalikanmu ke tempat yang seharusnya." Gumam Yoongi.

Malam itu, atau lebih tepatnya sepanjang malam itu, Yoongi tidak beranjak dari posisinya. Dia tertidur di kursi yang dia pindahkan di samping tempat tidur Yoona. Dia menjaganya, semalaman.

Satu-satunya orang yang mengetahui hal itu adalah Yoona sendiri. Saat Yoona terbangun, dia melihat Yoongi tertidur di kursinya. Tapi dia sengaja tidak membangunkannya. Setelah perdebatan besar mereka itu akan lebih baik jika mereka tidak saling bicara untuk sementara waktu.

Dan membangunkan Yoongi hanya akan membuat emosi Yoongi tiba-tiba meledak lagi.

----

Beberapa hari setelah Yoona benar-benar pulih, dunia modeling kembali ramai karena Yoona berhasil kembali setelah berita besar yang menyeret namanya itu. Bahkan kemunculannya di sebuah acara yang cukup besar membuatnya kembali menjadi sorotan.

Dia dijatuhkan saat dia berada di titik tertinggi yang pernah diraihnya dalam hidup. Tapi nyatanya kembalinya Lee Yoona kali ini justru membawanya ke titik yang lebih tinggi lagi.

Semakin banyak brand-brand besar yang melirik dan memperebutkannya. Sepertinya mereka akhirnya juga mencari tahu siapa sosok yang berada di belakang seorang Lee Yoona sehingga dia tidak bisa dijatuhkan semudah itu.

Tentu tidak peduli dengan bagaimana cara mereka menjaga itu. Yang mereka inginkan hanyalah kestabilan nama 'Lee Yoona' untuk membawa nama besar brand mereka.

Dan perlu ku katakan, mereka tidak salah soal itu. Kestabilan nama seorang Lee Yoona, benar-benar semakin tidak bisa digoyahkan apalagi diruntuhkan.

"Yoona, tuan Seon Ho ingin menemuimu dalam waktu dekat. Kau bisa kan? Jangan menolaknya" Ucap Hoseok saat menemui Yoona.

"Jadi itu perintah kan? Bukan pertanyaan" Jawab Yoona.

Sejak kejadian itu, hanya Hoseok dan Seokjin yang mewakili mereka untuk menemui tuan Seon Ho setelah masalah itu selesai. Karena atas semua yang mereka terutama Yoongi dan Yoona lakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Tuan Seon Ho lah yang menyapu bersih semua hal, hingga tidak ada satupun berita yang muncul soal rentetan kejadian itu.

Dan tuan Seon Ho adalah salah satu pengusaha yang tidak melepaskan kontrak Yoona meskipun namanya lah yang paling menjadi sorotan dari masalah yang terjadi kemarin.

Sehingga permintaannya untuk bertemu langsung dan berbicara berdua dengan Yoona bukanlah hal yang perlu mereka atau Hoseok curigai. Sudah sepantasnya Yoona ikut menyampaikan rasa terima kasihnya pada tuan Seon Ho juga.

Setibanya mereka di rumah Yoongi, David menunjukkan sebuah kotak hadiah berukuran besar yang sudah dia letakkan di atas tempat tidur Yoona.

Yang ada dalam benak Yoona saat dia hendak melihat kotak itu adalah 'pasti pakaian sponsor'. Sebuah kotak berwarna putih yang ternyata berisi gaun bermotif bunga yang sangat feminim, lengkap dengan heels cantik berwarna putih dan jepit rambut dengan hiasan bunga berukuran cukup besar. Dan pakaian ini tidak berasal dari brand-brand yang bekerja sama dengannya.

"Asisten pribadi tuan Seon Ho yang mengirimnya langsung." Ucap David saat menatap Yoona.

"Tidakkah menurutmu aku akan terlihat seperti anak kecil jika memakai pakaian seperti ini?" 

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang